Petani Sayur di Boyolali Menangis, Hasil Panen Wortel Tak Laku Dijual

Minta pemerintah fasilitasi para petani

Boyolali, IDN Times - Para petani sayur dan tengkulak di lereng Gunung Merapi dan Merbabu tepatnya dari Kecamatan Selo Boyolali mengeluhkan susahnya menjual hasil panen mereka.

Para petani meminta kepada pemerintah Kabupaten Boyolali untuk memfasilitasi para petani agar tidak selalu merugi.

Baca Juga: Imbas PPKM Harga Telur di Boyolali Turun, Peternak Mengaku Rugi Besar

1. Hasil panen wortel tak laku dijual di pasaran

Petani Sayur di Boyolali Menangis, Hasil Panen Wortel Tak Laku DijualIlustrasi wortel

Sebelumnya para petani sayur di Selo melakukan aksi turun ke jalan dengan menjual wortel di Kota Boyolali, para petani juga mendatangi Dinas Ketahanan Pangan mengeluhkan hasil panen sayur jenis wortel yang tidak laku di pasaran.

Selasa (1/3/2022) Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta dinas terkait lainnya melakukan pembicaraan dengan para petani di aula Kecamatan Selo.

Pertemuan antara perwakilan petani dan dinas terkait tersebut, guna mencari solusi adanya isu wortel dari luar daerah yang masuk ke pasar sayur Cepogo Boyolali.

2. Minta pemerintah fasilitasi para petani sayuran di Selo

Petani Sayur di Boyolali Menangis, Hasil Panen Wortel Tak Laku DijualSejumlah petani memanen dan memotong indigofera di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. BPJAMSOSTEK memberikan perlindungan jaminan sosial kepada pelaku usaha informal seperti petani sebagai pekerja bukan penerima upah (BPU), melalui program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) dengan iuran bulanan yang terjangkau mulai Rp16.800. (IDN Times/Dhana Kencana)

Salah seorang perwakilan petani asal Desa Samiran Selo Nardi mengaku, memiliki lahan pertanian seluas 2.200 meter dan kini ditanami tanaman jenis wortel.

Ia meminta kepada dinas terkait di Boyolali, untuk memfasilitasi para petani sayur untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga para petani sayur di lereng Merapi dan Merbabu di Selo tidak kewalahan saat menjual hasil panenanya.

“Kami mengusulkan kepada dinas terkait untuk memfasilitasi petani sayur di Selo ini. Fasilitas jangka pendek juga jangka panjang, atau jalur distribusi hasil panen. Karena disini sebenarnya tidak hanya petani wortel saja,”kata dia saat mediasi di aula kecamatan Selo.

3. Usul dibentuk koperasi pertanian di wilayah Selo

Petani Sayur di Boyolali Menangis, Hasil Panen Wortel Tak Laku DijualProduk pertanian Sayuran Organik Merbabu (SOM). (IDN Times/Dhana Kencana)

Nardi juga mengusulkan dibentuknya koperasi pertanian di wilayah Selo. Hal itu, menurutnya karena warga Selo mayoritas merupakan petani.

“Dengan adanya koperasi pertanian, nantinya para petani di Selo mendapat distribusi pupuk dan pinjaman lainnya. Mungkin ini juga sebagai solusi,”ujar dia.

Widodo seorang petani lainnya mengatakan, saat ini para petani di Selo sedang menanggis. Sebab saat ini merupakan waktu panen wortel, namun hasil panenannya tersebut tidak laku terjual.

“Petani di Selo sebenarnya menanggis, karena tidak bisa menjual hasil panenannya. Minta dinas terkait untuk memberikan jalan solusi terkait hal ini agar nasib petani ini dapat lebih baik,”kata dia dalam mediasi.

4. Petani sebut pemberian varietas bibit baru tak memecahkan masalah

Petani Sayur di Boyolali Menangis, Hasil Panen Wortel Tak Laku DijualIlustrasi aktivitas pertanian. (Dok. Kementan)

Widodo mengaku solusi dengan varietas bibit baru tidak memecahkan masalah. Pasalnya berdasarkan pengalaman varietas bibit baru tersebut ujung-ujungnya hanya membuat hancur petani sayur.

“Dulu sudah pernah diberi varietas bibit yang baru dari Dieng. Ya, awal awalnya di tanam bagus, tapi lama kelamaan malah jadi jelek. Ya, mungkin karena tidak cocok ditanam di ladang wilayah Selo,”kata dia.

5. Mutu produksi dan kualitas hasil panen harus diperbaiki

Petani Sayur di Boyolali Menangis, Hasil Panen Wortel Tak Laku Dijualalmanac.com

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto, mengatakan, di era perdagangan bebas seperti saat ini, yang perlu dilakukan saat harga komoditas wortel tengah anjlok yakni memperbaiki mutu maupun kualitas hasil panen.

“Sekarang ini yang jelas harus berani bersaing, karena sekarang ini perdagangan bebas. Jadi mutu produksi yang harus kita perhatikan,” katanya.

Menurutnya, saat menanam harus melihat daerah lain, sehingga hasil panen di Selo tidak berbenturan dengan wilayah lainnya.

“Karena semua menanam dengan jenis tanaman yang sama, harganya pasti akan turun lagi. Jadi memang harus jeli melihat yang lain dan bagi bagi informasi agar bisa mengatur strategi tanam,”ujar dia.

6. Sebanyak 130 hektare ladang wortel di Selo siap dipanen

Petani Sayur di Boyolali Menangis, Hasil Panen Wortel Tak Laku Dijualpixabay

Sementara ladang wortel di Kecamatan Selo yang siap dipanen yakni sekitar 130 hektare. “Kalau keseluruhan sekitar 400 an hektare ladang, sisanya sudah pada dipanen ”kata dia.

Ia menambahkan, pertemuan dengan para petani sayur di Selo ini pada intinya mencari solusi terbaik bagi mereka.

“Ya, mencarikan solusi terbaik bagi mereka. Sehingga petani di Selo ini tidak lagi mengeluhkan saat panen pertaniannya,”pungkasnya.

Baca Juga: Pertamina Gandeng Peternak Sapi di Boyolali Kembangkan Biogas

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya