Remaja Rentan Terpapar Radikalisme, Polisi Datangi Sekolah-sekolah

Intensifkan dialog dengan masyarakat

Laporan Rudal Afghani

Purbalingga, IDN Times - Usai aksi bom bunuh diri di Mapoltabes Medan, Rabu (13/11), masyarakat diimbau tetap tenang. Di samping itu, masyarakat juga diminta meningkatkan kewaspadaan.

Baca Juga: Pasca Bom Medan, Warga yang Masuk Kantor Polisi Akan Diseleksi

1. Kampanyekan pesan damai media sosial

Remaja Rentan Terpapar Radikalisme, Polisi Datangi Sekolah-sekolahPolres Purbalingga

Untuk memastikan pesan ini sampai ke masyarakat, Polres Purbalingga dan juga Banjarnegara gencar mengampanyekan imbauan itu melalui media sosial.

Melalui akun twitter dan instagram, Polres Purbalingga dan Banjarnegara mengunggah poster dengan pesan "Bersama kita lawan teror, Indonesia damai". Unggahan itu juga disertai tagar #KamiTidakTakut dan #BersatuLawanTeror.

"Mari bersama kita jaga situasi keamanan, ketertiban masyarakat di Jateng agar tetap kondusif, untuk Indonesia yang damai," tulis akun twitter @HumasResPBG.

2. Intensifkan dialog untuk tangkal radikalisme dan intoleransi

Remaja Rentan Terpapar Radikalisme, Polisi Datangi Sekolah-sekolahIDN Times/Rudal Afghani

Polres Purbalingga juga gencar menangkal radikalisme dan intoleransi melalui upaya dialog di sekolah-sekolah. "Remaja atau kalangan pelajar yang paling rentan terkontaminasi paham radikal dan intoleransi, sehingga perlu dibentengi sejak dini," kata Kepala Satbinmas Polres Purbalingga, AKP Siswanto.

Tak hanya itu, Polres Purbalingga melalui jajarannya di Polsek-Polsek aktif melakukan upaya dialogis untuk membendung radikalisme dan intoleransi. Polsek Bojongsari misalnya, melakukan dialog dengan pengelola pondok pesantren di Kecamatan Bojongsari. Satu di antaranya Ponpes Roudlatul Mujizat.

Kunjungan yang dipimpin Wakapolsek Bojongsari, Iptu Edi Surono ini secara khusus bertujuan mengajak pengasuh pondok dan para santri untuk ikut serta menjaga keamanan dan kutuhan NKRI.

Selain itu pondok pesantren juga diharapkan bisa menangkal paham radikal dan intoleran masuk ke generasi muda. "Radikalisme dan Intoleransi bisa menimbulkan perpecahan dalam masyarakat, karena itu mari jaga keutuhan negara yang berbhineka tunggal ika ini," ujar dia.

3. Masyarakat diimbau tenang dan tingkatkan kewaspadaan

Remaja Rentan Terpapar Radikalisme, Polisi Datangi Sekolah-sekolahIDN Times/Rudal Afghani

Sementara itu Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng, Kombes Iskandar Fitriana Sutisna meminta agar masyarakat tidak panik menyikapi teror yang diduga bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatra Utara.

"Tetap tenang namun tingkatakan kewaspadaan. Polisi akan mengusut tuntas pelaku dan jaringannya," kata dia.

Selain itu, Iskandar juga meminta agar masyarakat tidak menyebarkan gambar maupun video aksi teror di Mapolrestabes Medan. Unggahan foto maupun video dinilai bisa memicu rasa takut warga.
"Pelaku teror ingin menebar ketakutan, sehingga kami imbau untuk tidak menyebar foto atau video korban terorisme," ujar dia.

Ia juga meminta masyarakat bersinergi dengan aparat keamanan menjaga keamanan lingkungan masing-masing. Hal ini antara lain bisa dilakukan dengan mengaktifkan siskamling dan menerapkan aturan wajib lapor ke RT setempat bagi tamu yang hendak menginap.
"Jika ada yang mencurigakan, segera lapor ke Polisi terdekat atau menghubungi Babinkamtibmas atau Babinsa," kata dia.

Baca Juga: Pasca Bom Polrestabes Medan, Polresta Solo Perketat Penjagaan

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya