Kenaikan Cukai Rokok 2023 Ancam Kesejahteraan Buruh Perempuan Jateng
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Buruh rokok tradisional di Jawa Tengah menolak wacana kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok tahun 2023. Pasalnya, kenaikan tersebut dapat memengaruhi kesejahteraan mereka.
1. Pertumbuhan ekonomi menjadi pertimbangan cukai rokok naik
Untuk diketahui, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan tanda bahwa cukai rokok tahun 2023 akan naik lebih tinggi dari tahun 2022. Yakni di atas sebesar 12 persen.
Hal tersebut dilakukan dengan lantaran pertumbuhan ekonomi Tanah Air yang membaik.
Baca Juga: Kerugian Negara Karena Rokok Ilegal di Jateng Tembus Rp29,93 Miliar
2. Daya beli terdampak kenaikan cukai rokok
Salah satu buruh rokok sigaret kretek tangan (SKT), Agustina resah dengan rencana kenaikan cukai tersebut. Baginya, tingginya cukai rokok menyebabkan daya beli menurun sehingga berdampak terhadap kapasitas produksi pabrik yang berujung pada pengurangan jam kerja buruh.
Wanita 35 tahun yang bekerja di pabrik rokok kawasan Semarang Timur itu berharap, pemerintah bisa membatalkan niat untuk menaikkan cukai rokok pada 2023.
Editor’s picks
"Dampaknya ke buruh yang kerja di pabrik seperti saya ini. Kalau pengusaha kan, pabrik tutup masih bisa hidup. Kayak saya? Apakah dengan cukai naik saya masih bisa bekerja? Masih bisa menghidupi keluarga? Sekarang saja sudah tidak ada jam lembur. Kalau terus naik, bisa-bisa berkurang jam kerjanya dan buruhnya," katanya yang sudah menjadi pekerja rokok selama 20 tahun itu kepada IDN Times, Senin (20/9/2022).
3. Mayoritas buruh SKT adalah perempuan
Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan, Minuman (FSP RTMM) Jawa Tengah mencatat, di Jawa Tengah terdapat 24 pabrik rokok yang tersebar di 18 kabupaten/kota. Adapun, jumlah buruh yang bergabung dalam keanggotaan serikat pekerja berdasarkan verifikasi per Juni 2022 berjumlah 107.181 orang.
Sebanyak 80,01 persen dari jumlah mayoritas adalah perempuan yang menjadi buruh rokok SKT, seperti Agustina.
4. Buruh terancam PHK imbas kenaikan cukai
Ketua Pimpinan Daerah FSP RTMM Jawa Tengah, Edy Riyanto mengaku, pihaknya telah mengirimkan surat soal penolakan kenaikan cukai rokok kepada kepala daerah, baik bupati dan wali kota, juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ia mengharapkan, surat tersebut bisa diteruskan kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
"Apa yang buruh suarakan soal penolakan kenaikan cukai bisa didengar (Presiden Jokowi). Mau ke mana lagi kami minta perlindungan? Karena, dengan cukai yang tinggi berdampak terhadap kesejahteraan buruh bahkan mereka bisa terancam PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)," ujarnya.
Baca Juga: 2 Warga Solo Raya Edarkan Rokok Ilegal, Label Palsu, Tanpa Pita Cukai