Polemik Foto Jenazah COVID-19 Anji Vs Joshua, Pakar: Lugas dan Banal

Pesan penting bahwa virus corona harus ditangani serius

Semarang, IDN Times - Sebuah foto karya fotografer Joshua Irwandi untuk National Geographic edisi Agustus 2020 menjadi viral di media sosial pasca mendapat komentar dari musisi Anji.  Mantan vokalis Drive itu angkat suara soal foto jenazah kasus COVID-19 yang dibungkus plastik di sebuah rumah sakit di Indonesia. Sontak unggahan Anji lewat akun @duniamanji dibanjiri warganet.

1. Joshua mendapatkan grant peliputan COVID-19

Polemik Foto Jenazah COVID-19 Anji Vs Joshua, Pakar: Lugas dan BanalIDN Times/Dhana Kencana

Joshua Irwandi mengunggah foto penugasan yang ia dapat di laman Instagram pribadinya, @joshirwandi pada (16/7/2020). Ia berhasil mendapatkan grant dari National Geographic untuk peliputan mengenai pandemik virus corona (COVID-19).

Pada unggahannya, Joshua menuliskan komentar, "Untuk memotret para korban coronavirus di Indonesia adalah hal paling memilukan, paling menakutkan yang pernah saya lakukan dalam fotografi. Dalam pikiran saya pada saat itu saya hanya berpikir apa yang terjadi pada orang ini mungkin terjadi pada orang yang saya cintai, orang yang kita semua cintai."

"Saya telah menyaksikan secara langsung bagaimana para dokter dan perawat terus mempertaruhkan hidup mereka untuk menyelamatkan kita. Mereka adalah pahlawan sejati dari kisah ini, dan satu-satunya cara untuk menghargai pekerjaan mereka adalah mengikuti apa yang mereka sarankan kepada kita. Kami merasa sangat penting bahwa gambar ini harus dibuat. Untuk memahami dan terhubung ke dampak manusia dari virus yang merusak ini. Gambar ini diterbitkan di sini hari ini sebagai pengingat dan peringatan, akan bahaya yang terus membayangi. Untuk memberi tahu kami tentang korban manusia dari coronavirus dan bagaimana pemerintah dunia membiarkan masalah ini sampai sejauh ini. Ketika kita menuju gelombang kedua pandemi, orang harus menyadari bahwa mereka tidak bisa menganggap enteng masalah ini," tulisnya lagi.

Ketika berita ini dibuat, foto unggahan itu telah mengundang lebih dari 300 ribu like dan dikomentari sebanyak 6.446 netizen.

IDN Times telah berupaya berkomunikasi dengan Joshua, tapi belum terhubung.

2. Anji menilai foto Joshua penuh kejanggalan

Polemik Foto Jenazah COVID-19 Anji Vs Joshua, Pakar: Lugas dan BanalInstagram.com/duniamanji

Viral di media sosial, membuat Anji tergelitik untuk berkomentar. Ia pun menilai jika foto yang dicipta oleh Joshua Irwandi penuh dengan beberapa kejanggalan.

Anji menilai foto tersebut menyebar dan diposting pada waktu yang hampir bersamaan oleh beberapa akun dengan jumlah massa yang besar.

"Sebagai orang yang familiar dengan dunia digital, buat saya ini sangat tertata. Seperti ada KOL (Key Opinion Leader) lalu banyak akun berpengaruh menyebarkannya. Polanya mirip.
Anak agency atau influencer/buzzer pasti mengerti," unggahnya bersama tangkapan layar foto dari akun Joshua Irwandi.

Suami Wina Natalia itu juga mengaku heran diperbolehkannya fotografer masuk ke ruangan di rumah sakit dan mengambil gambar sementara menurutnya keluarga bersangkutan saja tidak boleh menemui jenazah kerabatnya.

"Dalam kasus kematian (yang katanya) korban COVID-19 keluarga saja tidak boleh menemui. Ini seorang Fotografer, malah boleh. Kalau kamu merasa ini tidak aneh, artinya mungkin saya yang aneh. Saya percaya COVID-19 itu ada. Tapi saya tidak percaya bahwa COVID-19 semengerikan (seperti foto Joshua) itu. Yang mengerikan adalah hancurnya hajat hidup masyarakat kecil," aku Anji, Sabtu (18/7/2020).

Unggahan Anji langsung viral dan banyak disorot netizen. Bahkan pada Minggu (19/7/2020) namanya trending di media sosial Twitter.

Baca Juga: 5 Komentar Anji soal Virus Corona yang Jadi Sorotan Netizen

3. Penanganan virus corona harus lebih serius

Polemik Foto Jenazah COVID-19 Anji Vs Joshua, Pakar: Lugas dan BanalPixabay.com/Free-Photos

Pakar Literasi Visual, Ahmad Deny Salman menyatakan setiap orang berhak untuk memaknai atau menafsirkan foto apapun termasuk karya Joshua Irwandi tersebut. Namun ia menekankan bahwa foto tersebut mempunyai makna mendalam dan penting lebih dari sekadar dilihat dari persoalan kejanggalan atau hal aneh.

Deny menyatakan selama ini visual yang beredar terkait pandemik virus corona (COVID-19) tak langsung pada pokok inti permasalahan. Joshua, baginya berhasil mengingatkan kepada publik dan pemerintah bahwa kematian itu dekat dan hadir cukup dekat saat ini, yang tak kini mulai tak tersentuh.

"Ini pertama kali publik disodori langsung dengan kematian lewat foto Joshua. Hal itu menunjukkan kematian bukan lagi soal angka, statistik, atau dongeng, tapi sebuah visual. Beberapa kali foto yang ada berkutat soal masker, ambulan, peti mati yang masih berlapis, Foto Joshua nyata, tak perlu eufimisme lagi bahwa COVID-19 berhubungan dengan kematian," paparnya saat dihubungi IDN Times melalui sambungan telepon.

Pria asal Semarang itu menilai foto dengan mayat korban virus corona yang terbujur kaku dan terbungkus plastik menjadi penanda jika penanganan COVID-19 perlu keseriusan.

"Foto Joshua lugas dan banal. Ini masalah yang serius soal virus corona. Bahwa menghadapi COVID-19 tidak bercanda dan cengengesan, bagi siapapun. Bukan menakut-nakuti, tapi ini nyata. Harusnya memang takut akan kematian," tandas Deny yang juga sebagai editor dan kurator independen.

4. Anggota keluarga diperbolehkan menjenguk

Polemik Foto Jenazah COVID-19 Anji Vs Joshua, Pakar: Lugas dan BanalIDN Times/Dhana Kencana

Ihwal pernyataan Anji yang mempertanyakan kehadiran fotografer di rumah sakit, bagi Deny hal tersebut merupakan persoalan yang berbeda. Deny meyakini apabila Joshua dalam melakukan peliputan telah mengantongi izin dari otoritas rumah sakit, termasuk menerapkan kode etik.

"Rumah sakit itu bukan ruang publik. Ada otoritas dan dia izin di sana. Soal identitas? berkaitan dengan keluarga? Tidak ada. Joshua atau National Geographic tak menampilkan pada caption berita secara detail. Mayat adalah anonim," jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga menyangkal apabila anggota keluarga tak diperbolehkan menjenguk korban COVID-19 sebagaimana disampaikan Anji. 

"Anggota keluarga itu boleh menjenguk. Yang tidak boleh kalau memakamkan atau mengambil (jenazah)nya. Karena perlu protokol dalam menangani hal itu. Terlebih ini COVID-19, perlu penanganan yang segera dan mayat tidak bisa dibawa mondar-mandir, ke ruangan ke sana-sini," pungkas Deny.

Baca Juga: PFI Kecam Anji soal Kejanggalan Foto Jenazah Virus Corona

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya