Sejak 2008, Gunung Slamet Sudah Tiga Kali Berstatus Waspada

Masyarakat diminta bersabar karena masih fluktuatif

Purwokerto, IDN Times - Gunung Slamet yang berada di antara Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, hingga saat ini masih berstatus waspada atau level II.

Meski demikian, dari catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sebagaimana dilansir kantor berita Antara, amplitudo tremor gunung tersebut mengalami penurunan.

1. Aktivitas masih terus fluktuatif

Sejak 2008, Gunung Slamet Sudah Tiga Kali Berstatus WaspadaDok. BPBD Purbalingga

Amplitudo tremor dari Gunung Slamet relatif lebih rendah pada beberapa hari terakhir. Meski mengalami penurunan, hal itu masih bersifat fluktuatif.

Oleh karena itu, status gunung dengan ketinggian 3428 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga saat ini masih waspada.

"Dalam beberapa hari terakhir, amplitudo tremor memang terlihat relatif rendah, dominan di angka 0,5 milimeter. Namun sebenarnya masih fluktuatif," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Sukedi, Senin (27/8).

Baca Juga: Ditutup, Ribuan Pendaki Batal Peringati HUT Ke-74 RI di Gunung Slamet

2. Amplitudo tremor naik turun

Sejak 2008, Gunung Slamet Sudah Tiga Kali Berstatus WaspadaANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Sebelumnya, imbuh Sukedi, Pos Pengamatan Gunung Api Slamet PVMBG di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang mencatat amplitudo tremor tertinggi Gunung Slamet pernah mencapai angka 5 milimeter. Kemudian fluktuatif hingga saat ini dominan di angka 0,5 milimeter.

"Beberapa hari lalu, sempat mencapai 5 milimeter dan sampai sekarang masih fluktuatif. Kadang 4 milimeter, kadang 3 milimeter, naik lagi 4 milimeter, turun menjadi 2 milimeter, dan sekarang dominan 0,5 milimeter," ujarnya.

3. Masyarakat diminta untuk bersabar

Sejak 2008, Gunung Slamet Sudah Tiga Kali Berstatus WaspadaInstagram.com/@yukikt

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama ini, kondisi tersebut merupakan karakter dari Gunung Slamet.

Masyarakat diimbau untuk bersabar.

"Sabar ada dua, sabar menanti apakah statusnya akan naik, ataukah sabar statusnya akan turun kembali menjadi normal," jelas Sukedi.

4. Sudah tiga kali berstatus waspada

Sejak 2008, Gunung Slamet Sudah Tiga Kali Berstatus WaspadaANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Sukedi mengakui peningkatan aktivitas Gunung Slamet kali ini hampir sama dengan peristiwa yang sama pada tahun 2008-2009. Kala itu, status waspada berlangsung cukup lama hingga akhirnya diturunkan menjadi aktif normal atau tidak sampai ditingkatkan menjadi siaga atau Level III.

Sementara pada 2014, status waspada Gunung Slamet berlangsung lebih cepat dan sempat dinaikkan menjadi siaga hingga akhirnya turun menjadi waspada dan selanjutnya kembali aktif normal.

"Dulu, tahun 2008-2009, status waspadanya cukup lama. Makanya kita dituntut untuk sabar, sabar menanti naik atau sabar menanti turun," papar Sukedi.

Untuk diketahui, PVMBG menaikkan status Gunung Slamet dari aktif normal menjadi waspada pada 9 Agustus 2019, pukul 09.00 WIB. Sejumlah jalur pendakian juga masih ditutup untuk kegiatan para pendaki gunung atau pecinta alam.

Baca Juga: Status Gunung Slamet Waspada, Masyarakat Diimbau Tetap Tenang

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya