Solusi Wali Kota Surakarta Soal Pencemaran di Sungai Bengawan Solo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surakarta, IDN Times - Kasus pencemaran air sungai Bengawan Solo belum terselesaikan. Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo mempunyai beberapa solusinya.
Baca Juga: Susah Olah Air dari Bengawan Solo, Ganjar Minta PDAM Blora Hutang Air
1. IPAL dibangun di anak sungai
Rudi mengusulkan adanya pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di setiap hilir anak sungai, guna mengatasi persoalan pencemaran di Sungai Bengawan Solo.
"Solusi ini merupakan cara tepat dan tercepat membuat Sungai Bengawan Solo tidak lagi tercemar," kata Rudi.
2. Pembuatan IPAL lebih efisien
Pembuatan IPAL model tersebut membuat air yang masuk ke Sungai Bengawan Solo sudah dalam keadaan terbebas dari polutan. Usulan itu, imbuh Rudy, telah disampaikan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan mendapat sambutan positif.
"Apalagi dari sisi waktu maupun biaya juga lebih efisien. Kalau membuat pipa-pipa dari pabrik atau tempat usaha, nanti limbahnya mau dibuang ke mana lagi. Solo ini sudah tidak ada tempat," terangnya.
Editor’s picks
3. Cukup membutuhkan 4 IPAL
Selanjutnya, dikatakan Rudy pada setiap hilir anak Sungai Bengawan Solo dibuatkan dam untuk menampung aliran air. Untuk air yang ada di dalam penampungan, menurutnya akan diolah terlebih dahulu sebelum kemudian dibuang ke Sungai Bengawan Solo.
"Jika rencana ini jadi direalisasikan hanya membutuhkan empat IPAL, yaitu di Kali Pepe, Kali Wingko, Kali Jenes, dan Kali Anyar," ungkapnya.
4. Pembiayaannya dengan sistem konsorsium
Dengan penanganan tersebut, nantinya tak hanya Kota Solo yang melakukan langkah ini namun Pemkot Surakarta juga akan melibatkan daerah lain. Salah satunya dengan Kabupaten Sukoharjo.
"Misalnya Sukoharjo membuat IPAL di Kali Samin biar limbah ciu tidak masuk Bengawan Solo," paparnya melansir Antara, Kamis (5/12).
Ihwal biaya pembuatan, Rudy menyatakan akan dibentuk konsorsium yang melibatkan pemerintah dan pengusaha. Ia menegaskan bahwa solusi tersebut harus segera dikeluarkan mengingat Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) telah menyampaikan bahwa air dari Bengawan Solo sudah tidak layak konsumsi.
Baca Juga: Perajin Etanol dan Tekstil di Bengawan Solo Kebingungan Olah Limbah