Syarat Terbaru Pendakian ke Gunung Slamet, Cek Biar Gak Zonk!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Purbalingga, IDN Times - Jalur pendakian ke Gunung Slamet telah dibuka seiring dengan penurunan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pendaki yang ingin ke gunung tersebut sudah bisa dilakukan melalui jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
1. Pendaki harus bawa surat sehat
Meskipun jalur pendakian telah dibuka, para pendaki tetap diwajibkan untuk menunjukkan sertifikat vaksin COVID-19. Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan, Saiful Amri menyatakan, selain bukti telah divaksinasi, pendaki juga wajib membawa surat keterangan sehat dari dokter.
Ia mengaku, sebenarnya ada persyaratan lain sesuai yang ditentukan oleh pemerintah, yakni surat keterangan tes antigen dengan hasil negatif. Meski demikian, pihaknya tidak mewajibkan pendaki membawa surat keterangan tes antigen.
"Mungkin karena biaya (tes antigen) agak mahal, surat sehat cukuplah, juga sertifikat vaksin sudah ada," katanya.
Baca Juga: 7 Gunung Favorit Para Pendaki di Jawa Tengah, Pemandangannya Eksotis
2. Jumlah pendaki masih sedikit
Jalur pendakian Gunung Slamet melalui Bambangan sudah dibuka kembali sejak 25 Oktober 2021. Jalur tersebut sebelumnya ditutup seiring dengan pelaksanaan PPKM dan masih tingginya kasus virus corona di Indonesia.
Editor’s picks
Meskipun sudah dibuka lagi, Saiful menyatakan grafik pendakian ke Gunung Slamet dalam beberapa minggu terakhir masih sepi dan mengalami penurunan.
"Biasanya bisa mencapai lebih dari 600 orang per minggu, sekarang paling 450-an orang. Mungkin karena faktor intensitas hujan yang meningkat, mungkin cuaca mempengaruhi penurunan jumlah pendaki," jelasnya.
3. Pendaki wajib mematuhi peraturan
Ihwal kondisi cuaca yang kerap turun hujan, dia mengingatkan kepada para pendaki untuk mempersiapkan fisik dan sejumlah peralatan yang sesuai dengan standar pendakian. Saiful yakin, pendaki akan tetap aman selama mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh Pos Pendakian Gunung Slamet.
"Contoh, ada larangan bagi pendaki agar tidak boleh berada di puncak Gunung Slamet lebih dari pukul 10.00 WIB. Kalau mematuhinya, Insyaallah aman," ungkapnya.
Salah satu contoh larangan tersebut dibuat karena hujan sering mengguyur puncak Gunung Slamet di atas pukul 10.00 WIB.
4. Persiapan sejak dini menjadi kunci
Salah satu pendaki, Arnold Halim (56) mengatakan sudah mempersiapkan diri semaksimal mungkin, terutama mengenai kondisi cuaca yang melanda Gunung Slamet.
"Sebagai pendaki gunung harus siap dengan segala kondisi," akunya dilansir Antara, Minggu (7/11/2021).
Baca Juga: Fakta-fakta dan Sejarah Letusan Gunung Merapi yang Harus Kalian Tahu