Warga di Jateng Diimbau Tidak Tidur saat Turun Hujan, Ini Alasannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mengimbau kepada warga, khususnya mereka yang bermukim di daerah rawan longsor, untuk meningkatkan kewaspadaan saat musim hujan.
Imbauan turut diberikan bagi warga yang berada di kawasan perbukitan dan lereng.
Baca Juga: Musim Hujan Tiba, 30 Daerah di Jateng Ini Rawan Longsor
1. Waspada bagi warga di perbukitan dan lereng
Warga yang bermukim di kawasan perbukitan dan lereng diminta agar tidak tidur, saat hujan turun dengan durasi lebih dari dua jam lamanya. Sebab kondisi tersebut berpotensi akan terjadinya bencana.
"Kalau hujan turun lebih dari dua jam, maka warga harus waspada, terutama warga di zona kuning dan merah rawan bencana longsor, jangan tidur. Warga di daerah perbukitan dan lereng pegunungan harus meningkatkan kewaspadaan terhadap tanda-tanda longsor," kata Kepala Dinas Energi Sumber Data dan Mineral (ESDM) Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko di Semarang dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Kamis (14/11).
2. Delapan wilayah yang rawan longsor
Sebagai informasi, Badan Metereologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan selama November 2019 akan terjadi relatif normal dan di bawah normal.
Editor’s picks
Sejumlah daerah di Jateng harus diminta untuk meningkatkan kewaspadaan akan bahaya bencana longsor. Daerah-daerah tersebut diantaranya Banjarnegara, Wonosobo, Purbalingga, wilayah selatan Pemalang dan Kabupaten Pekalongan, Purworejo terutama bagian utara, Banyumas dan Kebumen.
"Memasuki musim hujan tahun ini atau hingga pertengahan November, ada satu kejadian tebing yang longsor dan menimpa satu rumah di daerah Banjarnegara. Selain itu, tanah retak di salah satu desa di daerah Salaman, Kabupaten Magelang. Ini perlu diwaspadai," terang Sujarwanto.
3. Ada surat edaran kewaspadaan untuk mitigasi bencana
Secara reguler Dinas ESDM Jateng melakukan pemantauan dan pemeriksaan di 27 kabupaten/kota yang rawan gerakan tanah. Aspek-aspek yang diamati antara lain, adanya retakan, pohon dan tiang listrik miring, air sungai keruh dan mengandung kerikil, krakal dan bongkahan batu secara tiba-tiba, muncul rembesan air di tebing, serta bangunan retak bahkan miring.
Ihwal kewaspadaan terhadap bencana, Dinas ESDM Jateng telah memberikan surat edaran kewaspadaan kepada pemerintah daerah. Diharapkan, imbuh Sujarwanto, akan ada tindakan-tindakan mitigasi atau lebih lanjut.
4. Diimbau juga memelihara EWS
Antara lain meningkatkan kewaspadaan khususnya warga yang bermukim di daerah perbukitan dan lereng, membersihkan drainase sehingga air tidak tersumbat, memelihara Early Warning Sistem (EWS), serta menutup celah-celah tanah yang membuka atau retak.
"Pastikan saluran drainase berfungsi. Untuk itu gerakan membersihkan saluran-saluran air harus lebih digiatkan. Memelihara EWS atau sistem peringatan dini, jangan malah dicolong sehingga saat akan terjadi bencana dapat terdeteksi," tegasnya.
Baca Juga: Satu Tewas Dua Luka Berat Akibat Longsor di Banjarnegara