Ada Virus PMK, Warga Semarang Tetap Berburu Jeroan Kepala Sapi

Warga doyan makan otak sapi

Semarang, IDN Times - Di tengah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) ternyata tidak menyurutkan animo masyarakat Kota Semarang untuk berburu jeroan hewan kurban saat perayaan Iduladha 1443 Hijriah, yang jatuh pada Minggu (10/7/2022). Setidaknya kondisi itu terlihat ketika sejumlah warga menyambangi bengkel kepala sapi di Kampung Bustaman, Jalan MT Haryono, Semarang Timur.

1. Warga berdatangan ke Bustaman berburu kepala sapi dan kambing

Ada Virus PMK, Warga Semarang Tetap Berburu Jeroan Kepala SapiDarah berceceran saat proses pengolahan kepala sapi dikerjakan di Kampung Bustaman Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Bengkel kepala sapi Bustaman memang jadi sentra pengolahan kepala sapi yang sangat masyhur di Ibu Kota Jateng. Warga Bustaman pun sudah turun-temurun sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam menggeluti pekerjaan sebagai tukang jagal hewan dan penjual kepala sapi. 

Sedari pagi hingga siang warga berdatangan ke Bustaman untuk membeli berbagai jeroan hewan kurban. Warga mendatangi satu per satu lapak penjual kepala sapi dan kambing yang berjejer di pinggir jalan. 

Baca Juga: Jokowi Kurban Sapi Simental untuk Dua Masjid Cagar Budaya di Solo

2. Kepala kambing diolah jadi gulai dan gongso

Ada Virus PMK, Warga Semarang Tetap Berburu Jeroan Kepala SapiSeorang pembeli menunjukkan dua potong kepala kambing yang dibeli di Kampung Bustaman Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Salah satunya dilakukan, Sholeh, seorang warga asal Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak yang rutin membeli kepala kambing di Bustaman untuk diolah lagi menjadi aneka masakan. 

"Kan saya sudah 10 tahun terakhir langganan beli kepala kambing di sini. Setiap Iduladha selalu mampir beli buat kebutuhan orang-orang di rumah," kata pria paruh baya tersebut kepada IDN Times

Pada Iduladha tahun ini, Sholeh memborong 20 potong kepala kambing. Satu potong kepala kambing harganya Rp50 ribu. Bagi Sholeh, mengonsumsi kepala kambing saat Iduladha menjadi momentum yang spesial karena isi jeroannya dapat diolah menjadi gulai, gongso, maupun oseng-oseng. 

"Senangnya orang rumah kan dibuat gulai. Makanya saya bawa titipan orang kampung di Karangawen. Semuanya saya beli 20 potong dan sudah termasuk kaki kambing juga," akunya. 

3. Penjual kepala sapi mengaku orderan naik 30 persen

Ada Virus PMK, Warga Semarang Tetap Berburu Jeroan Kepala SapiBengkel kepala sapi Bustaman Semarang sudah tersohor sejak dulu. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Salah satu penjual kepala sapi di Bustaman, Muhammad Sabar menjelaskan, Hari Raya Iduladha 2022 membawa berkah buat dirinya sekeluarga. 

Beda dengan tahun lalu yang cenderung sepi pembeli, Sabar berkata, untuk tahun ini penjualan kepala sapi naik berlipat-lipat lantaran situasi penularan COVID-19 tak lagi seganas dua tahun lalu. 

"Lha wong dari pagi tadi sampai siang ini saya sudah jual enam sampai tujuh potong kepala sapi. Benar-benar laris banget. Ketimbang tahun lalu ya orderan dari pelanggan naik 30 persen," akunya. 

4. Warga berburu otak, pipi, mata, dan lidah sapi

Ada Virus PMK, Warga Semarang Tetap Berburu Jeroan Kepala SapiSejumlah warga Bustaman dapat order mengupas kepala sapi saat Idul Adha. Fariz Fardianto/IDN Times

Kebanyakan warga yang datang ke lapaknya untuk membeli jeroan mata sapi, otak-otak, pipi, cingur dan lidah. 

Ia mematok harga bervariasi. Untuk jeroan kepala sapi ia jual Rp300 ribu. Namun jika ditambah dengan empat kaki, mana harganya bertambah jadi Rp450 ribu. 

5. Warga Semarang tidak takut makan jeroan

Ada Virus PMK, Warga Semarang Tetap Berburu Jeroan Kepala Sapipixabay.com/Salah Ait Mokhtar

Disinggung adanya virus PMK yang kini marak di Jawa Tengah, Sabar berkata, pelanggannya yang sebagian warga Semarang tidak takut untuk mengonsumsi jeroan sapi.

"Kalau sekarang dibilangnya rawan virus PMK, toh yang beli jeroan juga banyak kok. Pokoknya laris banget. Tidak pengaruh sama sekali. Pelanggan kalau beli mata sapi biasanya dimasak jadi sop. Kalau bagian pipi, otak atau lidah seringnya digoreng," terang pria berusia 57 tahun ini di sela kesibukannya menguliti kepala sapi.

Baca Juga: Warga Jateng Boleh Sembelih Hewan Kurban yang Tertular PMK Gejala Berat

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya