Berdiri di Lokasi Cagar Budaya, Disdik Sulit Renovasi SMA Negeri

Bangunannya sudah ratusan tahun

Semarang, IDN Times - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah mengaku kesulitan membenahi kerusakan sekolah negeri di wilayahnya. Dinas Pendidikan  terkendala dengan keberadaan bangunan cagar budaya yang ada di dalamnya. 

 

1. Banyak SMA negeri berusia ratusan tahun

Berdiri di Lokasi Cagar Budaya, Disdik Sulit Renovasi SMA NegeriANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Kepala Disdikbud Jateng, Jumeri mengatakan kebanyakan bangunan SMA negeri sudah berusia ratusan tahun. Bahkan ada pula yang dibangun sejak zaman kemerdekaan Indonesia. 

"Karena banyak sekolah sudah berdiri sejak zaman kemerdekaan dan ada yang dibangun pada 1965, jadi kondisinya beragam. Salah satunya ada sekolah yang berada di bangunan cagar budaya. Maka kita kesulitan merenovasi sekolah yang merupakan bangunan dari peninggalan Belanda. Repotnya kita harus mempertahankan bangunan sejarahnya," kata Jumeri kepada IDN Times, Kamis (28/11). 

Baca Juga: Waspada Petaka di Sekolah, Disdik Samarinda  Terbitkan Surat Edaran 

2. Perbaikan hanya dikerjakan seadanya agar bangunan cagar budaya tidak rusak

Berdiri di Lokasi Cagar Budaya, Disdik Sulit Renovasi SMA Negerihttps://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwizj6LBl4nmAhXPT30KHeh9CgEQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fpngdownloadid.blogspot.com%2Fsearch%2Flabel%2Fgambar%2520anak%2520sd%2520kartun%2520lucu&psig=AOvVaw3Xr4H49t3pZRmpNsWje21c&ust=1574902430172958

Ia mencontohkan kondisi riil terjadi di SMAN 1 Semarang dan SMAN 1 Pati. Di dua sekolah itu, pihaknya hanya bisa memfasilitasi perbaikan ala kadarnya. "Kan kita khawatir BCB-nya rusak," akunya. 

Kemudian, katanya ada pula sekolah yang kondisinya masih relatif baik karena dibangun pada 1970. Untuk bangunan sekolah yang kondisinya berdiri kokoh, menurutnya adalah yang dibangun era tahun 2000.

"Tapi untuk status tanahnya banyak yang masih bersengketa. Ternyata setelah kita telusuri, ada tanah milik negara, KAI dan tanah desa. Bahkan ada sekolah yang harus menyewa lahan secara terus-menerus karena lokasinya di tanah desa. Nah, kita sangat dilematis sebab sekolah yang tidak punya status lahan yang tidak jelas, maka tidak bisa diberikan bantuan. Kita harus menyelesaikan kepemilikan status tanahnya dulu," tuturnya.

3. Disdik lebih prioritaskan perbaikan buat kerusakan yang berat

Berdiri di Lokasi Cagar Budaya, Disdik Sulit Renovasi SMA NegeriSumber Gambar: www.berita8.com

Ia menambahkan saat ini ada 1.647 ruang kelas SMA/SMK/SLB negeri di Jawa Tengah mengalami kerusakan berat. Untuk SMK Negeri dengan sekolah sebanyak 235 sekolah, ruang kelas yang mengalami kerusakan berat sebanyak 1.432 ruang. 

Sementara untuk SMA negeri, dari total sekolah 360 buah, terdapat ruangan yang rusak berat sebanyak 177 dan SLB  Negeri dengan total sekolah 39, sebanyak 38 ruangan mengalami rusak berat.

Untuk kondisi sekolah rusak ringan, di SMKN terdapat 136 ruangan, SMAN 284 dan SLBN 61 ruangan. Untuk kondisi rusak ringan, SMKN sebanyak 1.397 ruangan, SMAN 3.881 dan terakhir untuk SLBN ada sebanyak 403 mengalami rusak ringan.

"Nantinya, anggaran yang telah disediakan tahun depan itu akan diprioritaskan dalam perbaikan sekolah-sekolah yang mengalami rusak berat," tegasnya.

Untuk melakukan perbaikan, pihaknya menganggarkan Rp289,9 miliar pada 2020.

"Sementara ruang kelas yang kondisinya baik dari SMA/SMK dan SLB Negeri di Jateng berjumlah 8.780 ruangan," tuturnya.

 

Baca Juga: Sunat Dana Pembangunan SD Negeri, Pejabat Disdik Ditangkap Kejaksaan

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya