Imbas COVID-19, Ribuan Warga Semarang Jalani Terapi Kejiwaan di RSJ
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Wabah virus Corona (COVID-19) yang muncul sejak lima bulan terakhir telah berdampak terhadap perilaku warga Kota Semarang. Bahkan, pengelola RSJD dr Amino Gondohutomo Semarang mengaku sejak Januari sampai Mei 2020 kemarin telah melayani pengobatan kejiwaan bagi masyarakat setempat.
1. RSJ Semarang sebut masih ada ratusan ribu orang yang alami gangguan jiwa
Direktur Utama RSJD dr Amino Gondohutomo, Alex Yusran mengatakan banyaknya warga yang menjalani pengobatan kejiwaan ke rumah sakitnya kemungkinan karena muncul sejumlah permasalahan di masing-masing keluarganya.
"Kalau dilihat dari grafiknya, yang rawat jalan untuk pengobatan jiwa saat ini memang banyak sekali. Tapi kalau dari perhitungan kita di lapangan, sebenarnya jumlah keseluruhan warga Jateng yang mengalami gangguan jiwa masih ada sekitar 300 ribu orang," kata Alex saat dikontak IDN Times, Rabu (24/6).
Baca Juga: Pulang Dari Bali, Warga Semarang Cek Kesehatan di RSJ
2. Jumlah pasien dewasa yang berobat di RSJ selama 5 bulan ada 6.646 orang
Berdasarkan data yang dihimpun dari RSJ Amino, jumlah pasien dewasa yang menjalani rawat jalan kejiwaan atau terapi psikiatri sejak Januari-Mei 2020 telah mencapai 6.646 orang.
Editor’s picks
Rinciannya yaitu ketika bulan Januari ada sebanyak 1.425 pasien, di Februari ada 1.303 pasien, Maret ada sebanyak 1.441 pasien, April ada 1.303 pasien dan Mei sebanyak 1.174 orang.
Selain itu, masih ada 446 pasien anak dan remaja yang juga menjalani terapi rawat jalan kejiwaan dalam kurun waktu bersamaan.
"Kalau selama pandemik, tingkat kunjungan keluarga pasien di RSJ justru turun drastis. Kurang lebih ada 50 persen. Karena kita sudah menerapkan aturan COVID-19 yang ketat. Biasanya yang datang ke rumah sakit kemarin itu adalah pasien rawat jalan," urainya.
3. Masih ada keluarga yang melakukan pemasungan. Alasannya karena malu diketahui publik
Alex mengaku pasien rawat jalan kejiwaan sebagian besar berasal dari orang-orang yang dipasung oleh keluarganya di rumah. Ia bilang masih banyak keluarga yang merasa malu dan terkesan menutup-nutupi jika ada kerabatnya yang mengalami gangguan jiwa.
Padahal pengobatan jiwa merupakan hal penting untuk memulihkan status setiap orang agar dapat pulih secara jasmani dan rohaninya.
Sedangkan, Supardi, Kabid Pelayanan RSJD dr Amino Gondohutomo mengaku masih menelusuri pemicu lain yang membuat warga Semarang memilih menjalani terapi kejiwaan ke rumah sakitnya.
"Saya kurang tahu apa sebabnya orang-orang pilih rawat jalan untuk penyembuhan psikiatri. Yang lebih tahu tentunya dari pihak dokter, Mas," ujar Supardi secara terpisah.
Baca Juga: Korban Kecanduan Game Makin Marak, Sebulan RSJ Amino Rawat 3 Anak