Jateng Mulai Kemarau, Ketersediaan Air di 41 Waduk Mulai Menyusut

Para petani diminta tertib pada aturan yang disepakati

Semarang, IDN Times - Sejumlah persiapan dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah guna mengantisipasi kekeringan selama musim kemarau tahun ini. Salah satunya dilakukan Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) dengan memperketat pengawasan terhadap pasokan sumber air yang berasal dari waduk. 

 

 

 

 

 

 

 

Baca Juga: Renang di Waduk Sempor Tengah Malam, Pria Misterius Tiba-tiba Raib

1. Ada sembilan waduk dengan daya tampung terbesar

Jateng Mulai Kemarau, Ketersediaan Air di 41 Waduk Mulai MenyusutWaduk Kedung Ombo. www.surakarta.pro

Kepala Dinas Pusdataru Jawa Tengah, Eko Yunianto mengatakan telah memetakan ketersediaan air di 41 waduk yang tersebar di 35 kabupaten/kota. Dari puluhan waduk tersebut, ada sembilan waduk yang tergolong memiliki daya tampung air terbesar. 

"Secara umum dari 41 waduk itu, yang pasokan airnya dibawah rencana atau mengalami penurunan debit ada empat waduk. Masing-masing di Waduk Wadaslintang Banjarnegara, Waduk Simo Kebumen, Waduk Lalung Karanganyar dan Waduk Brambang Sragen," kata Eko saat dikonfirmasi IDN Times, Kamis (25/5/2023). 

Waduk yang kapasitasnya terbesar yaitu Waduk Kedungombo, Waduk Gajahmungkur, Waduk Malahayu, Waduk Cacaban, Waduk Rawapening dan Waduk Jatibarang Semarang. 

 

 

 

 

 

2. Keterisian air waduk mulai menyusut

Jateng Mulai Kemarau, Ketersediaan Air di 41 Waduk Mulai MenyusutKondisi debit air Waduk Jatibarang Semarang menyusut saat kemarau 2020. Dok penjaga Waduk Jatibarang

Namun, jika dilihat secara keseluruhan debit air di seluruh waduk mengalami penurunan mulai April ketimbang kondisi Januari 2023 kemarin.

"Laporan dari petugas lapangan secara keseluruhan pasti turun semua debit airnya. Karena keterisian air waduk dipengaruhi curah hujan. Padahal pertengahan Mei ini sesuai prediksi BMKG sudah masuk kemarau," jelasnya. 

 

 

 

 

3. Hanya mencukupi lima bulan

Jateng Mulai Kemarau, Ketersediaan Air di 41 Waduk Mulai MenyusutIlustrasi sawah (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Walau mengalami penurunan debit air, Eko mengaku ketersediaan air di 41 waduk masih bisa mencukupi kebutuhan pengairan lahan pertanian selama masa tanam kedua atau mulai April--Agustus 2023.

Ia mencontohkan pasokan air Waduk Kedungombo masih bisa mencukupi untuk kebutuhan pengairan bagi lahan seluas 85 hektar. Sedangkan Waduk Malahayu juga masih mencukupi kebutuhan pengairan untuk 3 sistem pengairan sekitarnya. 

"Karena itulah, kita menjamin tahun ini ketersediaan air waduk di seluruh Jawa Tengah masih mencukupi. Pasokan airnya bisa dikatakan terjamin ketimbang kondisi kemarau tahun 2020 maupun 2019. Minimal waduk yang kita kelola masih bisa memasok kebutuhan air selama masa tanam yang dimulai bulan April sampai Agustus," ujar Eko. 

 

 

 

4. Pusdataru minta petani tertib aturan pengairan

Jateng Mulai Kemarau, Ketersediaan Air di 41 Waduk Mulai MenyusutPetani menanam padi di area genangan waduk Bili-Bili yang mengering di Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (29/9/2020). ANTARA FOTO/Arnas Padda

Ia menyarankan kepada petani mulai sekarang menyiapkan proses pembibitan maupun menyemai benih padi. Ia mengklaim jika kelompok petani tetap mematuhi aturan pengairan yang telah disepakati bersama Pusdataru, maka kebutuhan pengairan masih bisa tercover dengan baik.

"Asalkan kita tertib kesepakatan yang sudah dibuat saat rapat koordinasi dan rutin mengevaluasi kegiatan di lapangan," lanjutnya. 

 

5. Kebutuhan air waduk bulan September andalkan curah hujan

Jateng Mulai Kemarau, Ketersediaan Air di 41 Waduk Mulai MenyusutIlustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Soal pasokan air pada September dan Oktober, ia menjelaskan siklusnya diprediksi telah memasuki musim penghujan. Sehingga kapasitas setiap waduk akan digunakan untuk menampung air hujan. 

"Untuk pola tanam ketiga bulan September atau Oktober semua waduk akan kita siapkan untuk menampung air hujan," akunya. 

Sebelumnya diberitakan, Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani memperkirakan kemarau mulai terjadi bulan ini dan diprediksi akan berlangsung sampai September 2023 nanti. Meski masuk kemarau, Jawa Tengah diperkirakan masih terjadi hujan dengan intensitas ringan. 

 

 

 

Baca Juga: Kemarau Melanda Jateng Sampai September, Tapi Diselingi Hujan Tipis-tipis

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya