Jelang Imlek, Begini Penampakan Sesaji untuk Altar Gus Dur di Pecinan Semarang

Gus Dur merupakan Bapak Thionghoa Indonesia

Semarang, IDN Times - KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memang telah wafat tahun 2009 atau 14 tahun silam. Namun kharismanya yang begitu kuat terutama jasa-jasanya sebagai bagi warga peranakan China membuatnya tetap diberi penghormatan tertinggi. 

Sikap penghormatan terhadap Gus Dur setidaknya terlihat saat menjelang perayaan Tahun Baru China atau Imlek 2574 Kongzili yang jatuh pada 22 Januari 2022. Tepatnya di kawasan Pecinan, Kota Semarang, warga China setempat mulai sibuk berbenah di dalam Gedung Rasa Dharma Jalan Wotgandul Kota Semarang

Sejak pagi Ling Ling sudah berbelanja. Ia sengaja bangun pagi agar bisa menyiapkan segala keperluan untuk beribadah di hari Minggu (16/1/2023). Dengan ditemani seorang temannya di Gedung Rasa Dharma, kisaran jam 11.00 WIB Siang Ling Ling mulai memasak. 

1. Daftar makanan untuk sesaji altar Gus Dur

Jelang Imlek, Begini Penampakan Sesaji untuk Altar Gus Dur di Pecinan SemarangSesaji yang berupa semangkuk ayam kecombrang, mendoan dan air teh ini menjadi tradisi untuk ditempatkan di depan sinci almarhum KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur di Gedung Rasa Dharma Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Di dalam dapur Gedung Rasa Dharma, Ling Ling mulai meracik beragam bumbunya. Mulai daun kecombrang, garam, cabai merah, tepung, rajangan sayuran serta bahan bakunya ada tempe dan suwiran daging ayam. 

"Saya khusus belanja untuk persiapan Imlek. Dan bahan-bahan yang saya beli dimasak sebagai makanan sesaji untuk ditaruh di altar. Untuk sesaji ayam kecombrang, mendoan dan teh ditaruh di depan altar sincinya Gus Dur," kata Ling Ling kepada IDN Times

2. Mendoan yang dihidangkan berjumlah genap

Jelang Imlek, Begini Penampakan Sesaji untuk Altar Gus Dur di Pecinan SemarangLing Ling memperlihatkan ayam kecombrang yang sudah dimasak dengan matang sebagai syarat pelengkap sesaji untuk ditaruh di depan sinci almarhum KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur di ruangan tengah Gedung Rasa Dharma Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Menurut wanita yang menjadi Manajer Gedung Rasa Dharma ini, makanan sesaji untuk altar Gus Dur ditaruh dalam mangkuk kecil dan sebuah piring. Untuk menyajikan mendoan, ia juga harus menghidangkan dengan jumlah genap empat buah sebagai perlambang penghormatan bagi para tokoh yang disucikan. 

Selain itu, sesaji ayam kecombrang menjadi makanan yang wajib dihidangkan sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Gus Dur bagi masyarakat China. 

"Sejak sincinya Gus Dur ditaruh di Rasa Dharma, kita pastikan semua makanan yang dijadikan sesaji halal. Karena kita sudah mengganti daging babi menjadi ayam kecombrang kesukaannya Gus Dur. Sesuai pesannya Bu Sinta, istrinya Gus Dur, sesaji yang harus ada juga berupa kopi pahit atau teh, rokok dan gorengan seperti mendoan," ujar pemilik nama Indonesia Indriyani Hadisumarto tersebut. 

3. Almarhum Gus Dur menjadi sosok yang dihormati bagi warga Thionghoa

Jelang Imlek, Begini Penampakan Sesaji untuk Altar Gus Dur di Pecinan SemarangSebuah sesaji yang berupa semangkuk ayam kecombrang bersama air teh dan empat mendoan yang disiapkan khusus untuk altar almarhum KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur di ruangan tengah Gedung Rasa Dharma Jalan Wotgandul, Pecinan, Semarang Tengah. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sedangkan, Ulin Nuha, perwakilan dari perkumpulan Boen Hian Tong mengatakan, Gus Dur merupakan sosok Bapak Thionghoa yang memiliki andil sangat besar bagi etnis Thionghoa di Indonesia. Oleh sebab itulah, di Pecinan Semarang masyarakat Thionghoa memberi penghormatan setinggi-tingginya bagi Gus Dur dengan menaruh sinci atau papan nama di ruangan altar leluhur. 

"Makanan di meja altar yang diberikan biasanya mewakili darat, udara dan air. Untuk air diwakili bandeng, maka bandeng jadi mahal sekali pas Imlek karena laris dibeli untuk dijadikan makanan di altar," terangnya. 

4. Sejak ada sinci Gus Dur, daging babi diganti ayam kecombrang

Jelang Imlek, Begini Penampakan Sesaji untuk Altar Gus Dur di Pecinan SemarangInilah deretan bahan baku dan bumbu yang dimasak menjadi makanan sesaji bagi altar sinci almarhum KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur di Gedung Rasa Dharma Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Untuk mewakili udara, masyarakat Thionghoa memilih menghidangkan daging unggas atau burung di meja altar. Sedangkan daging babi mewakili unsur darat. 

Meski begitu, khusus sesaji yang ditaruh di depan altar Gus Dur bukan berupa babi tapi telah diganti dengan daging ayam yang dimasak dengan daun kecombrang.

"Sejak ada sincinya Gus Dur, makanannya diganti dengan kesukaannya Gus Dur. Mulai daging kambing, gorengan, kopi hitam dan rokok dan ayam kecombrang. Ritual doanya tetap sama dan juga dibersihkan. Kemudian ada tumpeng sebagai lambang kemuliaan," urainya. 

Di Gedung Rasa Dharma selama ini selain altar para leluhur juga ada sejumlah altar dewa dewi yang lainnya. Tercatat ada altar Dewa Loe Koen Ya atau Dewa Kesenian, Dewi Kwan In, Dewa Bintang Utara dan Dewa Dapur. 

Baca Juga: Kisah Dewa Musik, Sosok Raja Penjaga Gedung Tua Pecinan di Semarang

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya