Kapolda Jateng: Bom Bunuh Diri di Kartasura Dibuat dari Panci
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Misteri bahan peledak yang dibuat oleh Rofik Asharudin, pelaku bom bunuh diri di Pospam Lebaran di Kartasura, Sukoharjo, sedikit demi sedikit mulai terkuak.
Aparat kepolisian berhasil mengidentifikasi bahan yang dipakai berupa unsur kimia yang dicampur dengan black powder kemudian dilapisi dengan tutup panci. Hal diungkapkan oleh Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, Kamis (6/6).
1. Pelaku merakit bom secara otodidak sejak 2018
Baca Juga: Bandara SAMS Sepinggan Tingkatkan Pengawasan Pasca Bom Di Kartasura
Rycko mengungkapkan Rofik Asharudin sebagai terduga pelaku tunggal bom bunuh diri di Pospol Kartasura telah merancang perakitan bom sejak 2018 silam. Menurut Rycko, hal itu terungkap saat jajarannya melakukan penggeledahan rumah Rofik di Kampung Kranggan, Wirogunan, Kartasura, tak jauh dari lokasi ledakan bom.
"Dia belajar sendiri cara membuat bahan peledak di rumahnya. Saat rumahnya kami geledah banyak ditemukan komponen bahan peledak di kamarnya. Jadi pelaku awalnya coba-coba merakit bom setelah melihat sebuah video yang menampilkan gambar milisi ISIS," kata Rycko.
2. Kerap minta uang orang tua untuk membeli bahan peledak
Lantas dari mana sumber dana yang didapat pelaku untuk membeli dan merakit bahan peledak? Rycko menegaskan Rofik kerap meminta uang kepada ibunya untuk membeli berbagai bahan kimia sebagai bahan pembuat nom.
Sejak akhir tahun 2018, pelaku membeli bahan pembuat bom secara bertahap. Dia mengumpulkan bahan-bahan kimia, kabel, dan lainnya sedikit demi sedikit. Sejak tahun 2018 Rofdik mengincar target utama, yaitu aparat kepolisian.
Editor’s picks
"Dia beli bahan minta uang dari ibunya, dengan cara menyicil beli komponen kimia dicampur black powder untuk dirakit. Dia itu belinya nyicil semuanya dari tahun lalu," jelas Kapolda.
Baca Juga: 7 Fakta Bom Bunuh Diri di Sukoharjo, Pelaku Amatir dan Terpapar ISIS
3. Polisi pastikan bom bunuh diri di Pospol Kartasura berkekuatan low explosive
Lebih lanjut, Rycko menuturkan bom yang terpasang pada tubuh pelaku berdaya ledak rendah atau low explosive. Pemantik bomnya menggunakan alat manual yang dililitkan pada tubuhnya sendiri.
"Untuk bom yang kemarin tutup panci lapisannya," ujar dia.
Rycko mengatakan pelaku ternyata sempat membujuk kedua orang tuanya untuk bergabung dengan jaringan ISIS. Rycko bilang hal itu terkuak dari pengakuan orang tua pelaku saat dimintai keterangan pasca bom meledak di Pospol.
"Orang tuanya sempat diajak gabung, diminta ikut baiat segala macam agar mau bersama ISIS. Tetapi mereka menolak," kata Rycko.
Menurut Rycko, kedua orang tua Rofik sebenarnya sudah berulang kali memperingatkan dan menegur anaknya. Mereka juga meminta Rofik menghentikan perbuatannya. Namun, Rofik mengabaikan nasehat orang tuanya.
Kapolda menambahkan pihaknya saat ini berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk menangani kedua orangtua pelaku. Tujuannya agar orang tua pelaku memahami bahaya jaringan ISIS sekaligus bisa menggencarkan sosialisasi akan baiat ISIS ini kepada masyarakat.
"BNPT memang harus turun tangan untuk menekan pengaruh ISIS. Terutama memberikan pendekatan kepada lingkungan keluarga agar tidak ikut terpapar paham radikal," kata Rycko.
Baca Juga: BNPT: Ada 2 Juta Pegawai BUMN Berpotensi Terpapar Paham Radikal