KNKT: Laju Bus 70 Km/jam Sebelum Menabrak dan Terbakar di Kalikangkung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan laju bus PO Kramat Jati mencapai lebih dari 70 kilometer per jam, sebelum terlibat kecelakaan beruntun dan terbakar di ruas Tol Kalikangkung, Gondoriyo, Ngaliyan, Semarang.
1. Sopir bus Kramat Jati pakai perseneling gigi lima
Pimpinan Tim Investigasi KNKT, Achmad Wildan menuturkan, dengan laju hingga 70 kilometer per jam, ia memperkirakan sopir Bus Kramat Jati telah memakai gigi lima. Padahal, idealnya dengan kondisi jalanan yang menurun, laju bus hanya boleh menggunakan gigi tiga.
"Tapi dengan kecepatannya sampai 70 kilo per jam, pasti sopirnya pakai gigi lima. Itu sudah tinggi sekali. Padahal harusnya cukup gigi tiga. Akibat saking kencangnya, dia tidak bisa menggerakan setir dan remnya jadi tidak berfungsi," kata Wildan, saat menggelar investigasi kecelakaan bus Kramat Jati, pada Senin (30/12).
Baca Juga: Bus Kramat Jati Terbakar di Kalikangkung, 10 Orang Mengalami Luka-luka
2. Penyebab kecelakaan bus di Kalikangkung mirip yang dialami di Pagar Alam dan Pasuruan
Ia mengatakan, kronologis kecelakaan yang dialami Bus Kramat Jati sama persis dengan bus yang terjun ke jurang di Pagar Alam Sumsel dan Pasuruan Jatim.
"Dan kesimpulannya kecelakaan di Kalikangkung sama dengan di Pagar Alam dan Pasuruan, bahwa pengemudi pakai gigi tinggi di jalanan yang menurun. Akibatnya remnya tidak bekerja. Kalau di istilah kita itu break fading. Itu pemicu 10 kecelakaan bus di Indonesia," bebernya.
Baca Juga: 24 Orang Tewas, Kecelakaan Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagaralam
Editor’s picks
3. Banyak tromol bus yang ngantong karena jalannya naik turun
Pihaknya pun prihatin dengan munculnya rentetan kecelakaan bus selama tahun ini. Mayoritas sopir bus, tambahnya tidak ada yang memahami prosedur mengemudi yang aman.
Hal itu diperkuat dengan pengakuan sopir Kramat Jati, saat masuk Tol Kalikangkung, tromol busnya tiba-tiba mengunci. "Istilah teknisnya itu tromolnya sudah ngantong. Di Indonesia, rata-rata tromolnya memang banyak yang ngantong karena jalannya naik turun. Jadi mudah overheat," paparnya.
Kondisi tersebut, menurutnya juga diperparah dengan perilaku sopir bus yang memasang kampas rem dengan asal-asalan. Pemasangan kampas rem yang tidak teliti membuat posisinya tidak presisi. Hal ini yang membuat kemampuan pengereman pada bus menjadi menurun dan kurang pakem.
"Karena masang kampas remnya ngasal, sopirnya main ketok sembarangan, maka kondisinya jadi gak presisi. Nah, tromol yang ngantong itu penyebabnya ya gara-gara kemampuan remnya tidak pakem. Itu juga dialami bus Kramat Jati di Kalikangkung," jelasnya.
4. KNKT: Pengemudi bus tidak memahami prosedur yang berlaku
Lebih lanjut, pihaknya meminta kepada aparat kepolisian untuk mengizinkan membongkar komponen tromol bus Kramat Jati. Sehingga pihaknya nanti dapat memberikan rekomendasi kepada Dirjen Perhubungan Darat (Hubdar) Kemenhub untuk memperbaikan perilaku sopir bus.
"Kita akan minta kepolisian buka akses tromolnya. Soalnya ini murni masalah pengemudi yang tidak memahami prosedur yang berlaku. Untuk kondisi bisnya sendiri masih laik jalan," paparnya.
Baca Juga: Bus Terbakar di Gerbang Tol Kalikangkung, Tak Ada Korban Jiwa