Lebaran Menyisakan 1.300 Ton Sampah di Semarang 

Mulai dibiasakan pakai tumbler ya

Semarang, IDN Times - Momentum libur panjang selama Lebaran masih menyisakan sejumlah persoalan di Kota Semarang. Salah satunya adalah meningkatnya volume sampah plastik yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kelurahan Bamban Kerep.

Dinas Lingkungan Hidup mulai mengampanyekan pemakaian botol air minum atau tumbler untuk mengurangi pemakaian botol atau gelas plastik sekali pakai. 

 

1. Jumlah sampah yang dibuang ke Jatibarang bertambah 30 persen

Lebaran Menyisakan 1.300 Ton Sampah di Semarang IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Baca Juga: Kenapa Negara Maju Kirim Puluhan Kontainer Berisi Sampah ke Indonesia?

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengungkapkan peningkatan volume sampah didominasi buangan sampah botol plastik dan komponen sejenisnya. Kepala DLH Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono, Rabu (19/6), menyebut volume sampah saat libur Lebaran melonjak 30 persen setiap hari ketimbang kondisi normal.

Dia memperirakan pada hari normal sampah yang diangkut ke Jatibarang kurang lebih 900-1.000 ton. Namun, ketika libur Lebaran volume sampah naik menjadi  sekitar 1.200-1.300 ton per harinya.

"Selama masa libur Lebaran volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang rata-rata mencapai 1.200-1.300 ton per harinya," kata Sapto.

 

2. Meningkatnya jumlah pemudik membuat populasi penduduk membengkak

Lebaran Menyisakan 1.300 Ton Sampah di Semarang IDN Times/M.Idris

Baca Juga: Libur Lebaran Bawa Tambahan Sampah untuk Bandung

Peningkatan volume sampah dipicu membengkaknya populasi penduduk yang sedang berlibur ke Semarang. Selain itu, jumlah penduduk Semarang juga bertambah seiring datangnya para pemudik dari luar kota.

“Menurut saya, jumlah sebanyak itu masih wajar. Wajar kalau meningkat, kan aktivitas manusianya juga bertambah,” ujar dia.

3. Pelancong masih banyak memakai wadah plastik sekali pakai

Lebaran Menyisakan 1.300 Ton Sampah di Semarang ANTARA FOTO/Aji Styawan

Meski demikian, Sapto menyayangkan perilaku warga yang tidak membuah sampah secara benar. Dia mengakui jika saat ini masih banyak warga maupun pelancong yang menggunakan wadah makanan dari plastik. 

Sebab, petugas kebersihan masih menemukan banyaknya sampah yang dibuang secara sembarang atau tidak ditaruh sesuai peruntukkannya. Di satu sisi, dia sudah berupaya menyosialisasikan bahaya sampah plastik agar warga mau mengubah pola hidup yang sangat bergantung dengan plastik. 

"Lebih baik warga berhenti memakai botol plastik yang sekali pakai. Mendingan dibiasakan menggunakan kantong belanja ketimbang kantong plastik karena bahannya susah terurai di tanah," ujarnya.

4. Pejabat dinas diimbau meninggalkan botol plastik sekali pakai

Lebaran Menyisakan 1.300 Ton Sampah di Semarang pexels.com/rawpixel.com

Sapto menambahkan saat ini Dinas Lingkungan Hidup sedang menggencarkan sosialisasi ke kantor-kantor dinas untuk meningkatkan budaya membawa tumbler atau botol sebagai tempat air minum. Hal ini diharapkan bisa menekan pemakaian botol atau gelas plastik instan di lingkungan birokrasi.

"Itu sebagai upaya kami mengurangi sampah plastik di Kota Semarang. Karena mereka belum bisa membedakan mana sampah yang organik dan non-organik," pungkasnya.

Baca Juga: Bukan Sepeda, Iriana Bikin Kuis Berhadiah Tumbler di Banyuwangi

Topik:

Berita Terkini Lainnya