Menguak Silsilah Dua Raja Demak yang Dituduh Keturunan Yahudi

Raden Patah keturunan dari orang Tionghoa

Demak, IDN Times - Sejumlah warga Demak mendesak budayawan Ridwan Saidi untuk menarik ucapannya yang ia lontarkan terkait jejak Raja Demak, Raden Patah yang dianggap berasal dari Yahudi.

Desakan itu muncul saat puluhan warga berunjuk rasa di bundaran Alun-alun Demak, pada Rabu (4/9) sore. 

1. Ucapan Ridwan Saidi melukai warga Demak

Menguak Silsilah Dua Raja Demak yang Dituduh Keturunan YahudiIDN Times/Istimewa

Sugro, seorang koordinator aksi dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Demak menyatakan, ucapan Ridwan Saidi sangat ngawur. Ridwan melontarkan pernyataan bahwa Raden Patah dan Sultan Trenggono sebagai orang Yahudi di kanal YouTube.

Apa yang telah dilontarkan oleh Ridwan, katanya, sama sekali tidak mendasar dan cenderung melukai hati warga Demak.

"Ucapannya yang menuding Raden Fatah dan Sultan Trenggono sebagai orang Yahudi telah melukai masyarakat lokal. Sebaiknya dia meminta maaf dan secepatnya meralat, memberikan klarifikasi karena yang dia tuduhkan sama sekali gak benar," kata Sugro.

Baca Juga: 12 Potret Masjid Agung Demak, Jadi yang Tertua di Indonesia

2. Perkataan Ridwan Saidi melenceng dari sejarah

Menguak Silsilah Dua Raja Demak yang Dituduh Keturunan YahudiIslamisasi dan berkembangnya di nusantara

Perkataan Ridwan Saidi, katanya sudah melenceng dari sejarah. Pihaknya menuntut Ridwan memohon maaf secara langsung kepada warga Demak atas ucapannya tersebut.

"Bagi kami, ini amat menyesatkan. Raja Demak itu kan waliyullah, muridnya Sunan Ampel, dia juga beragama Islam, jadi ucapan Ridwan Saidi tidak bisa dibenarkan," ungkapnya.

3. Raden Patah justru keturunan Tionghoa

Menguak Silsilah Dua Raja Demak yang Dituduh Keturunan Yahudifokussatu.com

Sementara, dari hasil penelusuran yang dilakukan IDN Times, Raden Patah merupakan Raja Demak yang memimpin pada rentang waktu 1500-1518. Memiliki darah keturunan Tionghoa, nama kecilnya adalah Jin Bun. 

Dari laman Merahputih.com yang dinukil IDN Times pada Kamis (5/9), Raden Dimas Katja, sebagai keturunan Pakubuwana II mengungkapkan secara gamblang ihwal silsilah Raden Patah yang berdarah peranakan Tionghoa-Jawa tersebut.

"Raden Patah, yang memimpin Kerajaan Demak dari tahun 1500-1518, memiliki nama asli Jin Bun. Beliau adalah anak dari Putri Wandan, keponakan Kiai Ban Tong. Putri Wandan ini adalah selir dari Bhre Kertabhumi atau Brawijaya V, Raja Majapahit waktu itu," begitu kata Dimas Katja.

Menurutnya, penyebaran ajaran Islam di Bumi Nusantara tak bisa dilepaskan dari peran orang-orang Tionghoa yang berekspansi sejak berabad-abad silam.

Baca Juga: Melongok Embrio Kerajaan Islam Nusantara di Demak

4. Pendiri kerajaan pertama bercorak Islam

Menguak Silsilah Dua Raja Demak yang Dituduh Keturunan YahudiIstimewa

Ia bilang, wali Gusti Allah sebagian besar berdarah Tionghoa. Termasuk panembahan Jin Bun alias Raden Patah. Raden Patah sendiri mendirikan Kerajaan Demak dengan corak Islam pertama di Tanah Jawa.

"Pengaruh Tionghoa pun cukup kental pada masanya, lalu membawa perkembangan Islam yang cukup besar," kata pria yang jadi pengurus Cagar Budaya Kesultanan Pajang tersebut.

Bila dituntut dari sejarah panjang Tiongkok, Raden Brawijaya V punya istri sah bernama Putri Campa. Namun, kala itu sang permaisuri belum bisa memberikan keturunan bagi sang raja.

Dimas Katja mengatakan, kondisi tersebut membuat Raden Brawijaya V gusar. Di tengah kegundahannya, seorang penasihatnya yang keturunan Tionghoa bernama Kiai Ban Tong, tergerak untuk menghadiahkan keponakannya, Putri Wandan, kepada sang raja.
"Selain untuk meneruskan trah Majapahit, tujuan Ki Ban Tong agar dari rahim keponakannya itu lahir darah raja untuk menyiarkan Agama Kanjeng Rasul (Islam). Putri Wandan beragama Islam, sedangkan Brawijaya V masih beragama Hindu atau ajaran Budi," paparnya.

Tetapi, ia menyampaikan, setelah Putri Campa mengandung, ia justru meminta Brawijaya V untuk memulangkan Putri Wandan ke pamannya, Ki Ban Tong. Situasi ini membuat Raden Brawijaya V, diliputi kebingungan.

Selain di sisi lain masih mencintai Putri Campa, dia juga tidak tega menelantarkan Putri Wandan.

"Putri Campa pun memberikan pilihan terhadap Brawijaya V. Kalau ia memilih Putri Wandan, Putri Campa minta dikembalikan ke negara asalnya (sekarang Filipina). Dikarenakan rasa cintanya yang besar, akhirnya Brawijaya V menyerahkan Putri Wandan ke Adipati Terung atau Arya Damar di Palembang," kata Raden Dimas.

Meski sudah diserahkan untuk Arya Damar, Brawijaya V berpesan kepada adipatinya itu untuk tidak meniduri Putri Wandan sebelum melahirkan anak sang raja. Arya Damar mematuhinya. Selang beberapa waktu setelahnya, Putri Wandan melahirkan seorang anak lelaki yang tampan dan juga berwibawa. 

Bayi laki-laki itu diberi nama Jin Bun. Kelak, dia menjadi penguasa Tanah Jawa dengan mendirikan Kesultanan Demak. 

"Kisah Jin Bun juga bisa dilihat di Klenteng Sam Po Kong. Perjalanan hidup Panembahan Jin Bun ditulis dalam kronik Tiongkok. Andil orang-orang Tionghoa terhadap Islam di Jawa sangat besar. Pelajarilah sejarah, dan berterima kasihlah terhadap mereka," pungkasnya.

5. Sultan Trenggono anak dari Raden Patah yang jadi raja ketiga di Demak

Menguak Silsilah Dua Raja Demak yang Dituduh Keturunan Yahudiwikimedia.org

Sedangkan dari informasi yang diperoleh dari laman sejarah budaya nusantara, Sultan Trenggono merupakan anak Raden Patah yang menjadi Raja Demak ketiga. 

Memerintah sejak 1521-1546, Sultan Trenggono dikenal mampu merebut sejumlah wilayah di Jawa Timur. Mulai Malang, Panarukan hingga Blambangan.

Baca Juga: 7 Destinasi Wisata di Demak yang Cocok Dikunjungi Kala Tanggal Merah

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya