Menteri Agama: Mengucapkan Selamat Natal Tak Akan Ganggu Aqidah

Minta perayaan juga tidak dilakukan secara berlebihan

Semarang, IDN Times - Menteri Agama Fachrul Razi mengimbau kepada semua lapisan masyarakat untuk saling menghargai agar dapat memperkuat kerukunan umat beragama.

Salah satunya, ia menekankan bahwa setiap orang berhak mengucapkan selamat Natal bagi umat Nasrani yang akan merayakannya pada 25 Desember nanti.

"Setiap orang tidak boleh memaksakan sikapnya. Dan mengucapkan selamat Natal itu pasti tidak akan menganggu akidahnya masing-masing. Maka jangan sampai memaksakan pendapatnya," ungkap Fachrul, saat mengunjungi UIN Walisongo, Semarang, Kamis (19/12).

 

1. Setiap umat harus tunjukan sikap saling tenggang rasa

Menteri Agama: Mengucapkan Selamat Natal Tak Akan Ganggu AqidahANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Di sisi lain, kata Menag, umat Nasrani juga jangan terlalu merayakan ibadah Natal secara berlebihan. Sikap saling tenggang rasa harus dijaga karena merupakan budaya yang sejak dulu ada di Indonesia.

Baca Juga: Sikap Toleransi, Kunci Persatuan dan Kerukunan Bangsa

2. Menag ajak umat bangun kerukunan beragama

Menteri Agama: Mengucapkan Selamat Natal Tak Akan Ganggu Aqidahgeotimes.co.id

Lebih jauh lagi, ia meyakini masing-masing agama punya tingkat keimanan yang tinggi. Sehingga tidak ada kata lain bahwa kerukunan yang dijalin antar umat beragama nantinya mampu membangun bangsa Indonesia menjadi dengan baik lagi.

"Menjelang malam Natal 25 Desember, sudah semestinya kita memberikan kesempatan kepada agama lain untuk beribadah," terangnya.

Baca Juga: Menag Mengharuskan Majelis Taklim Terdaftar, Cek Aturannya Seperti Apa

3. Angka kerukunan di Jateng capai 74,8 persen

Menteri Agama: Mengucapkan Selamat Natal Tak Akan Ganggu AqidahANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Lebih lanjut, ia memuji tingkat kerukunan umat beragama di Jawa Tengah yang terbilang tinggi. Bahkan, ia bilang angka kerukunan masyarakat Jateng mencapai 74,8 persen dan jadi yang tertinggi di seluruh Pulau Jawa.

"Angka kerukunan Jateng 74,8 sekian persen. Itu tertinggi di Pulau Jawa. Ya mudah-mudahan adanya toleransi beragama yang terjalin akan jadi lebih baik lagi ke depannya. Kalau umatnya tidak rukun, jadinya sulit membangun keberagaman," tandasnya.

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya