Merangkul Anak Putus Sekolah untuk Jaga Eksistensi Wayang Potehi di Semarang

Thio Haouw Lie blusukan ke kampung-kampung

Semarang, IDN Times - Nova Arianto berulang kali memeragakan cara bermain wayang potehi di Klenteng Hoo Hok Bio, Gang Baru, kawasan Pecinan Semarang Tengah, Kota Semarang. Kedua tangannya cekatan saat memainkan dua boneka potehi yang beradu senjata. 

Remaja berusia 16 tahun tersebut belakangan disibukkan dengan latihan seni pertunjukan wayang potehi yang diadakan seorang dalang potehi bernama Thio Haouw Lie. 

Wayang potehi dimainkan dengan menggunakan jari kelingking dan ibu jari untuk menggerakkan kedua tangan boneka potehi. Lalu bagian kepalanya digerakan memakai jari tengah. 

"Yang sulit pas menggerakkan bonekanya biar luwes berjalan di atas panggung," kata Nova ketika berbincang dengan IDN Times, Senin (9/1/2023). 

1. Thio Haouw Lie ajak anak putus sekolah berlatih wayang potehi

Merangkul Anak Putus Sekolah untuk Jaga Eksistensi Wayang Potehi di SemarangThio Haouw Lie alias Herdian Chandra Irawan, seorang dalang wayang potehi menunjukkan dua sosok lakon potehi yang akan dimainkan saaat perayaan Imlek 2023. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Nova adalah satu dari sekian banyak remaja yang sedang menekuni latihan wayang potehi. Menjelang Imlek kegiatannya jadi tambah sibuk. Dari Sore hingga Malam hari, Nova mengasah kemampuannya bermain wayang potehi. 

Thio Haouw Lie alias Herdian Chandra Irawan merupakan sosok dalang potehi yang sejak beberapa tahun terakhir berusaha jemput bola untuk melatih anak-anak di kawasan Pecinan agar menggemari seni pertunjukan wayang potehi. 

Haouw Lie rela masuk ke gang-gang sempit untuk mengajak anak-anak putus sekolah supaya beralih menekuni pertunjukan wayang potehi. 

"Ketimbang mereka gak punya kegiatan ya mendingan saya ngelatih mereka biar suka potehi. Tapi karena anak-anak biasanya gampang bosan, jadinya saya mulai ngajarinnya dari barongsai dulu. Kalau sudah satu dua kali kelihatan serius, baru saya tarik untuk latihan potehi," sahutnya. 

Baca Juga: 4 Cara Asyik Belajar Wayang Potehi di Binus Semarang, Simak Yuk!

2. Ada delapan remaja yang tertarik menekuni wayang potehi

Merangkul Anak Putus Sekolah untuk Jaga Eksistensi Wayang Potehi di SemarangSalah satu boneka potehi berpenampilan lakon Jenderal Yang menjadi sarana latihan bagi anak-anak putus sekolah di Pecinan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Bagi Nova, belajar wayang potehi membutuhkan keuletan. Ia yang cuma tamatan SMP mengaku tertarik belajar wayang potehi karena kerap melihat kesenian asli Thionghoa tersebut saat ditampilkan dalam perayaan Imlek di Pecinan Semarang.

"Agak sulit sih. Tapi lama-lama bisa," ujarnya. 

Tercatat saat ini ada delapan remaja berusia belasan tahun yang belajar wayang potehi kepada Haouw Lie. Sesi latihannya mulai digiatkan sebulan menjelang perayaan Imlek 2023.

Setiap remaja yang belajar wayang potehi rata-rata masih sebatas menggemari latihan alat musiknya dan segelintir yang serius menekuni teknik mendalang wayang potehi. 

"Dari delapan anak itu semuanya pada suka belajar musik. Tapi ya gak masalah. Saya gak mau maksain si anak harus langsung suka ke wayangnya. Biar pelan-pelan yang penting mereka tekun dulu," timpal Haouw Lie. 

3. Butuh waktu dua tahun untuk luwes bermain wayang potehi

Merangkul Anak Putus Sekolah untuk Jaga Eksistensi Wayang Potehi di SemarangWayang potehi akan ditampilkan dalam acara perayaan Imlek 2023 di Kota Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia bilang, menjadi seorang dalang potehi memang membutuhkan kemampuan yang komplit. Selain keterampilan mengolah jari jemari dan punya kekuatan pundak yang mumpuni, seorang dalang potehi juga dituntut menguasai sulukan atau cengkok bahasa Mandarin maupun bahasa Hokian. 

Untuk menguasai kemampuan bermain potehi menggunakan kekuatan jari dan pundak, Haouw Lie berkata seorang calon dalang potehi harus berlatih selama dua tahun. 

"Biar mahir main potehi aja butuh waktu dua tahun. Kalau anak-anak yang belajar sama saya kebanyakan baru belajar kekuatan jari dan seni pementasannya. Untuk belajar sulukan biar cengkoknya benar-benar fasih, waktu latihannya lebih lama lagi," ungkap Haouw Lie. 

4. Pertunjukan potehi sempat mandek saat mendiang Teguh Chandra meninggal

Merangkul Anak Putus Sekolah untuk Jaga Eksistensi Wayang Potehi di SemarangWayang Potehi yang dipamerkan di Semawis Semarang. IDN Times/Fariz Ferdianto

Ia mengaku mengajari anak-anak belajar wayang potehi menjadi tantangan terberat yang harus ia lakoni demi menjaga eksistensi kesenian khas warga Cina tersebut. 

Ia pun belajar dari pengalaman mendiang ayahnya, Thio Thiong Gie alias Teguh Chandra Irawan yang semasa hidupnya begitu getol mempopulerkan pementasan wayang potehi ke seluruh Indonesia bahkan Asia Tenggara. 

Ayahnya yang dikenal sebagai dalang potehi legendaris di Semarang kerap tampil dengan kemampuan yang komplit dengan menguasai tiga bahasa Cina sekaligus. Thio Thiong Gie telah mementaskan wayang potehi sejak 1965 silam. 

"Nah, mungkin karena almarhum papa dulu menurut saya terlalu galak. Jadinya, banyak anak yang takut pas mau belajar potehi. Megang bonekanya aja takut saking dia galaknya. Makanya pas papa meninggal tahun 2014, pertunjukan wayang potehi sempat mandek setahun. Saya dan anak-anak papa yang lain bingung mau diapain nih potehinya. Akhirnya saya putuskan yang nerusin, saya lalu yang mewarisi segala ilmu pementasan wayang potehi. Dan sampai sekarang saya ajak anak-anak yang putus sekolah biar jadi dalang potehi sebagai langkah regenerasi," ungkapnya. 

5. Tetap jalankan ritual sebelum pementasan wayang potehi

Merangkul Anak Putus Sekolah untuk Jaga Eksistensi Wayang Potehi di SemarangWayang Potehi yang dipamerkan di Semawis Semarang. IDN Times/Fariz Ferdianto

Haouw Lie mengatakan selama ini mendapat warisan 60-70 buah boneka potehi dari sang ayah. Sejumlah ritual yang dulu dijalani ayahnya, kini juga masih ia lakoni.

"Semua acara ritualnya saya tetap ngikut apa yang sudah diajari sama papa. Mulai dari puasa sebelum tampil, bakar dupa, bakar uang-uangan kertas sebagai syarat doa. Soalnya kayak boneka potehi dari kayu ini kan bisa kemasukan barang halus," kata Haouw Lie. 

Baca Juga: Sakral! Jenderal Kwan Kong tak Boleh Dimainkan untuk Wayang Potehi

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya