Penghayat Sebut Sesajen Jadi Tradisi untuk Dekatkan Diri kepada Tuhan

Penghayat sesalkan ulah pria yang tendang sesajen di Semeru

Semarang, IDN Times - Para penganut penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa mengecam ulah seorang pria yang menendang sesajen yang diletakan di area Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Para penghayat yang tergabung dalam Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia (MLKI) menganggap peletakan sesajen tersebut sudah menjadi tradisi turun-temurun yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat adat terutama bagi penganut Kepercayaan. 

1. Sesajen sering dipakai penghayat untuk mendapatkan perlindungan

Penghayat Sebut Sesajen Jadi Tradisi untuk Dekatkan Diri kepada Tuhanbalimediainfo.com

Ketua Presidium III MLKI, Andri Hernandi mengaku sangat prihatin terhadap peristiwa penendangan sesajen di Gunung Semeru. Tindakan tersebut patut disesalkan lantaran peletakan sesajen merupakan tradisi yang telah mengakar kuat sebagai wujud mendekatkan diri kepada Tuhan. 

"Sebagian besar penghayat Kepercayaan memakai sesajen sebagai lelaku ritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tujuannya memang untuk mendapatkan perlindungan maupun kesejahteraan pada hidupnya," ujarnya dalam keterangan yang didapat IDN Times, Rabu (12/1/2022). 

Baca Juga: Polisi Kantongi Identitas Pelaku Tendang Sesajen Semeru 

2. Meletakan sesajen juga sering dipakai saat mitoni, hari pernikahan sampai kematian

Penghayat Sebut Sesajen Jadi Tradisi untuk Dekatkan Diri kepada Tuhankilltheblog.com

Selain itu, menaruh sesajen dengan melakukan ritual berdoa juga dimanfaatkan oleh para penganut penghayat untuk melestarikan tradisi turun-temurun sehingga tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan warga Indonesia. 

Tradisi meletakan sesajen, katanya bisa dilihat dari rangkaian acara upacara tujuh bulan kehamilan atau mitoni, perayaan kelahiran anak, selamatan pecah telur bagi anak yang mulai belajar berjalan, ritual bagi anak remaja, menjelang pernikahan, acara pernikahan dan kematian. 

3. Sesajen jadi sarana komunikasi kepada Tuhan dan makhluk tak kasat mata

Penghayat Sebut Sesajen Jadi Tradisi untuk Dekatkan Diri kepada Tuhanilustrasi berdoa (unsplash.com/Aaron Burden)

Sesajen juga dipakai unthk selamatan saat menanam padi, panen padi, membangun rumah, larung maupun ruwatan tolak bala. 

"Penghayat Kepercayaan meyakini kuasa Tuhan ada pada semua ciptaannya termasuk gunung, laut, sungai hingga tumbuh-tumbuhan. Kuasa Tuhan juga ada dalam diri makhluk yang tak kasat mata yang tak dapat terlihat oleh manusia biasa. Sesajen merupakan sarana komunikasi kepada Tuhan dan seluruh ciptaannya yang tak kasat mata, agar dapat memberikan perlindungan atas kehidupan manusia," ungkapnya.

4. Penghayat minta manusia menghormati nilai luhur bangsa Indonesia

Penghayat Sebut Sesajen Jadi Tradisi untuk Dekatkan Diri kepada TuhanSesepuh desa menata sesaji saat melakukan Tradisi Malam 1 Suro di lereng Gunung Merapi, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Atas kejadian di Gunung Semeru, ia pun mengimbau kepada para penghayat sypaya berhati-hati dalam menyikapi kejadian tersebut. Sebaiknya memohon kepada Tugan agar berkenan membuka hati dan kesadaran pelakunya. 

"Warga yang belum memahami makna sesajen lebih baik juga menghormati nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh bangsa Indonesia. Dimana kaki berpijak, disitu langit dijunjung. Maka selama kita hidup di bumi Indonesia, maka kita harus menghormati budaya dan tradisinya," pungkasnya. 

Baca Juga: Kisah Sinci Gus Dur di Semarang Diberi Sesaji Mendoan dan Kopi Pahit

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya