Awas! Penularan Transmisi Lokal Corona Merata di 35 Daerah Jawa Tengah

Di Semarang, Solo, Wonosobo peningkatannya pesat

Semarang, IDN Times - Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Jawa Tengah diperkirakan bakal menembus angka 6.000 orang pada Oktober 2020 nanti. Salah satu faktornya karena penularan virus corona (COVID-19) dari transmisi lokal yang saat ini selalu mengalami tren peningkatan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo dalam rekaman video singkatnya yang diterima IDN Times, Senin (27/4). 

1. Transmisi lokal di Jateng trennya meningkat

Awas! Penularan Transmisi Lokal Corona Merata di 35 Daerah Jawa TengahSalat sambil memakai masker \di hari pertama bulan suci Ramadan, di tengah mewabahnya virus corona (COVID-19), di Bangkok, Thailand, Jumat (24/4/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Yulianto mengatakan penularan dari transmisi lokal saat ini tersebar merata di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

"Karena saat ini penularan COVID-19 dari transmisi lokal sangat meningkat. Baik itu dilakukan secara linier maupun ekaponensial. Sebarannya paling tidak kita pantau ada di Kota Semarang, Solo, dan Wonosobo. Di sana kan juga ada penularan dari klaster eks jemaah Ijtima Ulama di Gowa," ujar Yulianto. 

Baca Juga: Penularan Virus Corona di Jateng, Semarang Tertinggi, Brebes Terendah

2. Kadinkes perkirakan PDP bisa tembus 6.000 lebih

Awas! Penularan Transmisi Lokal Corona Merata di 35 Daerah Jawa TengahIlustrasi (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/ama.)

Walau para ahli memprediksi puncak kasus COVID-19 akan muncul pada Mei dan Juni 2020, ia menyatakan puncak penularan yang ada di Jateng akan terjadi pada Oktober 2020.

"Prediksi kami, PDP sampai Oktober 2020 itu sekitar 6.000an. Tapi semoga saja tak sampai sebesar itu, asalkan kita semua taati aturan dan bisa disiplin jaga jarak, pakai masker, cuci tangan pakai sabun air mengalir," bebernya.

3. Mempercepat metabolisme vitamin D bisa dengan berjemur pagi hari

Awas! Penularan Transmisi Lokal Corona Merata di 35 Daerah Jawa TengahSejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Malaysia mengikuti senam dan berjemur di bawah sinar matahari saat menjalani karantina di Pangkalan Udara Militer ANTARA FOTO/Septianda Perdana

Ia menyatakan selama ibadah puasa, setiap warga bisa menjaga imunitas tubuhnya dengan membiasakan olahraga ringan di pagi hari. Waktu yang tepat untuk berjemur dibawah matahari, tambahnya, saban pukul 09.00-10.00 WIB.

"Berjemur sekitar jam 09.00-10.00 WIB diperlukan untuk percepat metabolisme vitamin D dalam tubuh kita," pungkas Yulianto.

Baca Juga: Pandemik COVID-19, Santri di Semarang Ngaji Kitab Kuning via Online

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya