Retakan di Dekat Api Abadi Mrapen, Warga Sekitar Dilaporkan Mual-mual

Api Mrapen sering dipakai umat Buddha

Grobogan, IDN Times - Situs Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Jawa Tengah yang padam saat ini sedang diupayakan agar dapat diselamatkan. Kasi Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto mengatakan langkah penyelamatan sedang dilakukan karena dalam sejarah peristiwa api padam baru pertama terjadi.

"Kami tengah berupaya mencari langkah-langkah yang tepat agar situsnya tetap terjaga karena selama ini tempat tersebut juga menjadi ritual tahunan umat Buddha pada upacara Hari Raya Waisak," katanya di Grobogan, seperti dilansir dari Antara, Minggu (4/10/2020).

Situs api abadi Mrapen juga pernah digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON), POR PWI, Hari Olahraga Nasional (Haornas) hingga Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO).

1. Dinas ESDM perkirakan api Mrapen padam karena ada pengeboran sumur

Retakan di Dekat Api Abadi Mrapen, Warga Sekitar Dilaporkan Mual-mualinstagram.com/joko_cah_ndeso

Ia menyampaikan padamnya api abadi Mrapen diduga tidak terlepas dari adanya pengeboran sumur yang lokasinya tidak jauh dari situs pada 12 September 2020. Waktu itu, proses pengeboran telah memunculkan semburan gas.

Kemudian, pada tanggal 20 September 2020 debit gas di situs api abadi menurun dan apinya mengecil dan baru padam pada tanggal 25 September 2020.

Berdasarkan keterangan warga sekitar pengeboran sumur tersebut, kedalamannya ada yang menyebutkan di atas 30-an meter dan 70-an meter.

"Kemungkinan memang kedalamannya lebih dari 30 meter karena semburan gasnya cukup besar dan kadungan gas methanenya juga cukup tinggi karena dari hasil pengecekan dengan alat memang lebih dari 100 ppm," ungkap Sinung.

Baca Juga: Selain Mrapen, 5 Wisata Api Abadi yang Kece Ini Juga Ada di Indonesia

2. Pihak dinas sudah kontak Undip, UGM dan Akprin

Retakan di Dekat Api Abadi Mrapen, Warga Sekitar Dilaporkan Mual-mualum.undip.ac.id

Saat ini pihaknya sudah menghubungi berbagai pihak, seperti Undip, Akprin Yogyakarta, dan UGM untuk mencari solusi padamnya api abadi pada 25 September 2020 dan hasilnya memang mengerucut untuk beberapa opsi.

Hanya saja, Sinung belum berani membeberkan langkah alternatif yang bisa ditempuh untuk menyelamatkan situs api abadi agar salah satu ritual yang biasa dilakukan dari zaman Mataram kuno tidak sampai terputus.

Menurut dia semua alternatif langkah penyelamatan memang berisiko. Apalagi pada tahun 1990-an pernah pula dilakukan upaya pencarian sumber gas metan untuk dialirkan ke lokasi situs agar tetap menyala besar.

Pada saat itu, apinya memang tidak padam, namun debit gasnya mulai berkurang sehingga apinya mulai mengecil karena gas alam ketika ada retakan yang lebih besar biasanya akan bergeser. Ia optimistis untuk mencari sumber gas methane di lokasi sekitar tidak akan kesulitan karena tinggal cari pasokan gasnya dari mana.

3. Ada retakan di dekat api Mrapen

Retakan di Dekat Api Abadi Mrapen, Warga Sekitar Dilaporkan Mual-mualIDN Times/Irfan Fathurohman

Ia mengingatkan ketika pengeboran terlalu dalam, akan keluar gas karena kejadian selama ini memang demikian sehingga ada yang dimanfaatkan oleh masyarakat, ada yang dibuang dan ditutup.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, di lokasi sekitar dipasang garis polisi karena tersulut api sedikit bisa meledak. Informasinya, kata dia, warga setempat ketika di pagi hari ada yang mual-mual karena mencium bau gas tersebut.

Baca Juga: Siswa MTS Grobogan Jadi Kuli Bangunan Demi Kumpulkan Uang Beli HP

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya