Semarang Butuh Banyak Budidaya Maggot untuk Kurangi Overload TPA Jatibarang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang saat ini membutuhkan lebih banyak pembudidaya maggot sebagai langkah mengurangi laju kelebihan (over) kapasitas yang terjadi di TPA Jatibarang, Kelurahan Bambankerep Ngaliyan. Pasalnya, maggot atau black soldier fly (BSF) berperan yang penting untuk mengurai sampah organik hasil buangan sisa makanan di setiap kampung.
"Kita sekarang sudah punya 20 pembudidaya maggot yang sebarannya di sejumlah wilayah. Tapi untuk kebutuhan riilnya, kita sebenarnya masih butuh jumlah yang lebih banyak sehingga sampah organik di setiap kampung masing-masing RW bisa berkurang drastis," kata Kepala UPTD TPA Jatibarang, Wahyu Heriyawan kepada IDN Times, Senin (8/8/2022).
1. Hampir 61 persen sampah organik dibuang ke TPA Jatibarang
Dengan melihat cakupan jumlah RW, pihaknya mengestimasikan Kota Semarang harus memiliki ratusan pembudidaya maggot. Menurut Wisnu, maggot atau larva bisa menjadi sarana efektif agar sisa makanan, sayuran dan sampah organik lainnya tidak dibuang begitu saja.
"Dan mengolah sampah organik itu kan butuh treatment khusus. Nah, masalahnya dengan populasi warga Semarang yang sangat padat, hampir 61 sampah organik dibuang begitu saja ke TPA Jatibarang. Efeknya tentunya TPA yang kita operasikan selama ini menjadi overload. Maka kita akan berusaha maksimal menggerakkan peran masyarakat supaya ikut menekan jumlah sampah organik melalui pembudidayaan maggot," tuturnya.
Baca Juga: Mengulik Aktivitas Peternakan Maggot, Si Belatung Pemakan Sampah Organik
2. Warga bisa belajar budidaya maggot di TPA Jatibarang
Untuk membudidayakan maggot pun bukanlah perkara yang sulit. Sebagai pemula cukup memakai satu plong pipa bekas lalu dipotong-potong menjadi wadah kecil. Telur maggot kemudian ditaruh ke dalam wadah tersebut. Setelah itu, biarkan maggot berkembang biak dengan menaruh sisa makanan, sayuran ke dalam wadah yang berisi maggot tersebut.
Editor’s picks
Wahyu mengatakan apabila masyarakat kesulitan membudidayakan maggot maka bisa langsung datang ke TPA Jatibarang untuk belajar teori dan prakteknya.
3. Butuh keuletan untuk mengembangbiakan maggot
Setiap warga yang belajar budidaya maggot akan mendapatkan beberapa gram telurnya secara gratis. Sedangkan cara pembuatan media pengembangbiakan maggot akan didukung penuh oleh TPA Jatibarang.
"Sudah ada banyak sekali warga yang berhasil membudidayakan maggot. Ada yang satu rumah yang memelihara maggot dengan tujuan mengurangi sampah organik. Tapi ada juga yang mulai melirik potensinya menuju ke arah bisnis. Dampak positifnya akan diperoleh warga jika memiliki kesabaran dan keuletan dalam membudidayakan maggot," jelasnya.
4. Dosen Unika berhasil jadi pembudidaya maggot
Salah satu warga Semarang yang berhasil membudidayakan maggot ialah Vero. Wanita yang menjadi dosen jurusan manajemen operasi di Unika Soegijapranata Semarang itu mengaku mulai membudidayakan maggot sejak Januari 2022 kemarin.
Awalnya ia tertarik saat menyambangi peternakan maggot yang terletak di belakang kantor TPA Jatibarang.
"Habis lihat cara memeliharanya, saya lalu mencoba mulai budidayakan maggot. Sekarang sudah punya 13 plong wadah berisi maggot. Terus hasil pengembangbiakan maggot ini bisa saya olah lagi jadi pakan lele, pakan ayam dan produk lain," kata Vero saat ikut dalam pertemuan pembudidayaan maggot di Tanjung Laut, Semarang.
Baca Juga: 10 Potret Budidaya Maggot, Si Mutiara Hitam yang Digandrungi Peneliti Unnes