Siasati Penurunan Tanah, Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Ditinggikan 2,1 Meter
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Pengelola Pelabuhan Tanjung Emas Semarang untuk kesekian kalinya meninggikan pondasi dermaganya guna menyiasati penurunan muka tanah atau land subsidence yang terjadi semakin masif di Ibu Kota Jateng. Proses peninggian dermaga tersebut dikerjakan di sebelah gedung terminal penumpang kapal.
1. Peninggian dermaga diklaim awet 15 tahun
Deputi Manajer Umum dan Humas, Pelindo Sub Regional Jawa, Rendy Fendi mengatakan, dermaga ditinggikan 2,1 meter untuk mengatasi laju penurunan muka tanah yang setiap tahun terjadi sekitar 10 sentimeter.
"Dermaga ini ditinggikan 2,1 meter karena ada penurunan tanahnya 10 sentimeter per tahun. Dan pondasi dermaganya punya masa umur sekitar 15 tahun," kata Rendy ketika mengecek aktivitas peninggian dermaga di Pelabuhan Tanjung Emas, Rabu (8/2/2023).
Baca Juga: Ikut Mentan, Tanjung Emas Semarang Jadi Pelabuhan Impor Hortikultura
2. Dermaga akan digunakan untuk multi purpose
Lebih lanjut, ia menerangkan dermaga yang sedang dalam proses peninggian luasannya mencapai 38 meter serta total panjangnya 300 meter. Jika sudah selesai, katanya dermaga tersebut difungsikan untuk kegiatan multi purpose.
"Fungsi dermaganya untuk multi purpose. Kegiatannya masih melalui tahap yang berkelanjutan. Karena salah satunya kita masih lakukan pelebaran lagi sampai 6-7 meter," paparnya.
Rendy bilang, aktivitas peninggian dermaga Pelabuhan Tanjung Emas ditargetkan rampung tahun ini. Namun tidak menutup kemungkinan juga untuk proses peningkatan fasilitas di pelabuhan itu akan dikerjakan sampai tahun 2027 mendatang.
Editor’s picks
3. Tanggul Lamicitra dibeton 3 meter
Di lokasi pelabuhan, sejumlah personel Pelindo juga turut memantau kondisi tanggul di belakang pabrik PT Lamicitra. Tanggul itu pada Mei 2022 jebol diterjang banjir rob dari Laut Jawa yang melimpas sampai ke dalam kawasan pabrik Lamicitra.
Rendy pun berkata Pelindo telah membangun tanggul semi permanen berbahan gerbox. Material yang dipakai dari tanah merah yang dilapisi terpal besar sebagai penahan laju ombak laut.
Sedangkan di belakang tanggul semi permanen, Pelindo juga sudah membangun tanggul beton setinggi 2-3 meter dengan panjang 300 meter.
"Jadi, dalam menghadapi rob, kami rutin memantau setiap hari. Kita sudah tahu ketinggian permukaan air laut. Untuk tanggul Lamicitra yang lokasinya bocor tahun kemarin sudah dibuatkan lagi tanggul semi permanen berbahan gerbox. Lalu ada tanggul beton setinggi 2-3 meter sepanjang 300 meter. Konstruksinya beton dengan pondasi sumuran," tambahnya.
4. Titik banjir di Pelabuhan Tanjung Emas disedot pakai puluhan pompa
Selain itu, pihaknya juga memiliki 56 pompa yang mampu menyedot 53 ribu air banjir per menit. Ada juga beberapa titik pompa besar dan ukuran kecil, serta kolam retensi untuk membuang air rob ke laut.
Meski begitu, diakuinya kini masih ada titik rawan banjir di Pelabuhan Tanjung Emas. "Bagaimanapun yang namanya fenomena alam tentunya masih ada titik-titik yang menggenang. Tapi mitigasinya dengan mengerahkan pompa yang kita sediakan tadi," kata Rendy.
Baca Juga: Banjir Rob Menerjang, Buruh Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Makin Tertekan