Suhu Udara Malam Terasa Lebih Dingin, Ini Penjelasan BMKG

Temperatur udara turun drastis

Semarang, IDN Times - Belakangan ini suhu udara di wilayah Jawa Tengah terasa sangat dingin dibandingkan hari-hari sebelumnya. Bahkan saat beraktivitas pada pagi dan siang, udara dingin juga terasa. Apa sebabnya?

 

1. Udara dingin disebabkan mayoritas wilayah sudah masuk awal kemarau

Suhu Udara Malam Terasa Lebih Dingin, Ini Penjelasan BMKGthelist.com

Baca Juga: Fakta Unik: Udara Dingin Bisa Bantu Membakar Kalori Tubuh Lebih Cepat

Menurut Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Semarang,  udara dingin tersebut akibat adanya perubahan cuaca menjadi musim kemarau. BMKG menyampaikan awal musim kemarau yang terjadi pada bulan mengakibatkan penampakan langit yang cerah tanpa terhalangi gumpalan awan.

 Awal kemarau membuat radiasi sinar matahari dapat diterima secara langsung oleh bumi tanpa penghalang apa pun.

"Radiasi matahari diterima bumi secara bebas ini berbarengan juga dengan kondisi bumi yang mengeluarkan radiasi dengan bebas. Sehingga pertemuan udaranya menyebabkan temperatur udara pada pagi dan malam cenderung lebih dingin dari biasanya," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG Kota Semarang, Tuban Wiyoso, kepada IDN Times, Kamis (20/6).

2. Temperatur udara di pegunungan turun di bawah 10 derajat celcius

Suhu Udara Malam Terasa Lebih Dingin, Ini Penjelasan BMKGIDN Times/Toni Kamajaya

Selain itu, lanjutnya, adanya hembusan angin lembah dari pegunungan yang turun ke dataran rendah secara langsung telah mempengaruhi perubahan temperatur udara pada saat bersamaan.

Dia menambahkan musim kemarau dengan suhu saat udara yang kering, maka udara yang berhembus lebih cepat dingin ketimbang kondisi saat udara basah.

"Dampaknya bisa dirasakan masyarakat di wilayah pegunungan dan dataran rendah. Kalau di dataran rendah, temperaturnya bisa turun sampai 22 derajat celcius. Jadi kalau di wilayah pegunungan tambah dingin lagi, bisa dibawah 10 derajat. Untuk permukaan tanahnya suhunya dibawah 4 derajat bahkan ada yang membeku," ujar dia. 

3. Puncak kemarau di Jateng akan terjadi Agustus nanti

Suhu Udara Malam Terasa Lebih Dingin, Ini Penjelasan BMKGANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Tuban menjelaskan saat ini mayoritas wilayah Jawa Tengah sudah memasuki awal kemarau. Penampakan langitnya sangat cerah ketimbang kondisi bulan lalu. Pihaknya memperkirakan puncak kemarau bakal terjadi pada Agustus nanti.

"Sisanya ada daerah yang puncak kemaraunya terjadi di awal Juli dan September," paparnya.

4. BMKG minta warga waspadai potensi kebakaran akibat gesekan rumput dan ranting pohon

Suhu Udara Malam Terasa Lebih Dingin, Ini Penjelasan BMKGANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat di dataran rendah untuk mewaspadai kemarau yang muncul pada tahun ini. Dengan kondisi cuaca yang panas serta kelembapan yang rendah membuat penguapan udara bertambah tinggi. Hal ini mengakibatkan banyak material di permukaan Bumi mengering.

"Kami minta warga di dataran rendah seperti Pantura dan lereng-lereng gunung harus bisa mengantisipasi potensi kebakaran," kata Tuban.

Pihaknya mencatat bahwa indeks kebakaran hutan pada 2019 di Jateng tergolong tinggi. Potensi kebakaran bisa terjadi karena gesekan alang-alang, rerumputan maupun ranting pohon yang mengering. "Rumput yang kering mudah terbakar.

Berdasarkan citra satelit BMKG, daerah rawan kebakaran ada di lokasi dengan curah hujan rendah. Dan juga dengan vegetasi rumput yang mengering di kawasan pegunungan," pungkasnya.

Baca Juga: Dua Hari Berturut, Dua Kebakaran dalam Satu Kecamatan di Simalungun

Topik:

Berita Terkini Lainnya