Takut Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Jateng Potong Paksa Hewan Ternaknya

Jangan panic buying dan panic shelling

Semarang, IDN Times - Sejumlah peternak Jawa Tengah terpaksa menyembelih hewan ternaknya lantaran khawatir dengan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang saat ini sedang merebak. Hal tersebut diketahui ketika para petugas Balai Karantina Pertanian Semarang menggelar uji kesehatan pada sapi dan kambing milik peternak di beberapa daerah. 

"Yang terjadi saat ini malah beberapa orang melakukan potong paksa terhadap hewan ternaknya. Karena sapinya seperti sudah sekarat. Makanya peternaknya memutuskan potong paksa. Itu kejadiannya di Boyolali," kata drh Fitria Maria Ulfa, Sub Koordinator Substansi dan Pengawasan Penindakan, Balai Karantina Pertanian Semarang, Kamis (12/5/2022)

1. Warga dilarang konsumsi jeroan dan tulang sapi

Takut Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Jateng Potong Paksa Hewan Ternaknyailustrasi tempat penjual daging sapi (Unsplash.com/毛 祥)

Ia mengungkapkan langkah memotong paksa hewan ternak belakangan cukup banyak terjadi ketimbang dilakukan pemusnahan. Setelah dipotong dagingnya justru lebih dikonsumsi dengan cara dimasak dengan proses yang benar. 

Fitri menyarankan supaya proses memasak daging sapi harus dilakukan dengan cermat. Mulai menyimpan daging terlebih dulu ke dalam suhu 4 derajat lalu dimasak dengan tingkat kematangan yang tinggi serta membuang jeroan dan bagian tulang dan kepala sapi. 

"Karena penyakit mulut dan kuku ini bukan kategori zoonosis, maka dagingnya tetap aman dikonsumsi oleh manusia. Tidak akan menular dan tidak mengganggu kesehatan. Tapi yang musti diingat adalah jangan memakan jeroan dan seisinya dan tulang kaki, kepala dan sumsumnya. Kita menyarankan supaya buang semua jeroan, yang dimasak cukup dagingnya saja," ujar Fitri. 

Baca Juga: Menjalar ke Jateng, Belasan Sapi dan Domba Tertular Penyakit Mulut dan Kuku

2. Peternak jangan jual murah sapi yang kena penyakit mulut dan kuku

Takut Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Jateng Potong Paksa Hewan TernaknyaIlustrasi ternak sapi yang akan dipotong. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Ia berkata langkah potong paksa juga lebih disarankan oleh Kementan mengingat bisa memutus mata rantai penularan penyakit mulut dan kuku. Kementan juga melarang peternak memusnahkan hewan ternaknya yang terkena penyakit itu karena faktor harga jual yang tinggi. 

"Kita imbau masyarakat jangan panic buying dan jangan panic selling sebab penyakit mulut dan kuku ini tidak menular ke manusia. Jadi sapi yang sudah tertular PMK jangan sekali-kali dijual murah. Ini bisa berisiko mempercepat penularan penyakitnya," terangnya. 

3. Balai Pertanian temukan sapi yang sudah ndeprok

Takut Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Jateng Potong Paksa Hewan TernaknyaPenanganan hewan ternak sapi di sejumlah daerah di Jatim. dok. Humas Pemprov Jatim.

Dari hasil pengecekan kesehatan hewan ternak, ia menuturkan ada tiga kabupaten yang telah ditemukan penyakit mulut dan kuku. Daerah yang dimaksud berada di Kabupaten Rembang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Wonosobo. 

Sapi maupun kambing yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku, katanya mengalami bercak-bercak pada mulutnya, mengeluarkan air liur berlebihan, demam tinggi dan mengalami pecah kuku pada bagian kakinya. 

Dalam kondisi yang paling parah, petugas Balai Karantina Pertanian menemukan ada sapi yang kesulitan berjalan dan susah makan. 

"Karena kakinya mengalami pecah kuku jadinya ketika sudah parah, ada sapi yang sudah ndeprok dan benar-benar gak bisa jalan," ungkapnya. 

4. Sapi, kambing, kerbau dan babi rentan kena penyakit mulut dan kuku

Takut Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Jateng Potong Paksa Hewan TernaknyaHwa Zhing, seorang pedagang daging babi saat menjajakan dagangannya di lapak Pasar Gang Baru, Pecinan, Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Lebih jauh lagi, sumber penularan penyakit mulut dan kuku saat ini masih diselidiki oleh tim gabungan. Namun sapi-sapi kiriman dari Jawa Timur yang melintasi Jawa Tengah disinyalir menjadi penyebab merebaknya penularan penyakit tersebut di tiga kabupaten. 

"Penyakit mulut dan kuku sebenarnya sudah pernah ada sekitar tahun 1800 dan berlangsung sampai tahun 1990. Dan di tahun 1990 sampai 2022 Jawa Tengah kan bebas dari penyakit mulut dan kuku. Baru belakangan ini penyakit mulut dan kuku kembali muncul. Oleh sebab itu, pihak-pihak terkait masih menginvestigasi penyebab munculnya penyakit mulut dan kuku yang awalnya terjadi di Jawa Timur," bebernya. 

Pihaknya kini meningkatkan kewaspadaan terhadap merebaknya penyakit mulut dan kuku. Penyakit tersebut sangat rawan menulari sapi, kambing, kerbau, domba dan babi. "Pas dicek ke sentra-sentra peternakan, dampak yang paling menonjol terlihat pada sapi. Sedangkan untuk kambing, babi, kerbau dan domba belum terlalu terlihat jelas," bebernya. 

5. Dinas Keswan: Masyarakat jangan panik

Takut Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Jateng Potong Paksa Hewan TernaknyaIDN Times/Humas UGM

Sedangkan, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Jateng, Agus Wariyanto juga membenarkan hal tersebut. Ia menyarankan supaya peternak dan pedagang yang punya sapi maupun kambing terinfeksi penyakit mulut dan kuku sebaiknya dipotong paksa dan jangan dijual murah. 

"Lebih baik dipotong paksa. Masyarakat tidak boleh terlalu panik karena ini tidak akan menular ke manusia," paparnya. 

Baca Juga: Puluhan Hewan di Jabar Positif Penyakit Mulut dan Kuku

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya