Terkenal Angker, Hotel Dibya Puri Bakal Direnovasi Wali Kota Semarang

Hotel Dibya Puri zaman dulu tempat favoritnya Waldjinah

Semarang, IDN Times - Nama aslinya Du Pavilion. Namun setelah diambil alih perusahaan BUMN, PT Hotel Indonesia Natour, namanya berubah menjadi Inna Dibya Puri.

Letaknya di sudut perempatan Jalan Pemuda Semarang membuat Inna Dibya Puri berada di lokasi strategis. Bagi orang Semarang, Inna Dibya Puri lebih dikenal dengan nama Hotel Dibya Puri.

Ketika IDN Times menyambangi Hotel Dibya Puri, bangunannya sudah mangkrak. Mayoritas atapnya telah berlubang. Beberapa bagiannya nyaris roboh. Kesan pertama adalah kondisi hotel tersebut bertahun-tahun mangkrak. Bahkan saking tak terurusnya, Hotel Dibya Puri kelihatan kumuh dan angker.

Saat sedang berkeliling ke dalam hotel, seorang pria langsung menghampiri. Dialah Amir Budi Utomo. Amir merupakan mantan pegawai Hotel Dibya Puri yang saat ini banting setir menjadi seorang tukang parkir.

Hotel Dibya Puri tutup tahun 2008

Terkenal Angker, Hotel Dibya Puri Bakal Direnovasi Wali Kota SemarangPenampakan Hotel Dibya Puri yang tak terurus selama puluhan tahun lamanya. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Amir bercerita Hotel Dibya Puri yang awalnya beroperasi tahun 1847 kemudian ditutup total pada 2008 silam.

"Saya sudah 35 tahun kerja di sini. Awal kerja saya di bagian teknisi operator. Setelah beberapa tahun kerja, lama-kelamaan pindah divisi jadi front office lalu pernah kerja di bagian manajemen F&B (Food and Beverage). Sampai akhirnya hotelnya ditutup tahun 2008," kata lelaki berusia 56 tahun itu sambil menunjukkan sekeliling ruangan yang ada di dalam Hotel Dibya Puri.

Amir mulai bekerja di Hotel Dibya Puri tahun 1987 untuk meneruskan pekerjaan ayahnya yang sudah pensiun. Pertama kali bekerja, Amir mengaku merasakan kemewahan fasilitas di dalam hotel.

Total luas bangunan Hotel Dibya Puri mencapai 1,03 hektare. Hotelnya terdiri dua lantai. Jumlah kamarnya sebanyak 62 buah tapi yang digunakan untuk menginap para tamu sekitar 56 kamar.

"Kalau dulu ada 62 kamar, yang 56 kamar dipakai menginap tamu, terus sisanya digunakan buat kantor manajemen. Lalu kamarnya dibagi beberapa kategori. Ada kelas ekonomi, medium switch dan lima kamar puri switch kamar kelas VVIP," kata bapak empat anak ini.

Baca Juga: Matahari di Atas Pulau Jawa, Suhu Udara Semarang Tembus 39,5 Derajat

Hotel Dibya Puri tonjolkan menu tradisional

Terkenal Angker, Hotel Dibya Puri Bakal Direnovasi Wali Kota SemarangSelasar menuju ruang F&B di Hotel Dibya Puri kini kosong melompong dan tak terurus. (IDN Times) Fariz Fardianto)

Walau dikenal sebagai hotel kelas elite, akan tetapi Amir mengingat menu makanan yang disajikan di Hotel Dibya Puri menonjolkan cita rasa lokal.

"Menu yang dihidangkan bagi tamu kebanyakan tradisional food. Yang populer di sini ya nasi sayur lodeh dan lauk khas cita rasa lokal," akunya.

Sebagai hotel legendaris yang dibangun oleh arsitek asal Belanda, Dibya Puri selama beroperasi memiliki 135 karyawan.

"Tapi terakhir pas mau tutup karyawannya tinggal 33 orang. Saya gak tahu apa alasanya ditutup, yang tahu dari manajemen Hotel Indonesia Natour di Jakarta. Setelah ditutup total saya dipasrahi sama manajemen pusat buat merawat hotel ini sampai sekarang," terangnya.

PT TWC sempat berniat merombak Hotel Dibya Puri

Terkenal Angker, Hotel Dibya Puri Bakal Direnovasi Wali Kota SemarangAmir Budi Utomo, salah satu pegawai F&B Hotel Dibya Puri menunjukkan ornamen dinding hotel yang telah mengelupas. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Terakhir kali saat awal pandemik COVID-19, sejumlah direksi Taman Wisata Candi (TWC) datang ke Hotel Dibya Puri dan sempat bertemu dengan dirinya. Dalam pembicaraan diketahui bahwa jajaran direksi TWC akan merombak seluruh bangunan Hotel Dibya Puri untuk djadikan pusat kuliner.

"Tapi setelah ornamen dan atapnya dibongkar, tiba-tiba dihentikan karena kena pandemik tahun 2020. Sampai sekarang gak dilanjutkan lagi. Cuman baru-baru ini kan ada kabar kalau Pak Wali mau merenovasi Hotel Dibya Puri, terus terang saya ikut senang karena biar bagaimanapun sebagai orang Jawa, saya merasa hotel ini sudah jadi sawah ladang keluarga saya. Bapak saya dulu kerja di sini terus dilanjutkan ke saya, anak-anak saya juga merasakan hasil dari hotel ini dengan memanfaatkan halaman hotelnya jadi tempat parkir yang saya jaga," jelasnya.

Jadi favorit para penyanyi dan menteri era Orde Baru

Terkenal Angker, Hotel Dibya Puri Bakal Direnovasi Wali Kota SemarangMaestro keroncong, Waldjinah saat berada di Museum Musik Indonesia (MMI). IDN Times/Alfi Ramadana

Ia berharap, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi serius merenovasi Hotel Dibya Puri agar bisa mengembalikan ikon kota. Ia bilang di era kejayaannya, Hotel Dibya Puri pernah menjadi tempat favorit bagi para artis Ibu kota dan sejumlah menteri era Orde Baru.

"Menparpostel zamannya Pak Harto sering nginap di Dibya Puri. Waldjinah dan penyanyi top dari Jakarta kalau pentas di Semarang pasti menginapnya juga di sini. Ya semoga Dibya Puri sebagai ciri khasnya Semarang bisa kembali dihidupkan entah jadi hotel lagi atau fungsi lainnya, yang penting bisa menggerakkan perekonomian warga sekitar," tambahnya.

Bung Karno dan Megawati pernah nginap di Hotel Dibya Puri

Terkenal Angker, Hotel Dibya Puri Bakal Direnovasi Wali Kota SemarangKetua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Sedangkan, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi juga mengakui bahwa Hotel Dibya Puri punya jejak sejarah yang panjang. Hotel itu merupakan saksi bisu pertempuran lima hari di Semarang dan Presiden Soekarno pernah bermalam di kamar hotel itu.

"Pada 1964 Presiden Soekarno bersama Megawati pernah berkunjung ke Semarang dan bermalam di Hotel Dibya Puri," paparnya.

Hendi akan melobi Menteri BUMN

Terkenal Angker, Hotel Dibya Puri Bakal Direnovasi Wali Kota SemarangMenteri BUMN, Erick Thohir (dok. Tim Publikasi Erick Thohir)

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan menggandeng pihak terkait dalam upaya melakukan revitalisasi. Ia berharap ada perhatian dari Menteri BUMN terkait wacana revitalisasi Hotel Dibya Puri.

"Dalam waktu dekat kami akan melakukan komunikasi dengan Menteri BUMN, karena Hotel Dibya Puri milik BUMN yakni Hotel Indonesia Natour," paparnya.

Baca Juga: Kampung Melayu Semarang Dipermak Total, Dipasangi Batu Andesit Mirip Kota Lama

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya