Anggaran COVID-19 Pemkot Solo Menipis Sementara Kasus Corona Melonjak

Siapkan langkah pengalanggan dana.

Solo, IDN Times - Anggaran Pendapatan Belanja Daeran (APBD) Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Solo untuk penanganan COVID-19 menipis. Pemkot memastikan tidak akan melakukan pemangkasan APBD lagi, lantaran anggaran APBD sudah terkuras untuk penanganan COVID-19. Hal tersebut diperparah dengan menurunnya pendapatan asli daerah (PAD) selama masa pandemi COVID-19 ini.

Baca Juga: Kluster Manahan Diprediksi Bakal Melonjak dan Menyebar ke Seluruh Solo

1. Serapan anggaran penanganan COVID-19 mencapai 90 persen.

Anggaran COVID-19 Pemkot Solo Menipis Sementara Kasus Corona MelonjakIlustrasi anggaran. IDN Times/Arief Rahmat

Sekerataris Daerah (Sekda) Kota Solo, Ahyani mengatakan serapan anggaran penanganan COVID-19 sudah mencapai 90 persen. Artinya, Pemkot Solo sudah mengalokasikan anggaran tersebut untuk kegiatan upaya pencegahan dan penangganan COVID-19 di Kota Solo.

"Anggaran sudah terserap semua, bahkan likuiditas kita mepet, gak ada uang yang dibagi. Itu digunakan untuk kebutuhan operasial dan pendukung kegiatan COVID-19, bahkan ada beberapa SJP (Surat Pertanggung Jawaban.red) yang belum bisa dicairkan," ujar Ahyani, Minggu (6/9/20).

Sebelumnya, Pemkot Solo telah menyiapkan anggaran penanganan wabah Virus Corona (Covid-19) senilai Rp49 miliar bersumber APBD 2020. Dana sebesar itu merupakan hasil pemangkasan sejumlah kegiatan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pengalihan dana bantuan dari gubernur (Bangub) dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT.

Dana tersebut digunakan untuk persiapan lokasi karantina bagi orang dalam pengawasan (ODP) Covid-19 di eks rumah Joko Susilo dan Dalem Joyokusuman Gajahan, Pasar Kliwon. Selain itu, diperuntukkan persiapan lokasi karantina bagi warga pendatang, termasuk pemudik di Graha Wisata Niaga.

Meski telah menghabiskan banyak anggaran untuk pengantisipasi penyebaran COVID-19, namun tampaknya dana tersebut tak cukup. Pemkot kembali memangkas anggaran sebesar Rp 277 miliar, lantaran pendapatan daerah menurun drastis. Pos anggaran yang dipotong di antaranya kegiatan rutin seperti bimbingan teknis (bintek), perjalanan dinas, sosialisasi, pembagunan proyek fisik, dan sejenisnya. Anggaran tersebut digunakan untuk penangganan COVID-19.

2. Mengalang partisipasi masyarakat

Anggaran COVID-19 Pemkot Solo Menipis Sementara Kasus Corona MelonjakIlustrasi galang dana (Dok. IDN Times)

Sementara itu, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyamo mengatakan jika anggaran COVID-19 yang telah disiapkan masih belum mencukupi untuk penanganan COVID-19.

Pihaknya akan mengambil langkah penggalangan dana, yakni meminta pertisipasi masyarakat untuk ikut serta membantu penanganan COVID-19 di Kota Solo. Termasuk, dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dinilai tidak terlalu terdampak COVID-19.

"Jadi nanti kalau ada penggalangan dana dari ASN enggak boleh mengeluh. Karena saat ini yang dampaknya enggak terasa cuma ASN," ungkapnya.

3. Kasus COVID-19 hampir mencapai 500 kasus

Anggaran COVID-19 Pemkot Solo Menipis Sementara Kasus Corona Melonjakpixabay.com/olgalionart

Bersadarkan data COVID-19 dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Kota Solo menunjukkan jika jumlah kasus COVID-19 di Solo mencapai 484 kasus terkonfirmasi, dan 1109 kasus suspect.

Ketua Pelaksana Satga Penanganan COVID-19 Kota Solo, Ahyani mengatakan jika beberapa minggu terakhir jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Kota Solo cenderung mengalami peningkatan yang signifikan, setiap hari rata-rata penambahan kasus terhitung belasan.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Ahyani mengaku jika jumlah alat pelindung diri (APD) di Kota Solo masih sangat mencukupi untuk digunakan para tenaga medis.

"APD cukup sudah cukup hingga bulan Desember mendatang," jelasnya.

Hingga Minggu (6/9/20) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Solo mencapai 484 kasus, dengan rincian 44 orang menjalani perawatan, 80 orang melakukan isolasi mendiri, 338 orang dinyatakan sembuh, dan 22 orang meninggal dunia.

Sedangkan untuk kasus suspect mencapai 1109 kasus, dengan rincian 6 orang menjalani perawatan, 2 orang melakukan isolasi mandiri, 1049 orang dinyatakan sembuh, dan 52 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Klaster Manahan Solo Muncul, Diduga Ada Polisi Meninggal Kena COVID-19

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya