Gak Ada Kirab Malam 1 Suro, Kebo Bule di Keraton Solo Dipadati Warga

Kebo Bule adalah Kebo Kyai Slamet yang dikeramatkan

Surakarta, IDN Times - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat secara resmi tidak mengelar cara peringatan malam 1 Suro atau 1 Muharam 1443 Hijriah. Keraton juga meniadakan acara kirab Kebo Bule yang biasa digelar Malam hari sebagai puncak peringatan malam 1 Suro.

Kendati tak bisa melakukan kirab, sejumlah warga Kota Solo, Jawa Tengah malah antusias melihat Kebo Bule atau Kebo Kyai Slamet di kandangnya.

1. Ramai pengunjung

Gak Ada Kirab Malam 1 Suro, Kebo Bule di Keraton Solo Dipadati WargaPengujung memberi makan Kebo Bule di Kraton Solo (IDN Times/Larasati Rey)

Warga Kota Solo memadati area kandang Kebo Bule yang terletak di alun-alun Selatan Keraton Kasunanan Surakarta. Tak hanya sekedar melihat, mereka juga memberikan makan daun kangkung yang disediakan khusus dari pengelola keraton.

Salah seorang pengujung asal Sukoharjo, Ambar mengaku sengaja datang hanya untuk melihat Kebo Kyai Slamet. Sebab, sebelum pandemik COVID-19, ia selalu menyempatkan melihat acara adat Kirab Kebo Bule setiap malam 1 Suro. Namun kali ini, untuk kedua kalinya ia tidak bisa mengikuti.

"Ini kan Suro biasanya dulu lihat kirab tapi ini tidak bisa. Ya sudah, lihat di sini saja," ungkapnya.

Hal yang sama diungkapkan Herman, warga Kota Solo yang sudah merindukan tradisi upacara adat keraton. Ia mengaku selama pandemik, kegiatan kirab maupun grebeg ditiadakan. Satu sisi menjadi keprihatinan dirinya lantaran tidak bisa ikut melestarikan budaya namun masih masa pandemik virus corona.

"Ini COVID-19, kirab tidak ada grebeg juga gak ada. Ya prihatin saja, tapi kita berdoa sudah masa pageblug ini segera hilang," jelasnya.

Baca Juga: Rahasia Jamas Keris Pesugihan Semarang, Diburu Pedagang dan Wali Kota

2. Malam 1 Suro digelar terbatas

Gak Ada Kirab Malam 1 Suro, Kebo Bule di Keraton Solo Dipadati WargaWilujengan 1 Suro Keraton Solo. @kraton_solo

Dilansir melalui laman Instragram Keraton Surakarta Hadiningrat @kraton_solo , upacara adat malam 1 Suro ternyata tetap digelar pihak keraton secara sederhana dan terbatas. Raja PB XIII Hangabehi terlihat memimpin langsung upacara adat tersebut.

"Momen Khidmatnya Wilujengan Malam 1 Suro di Keraton Solo," demikian tulis unggahan pada akun tersebut pada Selasa (11/8/2021).

Dikarenakan tidak adanya kirab pusaka, agenda tersebut digantikan dengan wilujengan yang digelar di dalam keraton. Meski demikian beberapa pusaka baku tetap dikeluarkan dari dalam kamar pusaka.

Seperti pada tahun sebelumnya, GKR Alit yang merupakan putra pertama sekaligus putri tertua dari S.I.S.K.S Paku Buwono XII telah mendapatkan mandat sebagai Pengangeng Kaputren dan diberikan kepercayaan mengurus pusaka-pusaka yana ada di dalam Keraton hingga sekarang.

Pada tahun 2021, GKR Alit bertugas untuk miyosaken Pusaka Kagungan Dalem (red: mengeluarkan pusaka) dari kamar Pusaka ke Sasana Parasdya.

"Dengan demikian, seluruh prosesi Wilujengan 1 Suro Alip 1955 yang diselenggarakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat berjalan dengan khidmat dan lancar," tambahnya keterangan pada akun itu.

3. Asal usul Kebo Bule

Gak Ada Kirab Malam 1 Suro, Kebo Bule di Keraton Solo Dipadati WargaKebo Bule atau Kebo Kyai Slamet di Keraton Solo. IDNTimes/Larasati Rey

Kebo Bule Kyai Slamet merupakan kerbau berwarna putih. Kawanan kerbau itu selalu berada pada barisan terdepan saat kirab pusaka malam 1 Sura. Kerbau sengaja ditempatkan pada bagian depan barisan karena dianggap sebagai salah satu pusaka, yang berarti doa agar selalu selamat.

Masyarakat setempat menganggap Kebo Kyai Slamet sebagai kerbau keramat. Bahkan sesaat setelah kerbau lewat dalam kirab malam 1 Suro, sebagian dari mereka menyimpan kotoran kerbau untuk dibawa pulang.

Terutama warga masyarakat yang hidup dari bercocok tanam, kotoran kerbau itu digunakan sebagai pupuk. Mereka meyakini tanaman mereka dapat tumbuh lebih subur.

Baca Juga: Ini Anggota DPR PKB yang Adakan Pesta Nikah saat PPKM Level 4 di Solo

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya