Laboratorium Kultur Karanganyar, Jalan untuk Konservasi Anggrek Lawu

Anggrek Lawu susah berkembang biak alami

Karanganyar, IDN Times - Anggrek jenis Dendrobium jacobsonii adalah flora yang persebarannya terbatas di pulau Jawa bagian Timur, dengan Gunung Lawu sebagai batas Barat distribusinya. Anggrek epifit endemik pulau Jawa yang umum dikenal Anggrek Lawu itu keberadaanya makin terancam akibat kerusakan habitat dan perburuan ilegal. 

1. Konservasi dan mitigasi bencana

Laboratorium Kultur Karanganyar, Jalan untuk Konservasi Anggrek LawuSalah satu spesies anggrek lawu di Tahura Karanganyar. (IDN Times/Larasati Rey)

Sebagai upaya konservasi, PT Pertamina (Persero) bersama kelompok tani hutan Taman Hutan Rakyat (Tahura) KGPAA Mangkunegara I Karanganyar membudidayakan tanaman tersebut. Mereka mendapatkan pelatihan dan pelestarian anggrek melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga DPPU Adi Soemarmo

Area Manager Communication, Relations, & CSR Jawa Bagian Tengah (JBT) Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengatakan, kerja sama juga dilakukan dengan membuka laboratorium kultur jaringan tumbuhan anggrek.

"Laboratorium diharapkan bisa meningkatkan peran serta Pertamina serta DPPU Adi Soemarmo untuk mitigasi bencana karena terkait dengan flora, tanah, air, dan sebagainya," katanya.

Baca Juga: SiPetani, Pesan Antar Tanaman Online Tanpa Bayaran Demi Mandiri Pangan

2. Berhasil identifikasi 700 spesies tanaman

Laboratorium Kultur Karanganyar, Jalan untuk Konservasi Anggrek LawuSalah satu spesies anggrek lawu di Tahura Karanganyar. (IDN Times/Larasati Rey)

Brasto menambahkan, kerja sama tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2022. Kala itu, kerja sama masih fokus pada identifikasi tanaman langka. Kemudian, pada tahun 2023, dilanjutkan pada tahap pengembangbiakan.

Adapun, pihaknya berhasil mengidentifikasi 700 spesies tanaman--termasuk Anggrek Lawu--di Tahura.

"Pada tahun ini program kami adalah laboratorium ini. Dipilih karena anggrek merupakan tanaman langka, yaitu Anggrek Lawu. Selain konservasi anggrek langka, kami juga membudidayakan tanaman lain, termasuk Anggrek Nusantara (Anggrek alam yang habitatnya di sejumlah hutan hujan tropis Indonesia)," ujarnya.

3. Miliki karakteristik corak warna yang berbeda.

Laboratorium Kultur Karanganyar, Jalan untuk Konservasi Anggrek LawuLaboratorium Kultur Jaringan di Tahura Karanganyar. (IDN Times/Larasati Rey)

Sementara itu, salah satu peneliti kultur jaringan dari Generasi Biologi Indonesia, Dannis Yudha Kusuma menyatakan, selama ini kendala dalam pengembangbiakan Anggrek adalah tanaman tersebut tidak bisa berkembang biak secara alami.

"Jadi butuh media yang cukup kompleks, dengan kultur jaringan diharapkan tanaman anggrek bisa dibudidayakan lagi," ucapnya.

Lebih lanjut, Dannis menjelaskan, spesies tanaman Anggrek yang ditemukan di Gunung Lawu memiliki karakteristik yang berbeda dengan yang ditemukan di Gunung Merapi.

"Jadi kalau keistimewaan itu belum bisa diidentifikasi secara mendalam. Namun kalau dilihat itu ada perbedaan seperti pada corak warnanya dan bintik-bintik kecil yang terdapat di bunga anggrek tersebut," jelasnya.

Baca Juga: 8 Tanaman Indoor yang Harus Ada dalam Dekorasi Rumahmu!

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya