Solo Masuk 10 Besar Kota Toleran, Gibran: Semua Rukun

Peringkat melesat jauh bila dibandingkan tahun lalu

Surakarta, IDN Times - Kota Solo berhasil meraih urutan ke 9 dalam Laporan Indeks Kota Toleran (IKT) Indonesia 2021 yang diterbitkan oleh Setara Institute. Kota Solo berada diatas Kediri Jawa Timur.

1. Masuk sepuluh kota paling toleran.

Solo Masuk 10 Besar Kota Toleran, Gibran: Semua RukunWarga dengan mengenakan kostum pewayangan dan superhero bersama warga keturunan Tionghoa makan bersama nasi berkat dan kue keranjang di Klenteng Tien Kok Sie, Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Senin (31/1/2022). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha.

Berdasarkan laporan Indeks Kota Toleran (IKT) di Indonesia 2021 yang diumumkan Setara Institute menempatkan Kota Solo di urutan ke-9 sebagai Kota Paling Toleran. Peringkat tersebut naik 28 peringkat dari tahun 2020, dimana Kota Solo hanya menempati urutan ke-37 kota toleran di Indonesia.

Selain Solo, dua kota lain di Jateng juga masuk daftar 10 besar kota toleran 2021. Kedua kota tersebut yak Salatiga di posisi ke-3 dan Magelang di posisi ke-6.

Sedangkan untuk predikat kota paling toleran dipegang Singkawang, diikuti Manado di posisi ke-2. Berikutnya Kupang di posisi 4, Tomohon di posisi 5, Ambon di posisi 7, Bekasi di posisi 8, dan Kediri di posisi 10.

2. Sepuluh kota paling tak toleran.

Solo Masuk 10 Besar Kota Toleran, Gibran: Semua Rukunsumber.belajar.kemdikbud.go.id

Selain kota toleran, Indeks Kota Toleran juga merilis 10 kota yang berpredikat tidak toleran. Kesepuluh kota tersebut yakni Depok, Banda Aceh, Cilegon, Pariaman, Langsa, Sabang, Padang Panjang, Padang, Pekanbaru, dan Makassar.

Mengutip laman resmi Setara Institute, penilaian predikat kota toleran didasarkan pada empat variable dan delapan indikator yang dijadikan alat ukur.

Variabel dan indikator itu meliputi regulasi pemerintah kota, yakni rencana pembangunan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan produk hukum pendukung lainnya; dan kebijakan diskriminatif.

Kemudian, tindakan pemerintah, berupa pernyataan pejabat kunci tentang peristiwa intoleransi; dan tindakan nyata terkait peristiwa. Lalu, regulasi sosial, yakni peristiwa intoleransi; dan dinamika masyarakat sipil terkait peristiwa intoleransi. Terakhir, demografi agama, ialah heterogenitas keagamaan penduduk; dan inklusi sosial keagamaan.

3. Gibran minta ditingkatkan kembali.

Solo Masuk 10 Besar Kota Toleran, Gibran: Semua RukunWali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka. (IDN Times/Larasati Rey)

Menanggapi hal tersebut, Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengucapkan terima kasih pada warga Solo dan meminta untuk lebih ditingkatkan lagi. Gibran menilai bahwa toleransi di Solo memang sudah cukup baik. Tetapi baginya yang lebih terpenting juga adalah dapat menanamkan sifat-sifat tersebut ke anak-anak muda di Solo.

"Kemarin tak lihat ada Singkawang, Bekasi. Ya, perlu ditingkatkan lagi, terimakasih untuk warga Kota Solo sebuah kebanggan. Ini mungkin karena imlek kemarin yang merayakan bukan hanya kaum Tionghoa aja. Tapi semua warga Kota Solo ikut bergembira," jelasnya.

Prestasi ini menurutnya juga tidak terlepas dari langkah-langkah yang baru saja dirinya lakukan bersama dengan umat-umat beragama.

"Toleransi di Solo udah cukup baik. Kayak kemarin kita baru aja melantik forum kerukunan umat beragama (FKUB). Sebelumnya kita juga sarasehan dengan pemuka agama, semua rukun," pungkasnya.

Baca Juga: Usai Teror Bom, Gibran Cek Lokasi G20 di Solo, Pengamanan Ketat

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya