Hoax Virus Corona, Mahasiswa Cilacap Ceritakan Kondisi Sebenarnya

Sedih mendengar kabar bohong soal virus corona di Indonesia

 

Cilacap, IDN Times – MAP (23) mahasiswa di Shaghai University of Sport asal Cilacap sampai di kampung halaman pada Selasa (28/1) lalu. Ia memutuskan pulang kampung karena wabah virus corona di Tiongkok, kepulangannya ke tanah air sekaligus karena libur akhir semester.

Baca Juga: 143 Dinyatakan Sembuh, Ini Perawatan Kepada Penderita Virus Corona

1. Diperiksa setiap tiba di bandara

Hoax Virus Corona, Mahasiswa Cilacap Ceritakan Kondisi SebenarnyaInstagram

Semula ia tak berniat pulang kampung. Namun karena tak ada kejelasan dari kampus perihal jadwal perkuliahan semester II, maka ia memutuskan pulang. Tanggal 27 Januari malam ia memesan tiket dan sehari kemudian ia pulang.

“Dari kampus juga menyarankan untuk pulang dulu, dan diminta tidak kembali sebelum tanggal 18 (Februari), karena liburnya sampai tanggal 17 (Februari),” kata dia.

Dari Shanghai pesawat transit ke Hong Kong. Di Hong Kong, ia dicek dengan alat pemindai suhu tubuh. Setelah itu, pesawat landing di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Di Bandara Soetta ia juga diperiksa. Setelah dinyatakan normal, ia pulang ke rumah di Cilacap.

2. Setiap hari diperiksa petugas kesehatan

Hoax Virus Corona, Mahasiswa Cilacap Ceritakan Kondisi Sebenarnyacnn.com

Ia mengatakan, di Shanghai setiap hari ia dan mahasiswa lain di mess didatangi petugas Dinas Kesehatan setempat. Mereka memeriksa setiap warga untuk mendeteksi apakah ada yang terjangkit virus corona.

“Kami diperiksa suhu tubuhnya Alhamdulillah semua mahasiswa dari Indonesia normal,” kata dia.

Ia mengatakan, ada sekitar 20-an mahasiswa asal Indonesia di kampus itu. Kebanyakan mereka dari Jawa Timur. Ia menjadi satu-satunya mahasiswa dari Cilacap.

“Paling banyak dari Jawa Timur, termasuk di Wuhan juga paling banyak dari Jawa Timur,” ujar dia.

3. Di Shanghai 80 orang terjangkit corona, satu tewas

Hoax Virus Corona, Mahasiswa Cilacap Ceritakan Kondisi Sebenarnya(IDN Times/Arief Rahmat)

Dari kabar terakhir yang ia dengar di Shanghai, ada 80 orang yang terinfeksi virus corona. Satu di antaranya tewas.

“Kalau di Distrik Yangpu, tempat saya tinggal Alhamdulillah belum ada yang terjangkit,” kata dia.

Dari Shanghai, ia juga mengaku sedih ketika mendengar pemberitaan yang beredar di tanah air. Ia mendengar ada yang berkomentar bahwa virus corona merupakan azab untuk warga Cina.

“Ada juga yang menyebar video orang yang tiba-tiba terjatuh, katanya karena virus corona. Padahal itu video lama, dan itu yang meninggal karena sudah tua,” ujar dia.

Kabar palsu itu membuat ia dan orangtuanya khawatir. Ia mengaku orangtuanya kerap menelepon menanyakan kabarnya di Cina. “Shanghai berjarak 800 Km dari Wuhan, tetapi warga diimbau agar tetap waspada,” kata dia.

Kini dia masih menunggu pemberitahuan dari kampusnya. Ia akan kembali setelah kampus meminta kembali untuk memulia perkuliahan semester yang baru. “Mungkin sampai wabah virus coronanya hilang,” ujar dia.

Baca Juga: 4 Mahasiswa Banyumas Berhasil Lolos dari Lokasi Wabah Virus Corona

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya