Deteksi Tanah Gerak, Alat EWS Dipasang di Desa Sirongge Banjarnegara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banjarnegara, IDN Times - Memasuki puncak musim penghujan, sebuah alat early warning system (EWS) dipasang di Desa Sirongge, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, Jumat (10/1). Pemasangan alat buatan petugas BPBD Banjarnegara tersebut dimanfaatkan untuk mendeteksi tanah gerak yang berpotensi melanda wilayah tersebut.
1. Tanah gerak sering muncul di Desa Sirongge
Andri Sulistyo, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara mengungkapkan, di Desa Sirongge rawan terkena tanah gerak karena lokasi tersebut sering tergerus air hujan.
"Lokasi ini tahun lalu terjadi pergerakan tanah yang menyebabkan Dusun Gumelar RT 02/RW III sebagian besar masyarakatnya diungsikan sementara waktu karena diatas bukit terjadi gerakan tanah," kata Andri saat dikonfirmasi IDN Times, Jumat (10/1).
Baca Juga: Rentetan Longsor di Banjarnegara, Dua Hari Terjadi di 12 Lokasi
2. Tanah gerak bisa muncul sejauh 10 hektar
Editor’s picks
Pihaknya memperkirakan tanah gerak akan berdampak ke lahan pertanian seluas 10 hektar. Area yang terancam terkena tanah gerak yaitu ladang sawah, kebun, hutan pinus, jalanan desa dan 62 rumah yang ditempati oleh 62 KK atau 576 warga.
Ia menyebut bahwa Desa Sirongge kerap dilanda tanah gerak karena dipengaruhi faktor kemiringan tanah, curah hujan dan tekstur tanah yang labil.
Baca Juga: Musim Hujan, BPBD Banjarnegara Cek Kondisi EWS Pemantau Bahaya Longsor
3. Pemasangan EWS bisa minimalisir timbulnya korban tanah gerak
Lebih jauh, ia berharap pemasangan alat EWS sangat dibutuhkan masyarakat sebagai pencegahan dini, sehingga dapat mengantisipasi timbulnya korban jiwa.
"Bukan hanya pemasangan tetapi masyarakat yang berada disekitar diberikan sosialisasi tentang ancaman yang terjadi, tanda-tanda longsor dan dilakukan simulasi mandiri," tandasnya.
Baca Juga: Tebing Setinggi 15 Meter di Banjarnegara Longsor Menutup Jalan