Dosen USM Olah Kotoran Sapi Jadi Biogas, Kurangi Pemakaian Elpiji

Berharap dapat membuka peluang usaha masyarakat

Semarang, IDN Times-Tim pengabdian masyarakat Universitas Semarang (USM) berhasil mengolah kotoran sapi potong menjadi biogas sebagai pengganti bahan bakar minyak bumi.

Tim USM yang dipimpin Iswoyo mengolah kotoran ternak milik Kelompok Ternak Bioenergi di Dukuh Wunut, Desa Tangkisan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. 

1. Kotoran sapi awalnya hanya diolah menjadi pupuk

Dosen USM Olah Kotoran Sapi Jadi Biogas, Kurangi Pemakaian ElpijiIDN Times/Fariz Fardianto

Iswoyo menjelaskan selama ini terbesit membuat biogas dari kotoran sapi lantaran mayoritas peternak setempat hanya mengolah limbah ternak menjadi pupuk kompos.

"Padahal limbah kotoran ternak dapat diolah menjadi biogas yang lebih ramah lingkungan. Biogas sebagai sumber energi alternatif dapat berfungsi sebagai pengganti minyak bumi yang ketersediaannya kini semakin berkurang," katanya dalam keterangan yang didapat IDN Times, Sabtu (14/9).

Baca Juga: Dana untuk Sapi Dipotong, Kantor Dinas Peternakan Blora Digeledah 

2. Pemanfaatan kotoran sapi jadi biogas bisa membuka peluang usaha masyarakat

Dosen USM Olah Kotoran Sapi Jadi Biogas, Kurangi Pemakaian Elpijitheconversation.com

Penggunaan kotoran sapi jadi biogas, kata Iswoyo, membuka peluang usaha baru di samping aktivitas pemeliharaan ternaknya. 

Iswoyo menuturkan kotoran sapi yang dihasilkan dari peternakan Desa Tangkisan bisa menghasilkan gas metana yang kandungannya sama gas elpiji rumah tangga. Pihaknya pun telah membangun jaringan instalasi berkapasitas 6 meter kubik sebagai tempat produksi biogas.

Baca Juga: Geliat Warga Mangunharjo Angkat Pamor Batik Durenan ke Kancah Global

3. Adanya biogas bisa mengurangi ketergantungan masyarakat dari elpiji dan BBM

Dosen USM Olah Kotoran Sapi Jadi Biogas, Kurangi Pemakaian ElpijiDoc. Pribadi

Ia berharap biogas hasil olahannya bisa dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak, merebus air, dan lampu pijar. Dari hasil ini mampu menambah penghasilan peternak dan mengurangi komponen biaya listrik dan gas elpiji.

"Tentunya ini lebih hemat. Apalagi, gas yang dihasilkan bisa disalurkan kepada warga sekitar," kata pria yang mendapat dana hibah DRPM dari USM tersebut.

Baca Juga: Jarak Tempuh Hingga Limbah Baterai, Mobil Listrik Belum Jadi Solusi?

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya