Produksi Aspal Plastik, Kota Semarang Ajak Ibu-ibu Kumpulkan Sampah  

Aspal bahan baku dari plastik menambah kekuatan 40 persen

Semarang, IDN Times - Kota Semarang mulai memproduksi aspal dengan bahan baku dari sampah plastik. Agar proyek tersebut berjalan lancar, pihak Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) menggerakkan ibu-ibu PKK dari lima kelurahan untuk mengumpulkan sampah plastik di tiap perkampungan.

Dekan Fakultas Teknik Udinus, Dian Retno Sawitri, mengaku aspal yang dibuat dari campuran sampah plastik justru lebih tahan lama ketimbang bahan baku lainnya.

"Kekuatan aspal plastik sudah diteliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) dan BBPJN 7 Surabaya. Paling tidak kita bisa mengurangi limbah plastik di setiap rumah," ungkapnya, Senin (17/2).

1. Plastik yang dibuat aspal dicacah ukuran 3 milimeter

Produksi Aspal Plastik, Kota Semarang Ajak Ibu-ibu Kumpulkan Sampah  Ilustrasi. (Humas Pemprov Sulsel)

Pihaknya mengatakan saat ini siap memproduksi 444 ton aspal dan 1,6 ton plastik sebagai bahan campurannya. "Tentunya yang harus diproduksi ialah sampah plastik yang sudah dikeringkan dan dicacah dengan ukuran 3 milimeter," akunya.

Ia mengklaim aspal plastik bisa menambah kekuatan 40 persen untuk menekan tingkat kerusakan aspal di jalanan.

Baca Juga: Keistimewaan Aspal Campuran Limbah Plastik yang Diuji Coba di Banyumas

2. Pembuangan sampah di Semarang relatif tinggi

Produksi Aspal Plastik, Kota Semarang Ajak Ibu-ibu Kumpulkan Sampah  IDN Times

Sedangkan Rektor Udinus, Prof Edi Noersasongko menyatakan aspal plastik yang diolah kampusnya saat ini mulai digunakan untuk menambal lubang di Jalan Yudistira dan Jalan Arjuna Raya Pendrikan Kidul.

3. Para ibu PKK digerakkan untuk kumpulkan sampah plastik

Produksi Aspal Plastik, Kota Semarang Ajak Ibu-ibu Kumpulkan Sampah  Walikota Semarang bersama perwakilan Udinus saat mengecek aspal plastik. IDN Times/Fariz Fardianto

Semula ia prihatin saat mengetahui pembuangan sampah yang ada di Semarang terbilang cukup tinggi.

"Setelah itu kita teliti sampah yang ada di perkampungan, kemudian kita putuskan untuk memproduksi aspal dari plastik. Salah satunya menggerakan 4.000 mahasiswa bawa sampah plastik. Tapi karena kebutuhan kita mencapai 3 ton, maka kita cari pasokan di Bantar gebang. Itupun belum mencukupi. Akhirnya kita minta bantuan ibu-ibu PKK," paparnya. 

Dilain pihak, Walikota Semarang, Hendrar Prihadi menargetkan tahun depan wilayahnya sudah memakai aspal plastik. "Kita sudah instruksikan DPU untuk mengerjakan proyek ini mulai 2021 mendatang," tandasnya. 

Baca Juga: Prodi Sastra Inggris Udinus, Miliki 13 Mata Kuliah Taraf Internasional

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya