Dosen UPGRIS Ciptakan Ventilator Berbasis IoT Pertama di Dunia

Alat bantu napas akan disumbangkan ke RS Kariadi Semarang

Jakarta, IDN Times - Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menciptakan ventilator atau alat bantu napas berbasis Internet of Things (IoT) untuk membantu permasalahan penanganan pasien COVID-19 secara baik. Alat ciptaan Dosen UPGRIS ini akan disumbangkan ke Rumah Sakit Kariadi Semarang.

Dosen UPGRIS Aan Burhanudin, M.T mengatakan sampai saat ini yang terpapar tidak hanya masyarakat biasa akan tetapi tenaga medis juga sangat rentan. Bahkan, sudah ada dokter dan perawat yang meninggal dunia karena terpapar virus COVID-19.

Dari data yang telah didapat lebih dari seratus tenaga medis di Indonesia telah terpapar virus corona, di antaranya sebanyak 46 tenaga medis di Semarang positif COVID-19.

"Maraknya petugas medis yang terpapar virus corona membuat dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik dan Informatika (FTI) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) tergerak untuk menciptakan produk yang bermanfaat bagi tenaga medis," ujarnya dalam siaran tertulis, Minggu (26/4).

1. Pembuatan ventilator memakan waktu 7 hari

Dosen UPGRIS Ciptakan Ventilator Berbasis IoT Pertama di DuniaDosen UPGRIS ciptakan ventilator atau alat bantu nafas berbasis (IoT)/dok UPGRIS

Aan yang juga merupakan Kepala Program Studi Teknik Mesin tersebut menambahkan pembuatan ventilator berbasis IoT juga dibantu oleh ahli di bidang mekatronika dan robotika Muchamad Malik M. Eng serta tiga mahasiswa Teknik Mesin UPGRIS yaitu Iffan Bayu Setyono, Kukuh Wahyu Hidayat dan Ilham Sabil Mubarok.

"Melalui kerja keras dan tangan dingin mereka alat tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 7 hari di Laboratorium," terangnya.

Baca Juga: Pindad Siap Produksi Ventilator hingga APD untuk Lawan COVID-19

2. Ventilator buatan dosen UPGRIS buat pasien lebih aman

Dosen UPGRIS Ciptakan Ventilator Berbasis IoT Pertama di DuniaDosen UPGRIS ciptakan ventilator atau alat bantu nafas berbasis (IoT)

Aan menjelaskan proses pembuatan alat tersebut dilakukan dengan pembagian tugas masing-masing yaitu Iffan sebagai perancang desain mekanis, Kukuh sebagai perancang desain elektronis dan Ilham merancang desain perangkat lunak.

Aan menambahkan hasil desain tersebut dilakukan beberapa kali revisi sehingga menghasilkan alat bantu pernapasan yang dapat berfungsi dengan baik, aman, akurat dan presisi.

"Alat bantu pernapasan tersebut telah memiliki sensor tekanan oksigen, sensor aliran oksigen, sensor detak jantung dan sensor suhu yang dapat mengatur tekanan dan aliran oksigen secara otomatis sesuai dengan settingan dokter sehingga menjaga kestabilan alat bantu pernapasan dan menjadikan pasien lebih merasa aman," imbuh Aan.

3. Ventilator dilengkapi sensor canggih dan kamera dua arah

Dosen UPGRIS Ciptakan Ventilator Berbasis IoT Pertama di DuniaDok.IDN Times/Istimewa

Aan mengungkapkan ventilator tersebut dilengkapi dengan sensor-sensor yang canggih, dan dapat dipantau menggunakan kamera dua arah dan dikendalikan dari jarak jauh menggunakan jaringan internet. Sehingga, data-data medis pasien akan tersimpan ke dalam data base secara otomatis.

"Dengan teknologi tersebut maka fokter akan dapat menganalisa kesehatan pasien-pasien dengan melihat tren data kesehatannya sehingga dokter akan dapat memprediksi hal apa saja kemungkinan yang akan terjadi terhadap pasien," ucapnya.

4. Rektor UPGRIS merasa bangga

Dosen UPGRIS Ciptakan Ventilator Berbasis IoT Pertama di DuniaRektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum/ istimewa

Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum mengaku bangga dengan kepedulian Aan Burhanudin dan tim telah merancang alat medis yang canggih.

"Alat bantu pernapasan ciptaannya tersebut dapat bekerja secara efektif dan lebih aman karena mengurangi kontak langsung antara pasien COVID-19 dengan tenaga medis sehingga keamanan tenaga medis dapat terjamin," tutur Muhdi.

5. Ventilator berbasis IoT yang terintegrasi dengan big data yang pertama di dunia

Dosen UPGRIS Ciptakan Ventilator Berbasis IoT Pertama di DuniaDok.IDN Times/Istimewa

Di hadapan rektor, Aan dan tim mampu menunjukkan kehebatan ventilator ciptaannya tersebut, Jumat (24/4).

Sehingga dengan adanya produk ini, sedikit mampu menjawab permasalahan penanganan pasien COVID-19 secara baik. Secara data melalui jurnal internasional bahwa ventilator berbasis IoT yang terintegrasi dengan big data yang dibuat Aan dan tim merupakan produk pertama di dunia.

Hal ini menjadikan salah satu kebanggaannya dalam penemuan alat bantu medis ciptaannya.

Baca Juga: Jokowi dan Trump Berkomunikasi Bahas Bantuan Ventilator untuk COVID-19

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya