Suci Kirana Dewi, Pendatang Baru yang Cetak Sejarah di Cabor Boccia

Raih perunggu meski baru pertama ikut ASEAN Paragames XI

Surakarta, IDN Times - Suci Kirana Dewi menjadi satu-satunya atlet cabang olahraga (cabor) boccia yang berhasil menyumbangkan perunggu untuk Indonesia dalam ASEAN Paragames (APG) XI Solo Tahun 2022.

Suci panggilan akrabnya bahkan tak memiliki bayangan menjadi juara, padahalnya ia merupakan pedatang baru dalam cabor boccia tersebut.

Baca Juga: Atlet Boccia Peraih Perak PON Papua Daftar Kuliah di Unnes, Ini Jurusan Favoritnya

1. Pembuktian Suci, orang cacat juga bisa berprestasi

Suci Kirana Dewi, Pendatang Baru yang Cetak Sejarah di Cabor BocciaSuci Kirana Dewi atlet cabor boccia Indonesia saat bertanding di APG XI Solo. (Dok/INASPOC)

Meski terbilang sebagai cabang olahraga baru di Indonesia, kini nama Boccia mulai sering dibicarakan. Suci Kirana Dewi merupakan salah satu atlet Boccia andalan Indonesia berhasil menyumbangkan satu perunggu untuk Indonesia dalam kategori tunggal puteri kelas BC3.

Sebagai pendatang baru di cabor boccia, Suci mengaku senang dan menjadi bukti bahwa dirinya, dengan segala keterbatasan yang dimiliki, bisa mewujudkan mimpi memberi kebanggaan kepada orangtua, dan terutama Indonesia.

“Saya ingin membanggakan orangtua, ini membuktikan bahwa sebagai penyandang cacat juga bisa berprestasi di ajang internasional,” Suci Rabu (3/08/2022).

Kelas BC3 sendiri diperuntukkan bagi atlet yang memiliki hambatan fungsi lengan dan kaki, serta kurangnya kemampuan kendali tubuh karena mengidap gangguan otak maupun gangguan lain.

Kondisi fisik ini tidak memungkinkan atlet untuk menggenggam, melempar, ataupun mendoron bola ke lapangan. Oleh karenanya, atlet ini diperbolehkan menggunakan incline ramp atau bantuan asisten untuk mendorong bola.

2. Baru pertama kali ikut ajang multi internasional.

Suci Kirana Dewi, Pendatang Baru yang Cetak Sejarah di Cabor BocciaSuci Kirana Dewi atlet cabor boccia Indonesia saat bertanding di APG XI Solo. (Dok/INASPOC)

Bagi Suci pertandingan APG XI ini adalah pengalaman pertamanya bermain di ajang multi-event internasional. Ia bahkan mengaku gugup selama pertandinga. Terlebih banyak penonton yang datang langsung ke venue.

“Ini adalah turnamen internasional pertama saya, semoga saya bisa lolos ke Paralimpic dan mempersembahkan medali untuk Indonesia,” ucap Suci Kirana.

Suci Kirana Dewi sebelumnya mendulang emas saat bermain di Pekan Paralimpiade Nasional (Papernas) XVI Papua 2021. Setelah mengamankan medali pertamanya di tingkat Asia Tenggara, Suci Kirana Dewi memasang target tinggi untuk lolos main di Paralimpiade 2024 di Prancis.

Suci Kirana Dewi bertanding di nomor tunggal putri kelas BC3. Boccia merupakan olahraga yang belum terlalu populer di Indonesia, namun terus berkembang sejak perhelatan Asian Paragames 2018.

3. Membuat orang tua bangga.

Suci Kirana Dewi, Pendatang Baru yang Cetak Sejarah di Cabor BocciaMenpora Zainudi Amali dan Ketua INASPOC Gibran Rakabuming tinjau venue APG XI 2022. (IDN Times/Larasati Rey)

Terlahir dengan Cerebral Palsy, ayah Suci Kirana Dewi, Wuli Santoso sempat mengkhawatirkan nasib putri sulungnya. Namun justru Suci Kirana Dewi memiliki semangat yang luar biasa walau memiliki keterbatasan. Ia kemudian mendukung sepenuhnya Suci untuk menjadi atlet boccia.

“Sejak kecil dia memang sudah berbakat. Saat masih sekolah dulu juga sering mengikuti lomba, seperti lomba puisi. Saya selaku orangtua hanya mendukung apa pun yang dia inginkan,” kata ayah Suci.

Wuli Santoso, bahkan tak bisa menutupi rasa harusnya setelah Suci Kirana Dewi menyumbang medali perunggu. Sebagai orang tua, tentu tidak mudah merawat dan membesarkan anak dengan Cerebral Palsy. Namun dia menegaskan, dukungan penuh merupakan salah satu cara untuk membuktikan cinta keluarga terhadap Suci Kurnia Dewi.

“Saya sangat bangga sekali, ini adalah kebanggaan orang tua,” kata Wuli dengan mata berkaca-kaca.

Baca Juga: Baru Pertama Ikut Ajang Internasional, Cabor Boccia Sumbang 6 Medali

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya