Waspada! Propaganda Medsos Dengan Para Buzzer Jadi Ancaman Baru
Wakil Rektor Undip soroti pemakaian medsos yang berlebihan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Penggunaan teknologi informasi di era kekinian bak pedang bermata dua. Di sisi lain bisa menyamarkan realitas yang muncul di lapangan. Pada bagian tertentu juga menimbulkan sejumlah ancaman baru.
Hal tersebut ditegaskan Wakil Rektor IV, Universitas Diponegoro (Undip), Wijayanto, S.IP M.Si Ph.D. Menurutnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ke depan bahkan bisa memperkuat demokrasi sekaligus bisa melemahkan sistem implementasi yang ada di dalamnya.
"Internet bagus untuk demokrasi, namun disisi lain internet dipakai untuk propaganda," ujar Wijayanto, Jumat (2/8/2024).
Baca Juga: Pengamat Undip: Ahmad Luthfi Bisa Leluasa Gunakan Waktu Menuju Pilkada
1. Propaganda medos sangat berbahaya
Tak cuma itu saja, katanya sebaran propaganda yang dimunculkan dari aktivitas penggunaan media sosial juga sangat berbahaya karena mampu menciptakan toxic positivity yang menyamarkan realitas.
Propaganda di media sosial semakin marak dengan buzzer yang dibayar untuk mendukung pihak tertentu. Baik melalui akun manusia maupun bot.