Kenapa Indonesia Terlambat Kembangkan Start Up? Ini Alasannya
Kekurangan developer expert
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Solo, IDN Times – Lulusan pendidikan vokasi maupun sarjana teknologi informatika (IT) di Indonesia dinilai belum mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bidang teknologi informatikan (TI).
CEO start up developer lokal, Decoding, Narendra Wicaksono menilai jika Indonesia saat ini masih kekurangan developer expert
Baca Juga: 7 Hal yang Bikin Fresh Graduate Ingin Bekerja di Dunia Start Up
1. Keterlambatan pengembangan start up
Narendra Wicaksono mengatakan jika Indonesia masih kekurangan developer expert atau pengembang dalam bidang teknologi informatika. Akibatnya, Indonesia banyak mengalami keterlambatan dalam pengembangan start up.
"Kita butuh lebih banyak developer expert di seluruh Indonesia yang bisa bantu transfer knowledge (pengetahuan) dalam bidang teknologi. Supaya bisa menghasilkan orang-orang yang lebih baik," ujarnya dalam acara Bekraf Developer Day (BDD) rangkaian Bekraf Festival 2019 di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (5/10).
Pria yang akrab disapa Naren tersebut menyebut berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan sekitar empat tahun lalu, jumlah developer expert yang ada di Indonesia baru sekitar 7 persen. Angka tersebut jauh di bawah angka ideal yang dibutuhkan oleh Indonesia.
"Menurut saya angka yang ideal itu 30 persen. Satu expert itu minimal lima developer. Tapi susah untuk menncapai ideal itu. Karena programmer itu bukan hal yang mudah," ungkapnya.
Baca Juga: 6 Skill Wajib Dikuasai Jika Kamu Bergelut di Start Up Digital