Klenteng Kam Hok Bio di Semarang, Dipercaya Bisa Tolak Bala

Klenteng Kam Hok Bio telah berusia 130 tahun

Semarang, IDN Times - Jauh dari keramaian, Yanti dengan telaten membersihkan altar dewa dewi yang terpasang di dalam Klenteng Kam Hok Bio. Berada di pinggir rel kereta api, atau tepat di ujung Jalan Layur, Semarang Utara, klenteng itu saban hari cenderung sepi. 

Saking sepinya, sehari-hari gerbang Klenteng Kam Hok Bio kerap terkunci rapat. Kesan yang melekat pada Klenteng Kam Hok Bio justru menjadi bangunan yang sangat tertutup dari dunia luar. 

Yanti yang mengabdikan dirinya di dalam Klenteng Kam Hok Bio sejak belasan bahkan puluhan tahun lamanya telah dipercaya menjaga tempat ibadah umat Khonghucu tersebut. 

"Saya sudah dari tahun 70'an di sini. Sehari-hari kerjanya bersih-bersih altar, nyapu atau kalau pas ada Imlekan ikut menyiapkan persembahan di altar," kata Yanti ketika membuka obrolan dengan IDN Times, Sabtu (26/6/2021). 

1. Klenteng Kam Hok Bio telah berusia 130 tahun

Klenteng Kam Hok Bio di Semarang, Dipercaya Bisa Tolak BalaPapan nama Klenteng Kam Hok Bio terpasang di dekat altar. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sembari sibuk membersihkan debu-debu yang melekat pada meja dan kursi, Yanti menunjukan sebuah papan nama bertuliskan Klenteng Kam Hok Bio. 

Tidak banyak yang bisa dikorek mengenai jejak sejarah Klenteng Kam Hok Bio. Pun demikian dengan pemilik yayasan yang menaungi Klenteng Kam Hok Bio. Namun, dilihat dari nama klenteng yang terukir tebal di dinding ditambah adanya ornamen tulisan Mandarin seolah menegaskan klenteng tersebut merupakan bangunan kuno di sepanjang kawasan Kampung Melayu. 

"Kam Hok Bio ini usianya sudah 130 tahun. Kalau dari pengakuan pihak yayasan, Dari awalnya Kampung Melayu banyak ditinggali pedagang-pedagang dari Yaman, Kam Hok Bio sudah berdiri di sini," akunya. 

Baca Juga: Raup Untung Dari Buang Sial, Kisah Penjual Emprit Peking di Semarang

2. Klenteng Kam Hok Bio terkenal sebagai klenteng dewa bumi. Konon bisa menolak bala

Klenteng Kam Hok Bio di Semarang, Dipercaya Bisa Tolak BalaDua patung naga berdiri menjuntai di atap bangunan Klenteng Kam Hok Bio Jalan Layur Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Yanti bilang Kam Hok Bio lebih dikenal sebagai klenteng dewa Bumi. Disebut demikian karena sejak dulu Kam Hok Bio konon dipercaya memiliki unsur magis dalam menjaga keharmonisan warga Kampung Melayu. 

Di Kampung Melayu sendiri, masyarakat dari beragam golongan, agama maupun ras bisa hidup membaur dan rukun satu sama lain. Di wilayah itu selain didominasi para pribumi, juga dihuni warga keturunan Madura, peranakan Tionghoa dan orang-orang Bugis. 

"Mungkin karena kita bisa hidup rukun, jadinya orang mengaitkan Klenteng Kam Hok Bio sebagai klenteng dewa Bumi yang dapat menjaga kedamaian. Dipercaya bisa tolak bala, jadi hidup kita tetap tenteram dan nyaman," terangnya. 

Sedangkan, bagi warga setempat keberadaan Klenteng Kam Hok Bio begitu ikonik. Mereka kerap menyebut Kam Hok Bio sebagai klenteng Kampung Melayu Semarang. 

"Yang unik dari klenteng Kampung Melayu itu pada bagian atapnya ada patung dua naga berukuran besar yang sedang mengapit benda bulat. Makanya orang ngenalnya juga sebagai klenteng dewa bumi," ujar Sudarman, seorang warga setempat. 

3. Kam Hok Bio salah satu tempat ibadah khusus bagi keluarga internal

Klenteng Kam Hok Bio di Semarang, Dipercaya Bisa Tolak BalaSeorang penjaga Klenteng Kam Hok Bio sibuk membersihkan seluruh ruangan klenteng. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Menurut Andi Tjiok, Wakil Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Jawa Tengah, Kam Hok Bio adalah satu diantara sekian banyaknya klenteng-klenteng kecil yang bertebaran di seluruh pelosok Jawa Tengah. 

Andi berkata Klenteng Kam Hok Bio diurus oleh sebuah yayasan kecil yang berfungsi mengelola klenteng tersebut sebagai tempat ibadah khusus untuk kalangan keluarga tertentu. 

"Memang gak banyak yang tahu tentang Kam Hok Bio di Jalan Layur. Soalnya klenteng-klenteng kecil biasanya dibuat sembahyangan untuk keluarga internal aja. Di Jawa Tengah dan Semarang banyak sekali klenteng yang fungsinya seperti itu," akunya. 

4. Sebaran klenteng masih banyak dijumpai di jalur Pantura, Solo dan Purwokerto

Klenteng Kam Hok Bio di Semarang, Dipercaya Bisa Tolak BalaOrnamen Klenteng Kam Hok Bio masih dipertahankan keasliannya sampai saat ini. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Berdasarkan catatannya, sebaran klenteng yang masih eksis dan berfungsi dengan baik sampai saat ini berada di wilayah Tegal, Peklongan, Semarang, Ungaran, Solo, Purwokerto dan Rembang yang disebutnya sebagai pusat penyebaran ajaran Khonghucu pertama kali di Jawa. 

Andi mengatakan sejak pandemik melanda seluruh Indonesia, aktivitas umat Khonghucu yang beribadah di klenteng kini mulai berangsur surut. Hal ini, katanya tak lepas dari kebijakan pemerintah pusat yang memutuskan membatasi kegiatan keagamaan ditengah suasana pandemik COVID-19. 

Umat Khonghucu yang terkena imbasnya pun diimbau untuk sembahyang di rumahnya masing-masing. "Dari MATAKIN pusat sudah menyarankan supaya ibadah yang biasanya diadakan di klenteng, sebaiknya dialihkan di rumah. Karena dengan suasana pandemik, kita juga harus membatasi aktivitas untuk membantu mengurangi risiko penularan COVID-19," bebernya. 

5. Umat Khonghucu kini memilih sembahyangan di rumah selama masa pandemik

Klenteng Kam Hok Bio di Semarang, Dipercaya Bisa Tolak BalaTampak depan pagar Klenteng Kam Hok Bio selalu tertutup rapat. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Saat ini Andi yang juga dipercaya sebagai rohaniawan Khonghucu sering door to door melayani umat yang membutuhkan bantuan saat beribadah di rumah. Andi tak memungkiri bahwa ini jadi perubahan perilaku yang mesti dilakukan umat Khonghucu yang banyak sudah lanjut usia. 

"Saya sering menyambangi rumah umat bila dirasa butuh bantuan untuk menggelar sembahyangan. Mulai sembahyangan arwah maupun sembahyangan harian," tutur Andi. 

Baca Juga: Ditemukan di Barang Loak Semarang, Koran Terbitan Perang Dunia I Dijual Rp300 Ribu

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya