Musim Hujan Emak-emak Randublatung Berburu Ungker, Laku Rp150 ribu/Kg

Ungker bisa dijadikan sayur lodeh lho

Blora, IDN Times - Memasuki musim penghujan awal Desember rupanya menjadi berkah tersendiri bagi sejumlah perempuan yang tinggal di Desa Kalisari, Randublatung, Kabupaten Blora. Pasalnya, mereka kini bisa mendapat penghasilan tambahan dengan berburu ulat daun jati atau kerap disebut ungker.

Hal itu tampak dari aktivitas emak-emak yang tinggal di Kecamatan Randublatung. 

1. Banyak emak-emak isi waktu luang dengan berburu ungker

Musim Hujan Emak-emak Randublatung Berburu Ungker, Laku Rp150 ribu/KgDokumen pribadi yang diambil saat perjalanan dengan KA Lodaya

Informasi yang diperoleh dari BPBD Blora, sejak dua hari terakhir, banyak emak-emak yang memanfaatkan waktu luangnya dengan mencari ungker di hutan jati yang berada dekat rumah mereka.


Agung Triyono, anggota TRC BPBD di Kabupaten Blora mengungkapkan fenomena berburu ungker tersebut hanya terjadi saat musim hujan saja.


"Karena pas hujan, banyak sekali ulat yang muncul dari daun jati lalu berjatuhan ke bawah. Jadinya, ibu-ibu yang tinggal di seluruh desa di Blora pasti selalu mencari ungker untuk dijadikan bahan masakan di rumah," kata Agung saat berbincang dengan IDN Times, Selasa (10/12).

Baca Juga: Berburu Entung, Ulat Hutan Jati Tuban yang Gurih

2. Ungker hanya muncul kurang dari seminggu

Musim Hujan Emak-emak Randublatung Berburu Ungker, Laku Rp150 ribu/Kgficonservancy.org

Agung bilang, kemunculan ungker hanya terjadi kurang dari sepekan. Sebab, ungker biasanya cepat berkembangbiak menjadi kupu-kupu.


"Makanya, dua hari terakhir warga gak mau melewatkan momentum seperti ini. Begitu sudah pagi, langsung berburu ke hutan jati," terangnya.


Ungker, katanya kerap dijual oleh para emak-emak di tepi jalan hutan jati. Beberapa ungker yang telah mati dimasukan ke dalam plastik kemudian ditawarkan kepada para pengendara motor yang kebetulan lewat di jalan raya.


"Plastik beranyak digantungin di warung. Itu mahal harganya kok, Mas. Bisa Rp100 ribu sampai Rp150 ribu. Karena kan jumlahnya memang terbatas," akunya.

Baca Juga: Susah Olah Air dari Bengawan Solo, Ganjar Minta PDAM Blora Hutang Air

3. Ungker biasanya diolah jadi oseng-oseng dan sayur lodeh

Musim Hujan Emak-emak Randublatung Berburu Ungker, Laku Rp150 ribu/Kginstagram.com/resepbunda02

Makanan olahan ungker yang dibuat oleh warga Blora, mulai sayur lodeh maupun jadi oseng-oseng ungker. 


"Biasanya ibu-ibu dapat sekilo dua kilo kalau pas ramai. Tapi dengan kondisi hutan jati yang semakin berkurang, palingan dapatnya gak sebanyak dulu," urainya.


Lebih lanjut, ia menyatakan kemunculan ungker menjadi penanda datangnya musim hujan menjelang tutup tahun 2019.


Ia pun berharap masyrakat Blora bisa menyiapkan diri menghadapi musim hujan dengan membersihkan seluruh saluran air di lingkungan rumahnya. "Keberadaan ungker ini jadi sebuah kearifan lokal bagi warga Blora sekaligus jadi penanda kalau sekarang waktunya musim penghujan," pungkasnya.

Baca Juga: Ilmuwan: Ulat Suatu Saat Akan Menyelamatkan Bumi

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya