Tempelkan HP ke Barcode, Kamu Langsung Tahu Sejarah Candi di Dieng

Banyak candi yang hilang di zaman kolonial

Wonosobo, IDN Times - Dieng terkenal dengan panorama kawahnya yang sungguh unik. Namun, di era serba cepat seperti saat ini jarang ada millennial yang mengetahui mengenai seluk beluk dan sejarah candi-candi di dataran tinggi Dieng. 

Untuk memudahkan pengunjung memperoleh informasi tentang candi secara langsung, pengelola kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng melakukan terobosan dengan memasang sejumlah barcode pada dinding candi yang berada di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.

Baca Juga: [FOTO] Keindahan Kawah Sileri di Dataran Tinggi Dieng, Sudah Kesana?

1. Wisatawan tinggal menempelkan handphone pada barcode untuk mengetahui data candi

Tempelkan HP ke Barcode, Kamu Langsung Tahu Sejarah Candi di DiengIDN Times/istimewa

Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dieng, Aryadi Darwanto, barcode yang dipasang bisa memudahkan para millennial yang berwisata di Dieng, menjadi lebih memahami sejarah panjang yang ada di lokasi tersebut. 

Wisatawan tinggal menempelkan scanner gawainya ke barcode supaya dapat membaca data sejarah yang termuat di dalamnya.

"Ini ke depannya akan jadi sarana edukasi yang gampang dipahami, tidak ribet, dengan adanya barcode akan memudahkan turis-turis yang datang ke Dieng untuk memperoleh informasi sejarah wisatanya," kata Aryadi, Rabu (19/6).

2. Barcode sudah terpasang di Candi Arjuna dan Museum Kaliasa

Tempelkan HP ke Barcode, Kamu Langsung Tahu Sejarah Candi di Diengcandi arjuna

Sejumlah barcode, kata dia, sementara ini baru dipasang di dinding delapan termasuk Candi Arjuna dan benda-benda arca dan patung di dalam Museum Kaliasa. Namun, ia memastikan nantinya semua barcode juga akan dipasang di candi-candi lainnya.

"Untuk saat ini barcode masih dipasang komplek Candi Arjuna dan Museum, nantinya tetntu akan dipasang di seluruh kawasan Dieng," ujar Aryadi.

3. Pemasangan barcode juga bertujuan menjaga eksistensi bangunan candi

Tempelkan HP ke Barcode, Kamu Langsung Tahu Sejarah Candi di Diengunsplash.com/alvaroserrano

Lebih lanjut, Aryadi berharap pemasangan barcode mampu mengembangkan literasi wisata kawasan Dieng. Pemasangan barcode dilakukan bertahap sesuai anggaran yang telah dikucurkan oleh pemerintah.

Selain itu, ia ingin agar pemasangan barcode dapat mencegah raibnya bangunan candi yang pernah terjadi pada masa lampau. Dia mengisahkan bahwa pemerintah kolonial Belanda tahun 1830 silam sempat mengambil reruntuhan bangunan candi yang ada di Dieng menjadi paving jalan raya. 

4. Sejarah hilangnya ratusan candi Dieng pada masa kolonial

Tempelkan HP ke Barcode, Kamu Langsung Tahu Sejarah Candi di DiengIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Pemasangan paving ini telah dilakukan oleh pemerintahan kolonial Belanda secara masif. Awalnya ada 117 candi, namun kemudian banyak yang runtuh dan sebagian hancur. Puing-puingnya kemudian diambil oleh pemerintah kolonial Belanda untuk dijadikan paving jalan.

"Data sekarang ini, candi yang hilang ada 108 candi,. Itu lkan jumlah yang banyak," kata Aryadi.

Lenyapnya ratusan candi di Dieng bahkan sempat diabadikan oleh Thomas Stamford Bingley Raffles yang kala itu menjadi Gubernur Hindia-Belanda. Pada 1814 silam, Raffles mengabadikan puing-puing empat candi terbesar yang hilang seperti Candi Nakula-Sadewa, Candi Prahu, Candi Parikesit dan Candi Nala Gareng yang telah berubah jadi bebatuan jalan paving.

"Candi yang hilang itu batu-batunya digunakan untuk membangun jalan raya sepanjang Dieng oleh Belanda," bebernya.

Pemerintah Belanda juga sempat menjual patung-patung dan prasasti yang ditemukan di reruntuhan candi. Tentara Belanda menjualnya sebagai buah tangan bagi warga Belanda yang sedang Plesiran di dataran tinggi Dieng.

Tak tanggung-tanggung, harga patung yang dijual sekitar 7 golden. Nominal itu setara dengan uang Rp 70 juta. Untuk prasastinya dijual 1 golden atau sekitar Rp 7 juta. "Beberapa prasasti dan patung dijual sebagai souvernir untuk orang Belanda yang datang kemari," jelas Aryadi.

Kini, jumlah candi yang tersisa di Dieng tinggal sembilan buah. Kesembilan candi yaitu Candi Arjuna, Srikandi, Gatotkaca, Bima, Semar, Dwarawati, Setyaki, Puntadewa, Sembadra. Jumlah ini, menurutnya semakin berkurang lantaran ada banyak candi yang runtuh di sepanjang Dieng Kulon hingga Dieng Wetan.

Baca Juga: 5 Wisata Dataran Tinggi Dieng yang Buat Kamu Susah Move On

Topik:

Berita Terkini Lainnya