TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jadi Peluang Bisnis! Kotoran Kelelawar Asal Jateng Laku Diekspor ke Taiwan

Guano atau tahi kelelawar laku dijual

Kelelawar yang ditangkap di hutan hujan tropis Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah. IDN Times/Dhana Kencana

Semarang, IDN Times - Orang akan mengenyitkan dahi ketika melihat tumpukan kotoran binatang. Selain menjijikan dan bau, kotoran binatang juga dianggap bisa menyebarkan penyakit. 

Namun jangan salah sangka, kotoran binatang ternyata bisa diekspor juga, lho. Balai Karantina Pertanian Semarang mengungkapkan kotoran binatang yang laku diekspor adalah jenis kotoran kelelawar yang kerap disebut guano. 

Baca Juga: Kepengin Usir Kelelawar, Santri Ponpes Darul Masryur Grobogan Kena Ledakan

1. Kotoran kelelawar laku dijual ke Taiwan

natgeojunior.nl

Berdasarkan pengakuan Subkoordinator Substansi Pengawasan dan Penindakan Balai Karantina Pertanian Semarang, drh Fitria Maria Ulfah, ada sejumlah eksportir dari Jawa Tengah yang kerap mengekspor kotoran kelelawar ke Taiwan. 

"Terakhir kali tahun 2022 kemarin ada eksportir wilayah kita yang mendapat orderan dari Taiwan. Kotoran kelelawar yang sudah dikeringkan diekspor ke buyernya yang ada di Taiwan," ujar Fitri kepada IDN Times, Selasa (11/7/2023). 

2. Diekspor dalam bentuk pupuk

Ilustrasi Pupuk Kompos/Sajadah.co

Kendati tak bisa merinci seberapa banyak yang diekspor ke Taiwan, akan tetapi Fitri berkata kotoran kelelawar menjadi salah satu komoditas yang diincar beberapa pabrik Taiwan. 

"Biasanya yang dikirim ke Taiwan itu sudah dalam bentuk pupuk. Begitu sampai di sana, kotoran kelelawar atau guano ini diolah lagi untuk bahan kebutuhan produk pertanian," akunya. 

3. Daging ular juga laris manis

ilustrasi daging ular (realtree.com)

Selain kotoran kelelawar, komoditas unik lainnya yang laku di pasar ekspor yaitu daging ular dan tokek kering. Menurut Fitri, daging ular dan tokek kering sampai sekarang digemari masyarakat China untuk dijadikan bahan baku kosmetik dan obat-obatan herbal. 

"Untuk daging ular, tokek kering masih sering dikirim ke luar negeri," tambahnya.

Pihaknya mencatat Jawa Tengah memiliki 200-316 perusahaan berbasis ekspor. Para eksportir melayani pesanan dari 65 negara tujuan. 

4. Ekspor produk pertanian naik selama triwulan I

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, Turhadi Noerachman. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Kepala Balai Karantina Pertanian Semarang, Turhadi Noerachman mengaku secara keseluruhan aktivitas ekspor produk pertanian dan non pertanian melonjak selama Triwulan I 2023. Jumlah eksportirnya juga meningkat 13 persen. 

"Diversifikasi pangan juga meningkat. Negara tujuannya juga meningkat. Nilai barangnya naik, frekuensi pengiriman barangnya naik 103 persen. Terutama produk perkebunan volume ekspornya naik 40 persen, tanaman pangan juga demikian," jelasnya. 

Baca Juga: Jadi Bahan Obat, Daging Ular dan Tokek Kering asal Jateng Diekspor ke Hongkong 

Berita Terkini Lainnya