TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Mitos Kolesterol yang Sering Kamu Percaya, Ini Faktanya!

Temukan fakta seputar kolesterol yang sering salah kaprah.

ilustrasi cek darah (unsplash.com/Hush Naidoo Jade Photography)

Intinya Sih...

  • Kolesterol bukan musuh, tapi penting bagi tubuh
  • Keseimbangan kolesterol dipengaruhi oleh makanan, genetik, dan gaya hidup
  • Kolesterol tinggi tidak selalu menimbulkan gejala, jenis lemak yang dikonsumsi lebih berpengaruh

Kolesterol sering kali menjadi topik yang membingungkan bagi banyak orang. Banyak yang telah mendengar berbagai mitos yang berkaitan dengan kolesterol, yang sayangnya, tidak semuanya benar. Mitos-mitos ini bisa membuatmu salah kaprah tentang bagaimana seharusnya menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Artikel ini akan membahas lima mitos umum tentang kolesterol dan fakta di baliknya, sehingga kamu dapat lebih memahami bagaimana cara menjaga kesehatan dengan lebih baik. Yuk, simak baik-baik, ya.

1. Semua kolesterol itu buruk

Mungkin kamu sering mendengar bahwa kolesterol itu buruk dan harus dihindari sebisa mungkin. Namun, kenyataannya tidak semua kolesterol buruk, lho.

Kolesterol sebenarnya adalah komponen penting dalam tubuh kamu. Menurut Dr. Robert Greenfield, seorang ahli jantung, ahli lipidologi, dan dokter spesialis penyakit dalam bersertifikat di MemorialCare Heart & Vascular Institute di Orange Coast Medical Center di California, kolesterol bukanlah musuh yang harus dijauhi sepenuhnya. “Kolesterol tidak buruk. Ia adalah 'bystander' yang tidak bersalah yang disalahgunakan dalam gaya hidup modern kita,” ujarnya. Perlu diketahui, tubuhmu membutuhkan kolesterol untuk membentuk dinding sel, memproduksi hormon, dan vitamin D.

Ada dua jenis utama kolesterol, yakni LDL (low-density lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol jahat, dan HDL (high-density lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol baik. LDL dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri jika kadarnya terlalu tinggi, sedangkan HDL membantu menghilangkan kolesterol dari tubuh dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

2. Berat badan sehat berarti kadar kolesterol rendah

Ini adalah salah satu mitos yang banyak dipercaya. Kamu mungkin berpikir bahwa memiliki berat badan ideal otomatis berarti kadar kolesterolmu juga rendah. Sayangnya, ini tidak sepenuhnya benar.

Menurut Dr. Greenfield, "Keseimbangan kolesterol lebih merupakan fungsi dari apa yang kamu makan dan juga faktor genetik." Bahkan jika kamu memiliki berat badan yang sehat, kolesterolmu tetap bisa tinggi jika ada faktor genetik atau pola makan yang kurang baik. Selain itu, faktor lain seperti kurang olahraga, merokok, atau konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat memengaruhi kadar kolesterol.

Baca Juga: 5 Manfaat Luar Biasa Posisi Legs Up The Wall untuk Kesehatan

3. Kolesterol tinggi selalu menunjukkan gejala

Mitos ini bisa sangat berbahaya, lho. Banyak orang percaya bahwa jika mereka memiliki kolesterol tinggi, mereka pasti akan merasakan gejalanya.

Padahal, menurut Dr. Edo Paz, seorang ahli jantung dan wakil presiden bidang medis di K Health, “Dalam banyak kasus, kolesterol tinggi tidak akan menyebabkan gejala apapun. Itulah mengapa disarankan untuk melakukan tes darah secara berkala untuk memeriksa kadar kolesterol.” Kolesterol tinggi sering kali dikenal sebagai ‘silent killer’ karena bisa berkembang tanpa gejala dan baru menunjukkan tanda-tanda serius seperti serangan jantung atau stroke ketika sudah terlambat.

4. Makan makanan tinggi kolesterol akan meningkatkan kadar kolesterolmu

Kamu mungkin berpikir bahwa mengonsumsi makanan yang tinggi kolesterol akan langsung menaikkan kadar kolesterolmu. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu.

Menurut Dr. Alexandra Lajoie, seorang ahli jantung noninvasif di Providence Saint John’s Health Center di Santa Monica, CA, yang lebih memengaruhi kadar kolesterol adalah jenis lemak yang kamu konsumsi, bukan kolesterol dalam makanan itu sendiri. “Mengonsumsi lemak jenuh dan lemak trans yang banyaklah yang akan meningkatkan kolesterolmu,” jelasnya.

Banyak makanan tinggi kolesterol juga mengandung lemak jenuh, seperti daging merah dan produk susu. Jadi, jika kamu ingin menurunkan kolesterol, fokuslah pada pengurangan konsumsi lemak jenuh dan trans daripada hanya menghindari makanan berkolesterol tinggi.

Verified Writer

S U S A N T I .

Ibu rumah tangga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya