TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Kesultanan Kerajaan Demak, Terbesar di Indonesia, Jatuh 1554

Penyebab konflik Kerajaan Demak adalah murid Sunan Kudus

ilustrasi wisata Demak (Dok. Dinas Pariwisata Jateng)

Demak merupakan kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki sejarah penyebaran Islam yang panjang. Di daerah tersebut, berdiri salah satu kerajaan Islam terbesar di Indonesia.

Kerajaan Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam di Jawa yang didirikan pada akhir abad ke-15 di Demak. Sebelum menjadi wilayah secara mandiri, Demak merupakan kadipaten yang tunduk terhadap Majapahit.

Semasa hubungan yang merenggang dan adanya kemunduran pada Majapahit, akhirnya Demak melepaskan diri pada perempat akhir abad ke-15. Sejarah mengenai Kasultanan Demak menarik untuk diikuti. IDN Times memberikan penjelasan lengkapnya berikut ini.

Baca Juga: 10 Oleh-Oleh Khas Demak, Cocok Untuk Jadi Buah Tangan Kamu

1. Sejarah berdirinya Kesultanan Demak

instagram/wisatajateng

Menurut cerita rakyat, kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah bersama seorang putri raja dari Tiongkok. Raden Patah merupakan putra raja Majapahit yang terakhir. Setelah berguru kepada Sunan Ampel, Raden Patah menjadi menantu. Usai jatuhnya Majapahit, Walisongo kemudian menempatkan Raden Patah sebuah pemerintahan dan gelar Panembahan Jimbun.

Pada waktu itu, Raden Patah memiliki menantu bernama Pati Unus. Di kala Demak di bawah kepemimipinan Pati Unus, Demak adalah Demak yang berwawasan nusantara. Pati Unus memiliki visi besar untuk menjadikan Demak sebagai kerajaan maritim yang besar. Kedatangan Portugis di Malaka menjadi ancaman bagi Demak. Dan pada saat itu, Pati Unus beberapa kali mengirimkan armada laut untuk menyerang Portugis di Malaka.

2. Kerajaan Demak mengalami kemunduran

fokussatu.com
Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Penyebaran agama Islam yang dilakukan Kerajaan Demak semakin luas. Pada masa kepemimpinan Trenggana, adik Pati Unus, Islam semakin luas di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Setelah itu, Demak memulai menyebarkan kekuasaannya di daerah-daerah lain Jawa seperti berhasil merebut Sunda Kelapa dari kerajaan Pajajaran dan menghalau Portugis mendarat di sana.

Jasa Trenggana dalam menguasai daerah kekuasaan Pajajaran dan wilayah bekas Majapahit sangat luar biasa dan dikenang. Dari kepemimpinan Trenggana, Islam menyebar sangat luas. Dan pengaruhnya sangat besar di seluruh wilayah Jawa.

Kemunduran kerajaan Demak terbilang tragis. Pasalnya ada perselisihan di dalam keluarga kerajaan. Ada persaingan yang ketat antara Pangeran Surowiyoto dan Sunan Prawoto (Putra Trenggana). Pangeran Surowiyoto dibunuh Sunan Prawoto. Dan semenjak Trenggana meninggal, Sunan Prawoto menjadi raja berikutnya. Singgasananya tidak langgeng. Ada balas dendam di keluarga kerajaan. Sunan Prawoto dan istrinya dibunuh oleh Rungkud, pengikut putra Pangeran Suryowiyoto yang bernama Pangeran Arya Penangsang.

Pangeran Arya Penangsang merupakan murid Sunan Kudus yang menyebabkan banyak konflik. Ia jugalah yang membunuh Pangeran Hadiri, penguasa Jepara. Hal inilah yang menyebabkan banyak adipati Demak tidak menyukai Adipati Arya Penangsang, termasuk Joko Tingkir menantu Trenggana.

Baca Juga: 4 Cerita Mistis di Demak, Ada Makam di Tengah Jalan, Mencekam! 

Berita Terkini Lainnya