TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Gunung Talang, Markasnya Para Pendekar Kini Jadi Arena Judi

Hutan kota di Semarang yang kurang terawat 

Seorang warga saat menengok bekas bangunan padepokan Gunung Talang Semarang. Fariz Fardianto/IDN Times

Semarang, IDN Times - Terletak di pusat kota Semarang, sebuah hutan belantara tampak disesaki pemukiman padat penduduk. Dengan lokasi jalanan yang berliku, areal hutan yang dikenal sebagai Gunung Talang tersebut kondisinya tak terawat.

Tepat di pucuk gunung, sebuah bangunan nyaris roboh. Genteng-genteng berjatuhan. Akar pepohonan terlihat di lantai. Atap bangunannya pun telah lapuk. Kesan angker begitu terasa karena bangunannya dikelilingi jurang dan banyak kuburan. Ditambah lagi dindingnya yang telah kusam. Bila dilihat sekilas, bangunan itu seperti sebuah padepokan. 

Dan benar adanya. Warga sekitar Gunung Talang sejak puluhan tahun mengenal bangunan itu sebagai lokasi padepokan silat di Semarang.

Baca Juga: Kemendikbud Ajak Masyarakat Indonesia Lestarikan Budaya Pencak Silat

1. Gunung Talang awalnya jadi tempat latihan silat para jawara

Gang masuk Gunung Talang Semarang terlihat dari pinggir jalan. Fariz Fardianto/IDN Times

Suminah Dwiastuti, seorang kuncen Gunung Talang mengatakan terakhir kali pandepokan tersebut dipakai para jawara untuk berlatih silat pada 1997 silam. 

Ia mengingat saat itu kondisi Gunung Talang begitu riuh. Orang-orang yang hendak belajar silat berdatangan ke lokasi padepokan. 

"Itu padepokannya sudah ada sejak tahun 1974. Saya sejak kecil tinggal di sini tahu kalau padepokannya sering dipakai buat latihan silat. Dulunya kan anggotanya banyak banget. Jago-jago silat semua," kata warga RT 04/RW 09, Kampung Gunung Talang, Kelurahan Bendan Duwur tersebut kepada IDN Times, belum lama ini. 

2. Bangunan padepokan Gunung Talang hancur setelah ditinggalkan penghuninya

pixabay

Suminah berkata entah apa sebabnya satu persatu anggota perguruan silat memilih hengkang dari Gunung Talang. Ia menduga hal itu terjadi karena lambat laun banyak warga yang bermukim di dekat situ. 

Terakhir kali, ia sendiri mendapati bangunan padepokan nyaris hancur diterjang angin kencang dan hujan lebat. 

"Pas anggota silatnya pergi, sampai sekarang gak pernah dipakai lagi. Malah seringnya pasangan muda mudi yang datang ke sana. Tidur berduaan sampai malam. Padahal saya tahunya disitu horor banget," ujarnya. 

Baca Juga: 5 Hutan Belantara Paling Menakjubkan di Dunia, Hutan Kalimantan Masuk

3. Bekas bangunan padepokan Gunung Talang berubah jadi arena judi togel

Pexels/Pixabay

Tak jarang, katanya ada yang nekat menyambangi padepokan Gunung Talang demi mencari nomor togel. "Kalau pas malam Jumat coba kemari aja. Pasti di atas padepokan banyak yang nyari togel. Sejak bangunannya mangkrak, memang tempat itu dijadikan lokasi judi togel," akunya. 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Selain itu, ada pula orang-orang yang bernyali tinggi menelusuri lokasi padepokan untuk berburu hal-hal mistis. Yang terbaru, Suminah kerap memergoki sekelompok anak muda yang mengabadikan suasana horor di padepokan Gunung Talang via tayangan YouTube. 

"Makanya zaman sekarang, banyak youtuber-youtuber yang datang ke Gunung Talang. Mereka niatnya uji nyali ke dalam padepokannya. Soalnya kan pernah ada warga yang kesurupan jin wanita penunggu padepokan. Dari situlah, kejadiannya mengundang orang tambah penasaran," bebernya. 

4. Gunung Talang sejak lama jadi hutan kota Semarang

Unsplash/Net Johnston

Sedangkan menurut informasi yang diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup (DOH) Kota Semarang, kawasan Gunung Talang sejatinya merupakan hutan kota yang sejak lama dikelola oleh Pemkot. 

Sapto Adi Sugihartono, Kepala DLH Kota Semarang bilang Gunung Talang jadi salah satu hutan kota bersama tiga lokasi lainnya yaitu Hutan Kota Krobokan, Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) dan juga Hutan Tinjomoyo Gajahmungkur. 

Ia pun menampik anggapan bahwa Gunung Talang saat ini tak terawat. "Masih kita rawat kok. Cuma kita terbatas di penggunaan anggarannya. Kan gak gampang mengelola sebuah hutan kota," kata Sapto kepada IDN Times secara terpisah. 

5. DLH: Kita pasangi vertiver agar Gunung Talang tidak longsor

Seorang pengendara saat melintas di delayed vertiver yang tumbuh di Gunung Talang. Fariz Fardianto/IDN Times

Eksistensi hutan kota di Semarang saat ini terancam karena terkena dampak perubahan iklim yang sangat cepat. Sapto mengungkapkan, di Gunung Talang dirinya sudah menanam vertiver untuk mencegah tanah longsor. 

"Kita pasangi tanaman vertiver sepanjang 400 meter. Gak banyak sih tapi paling gak itu bisa mencegah longsor dan memperkuat kontur tanah. Karena Gunung Talang kondisinya rawan longsor," akunya. 

Baca Juga: Muncul Klaster Baru di Semarang dari Perusahaan, Ratusan Kasus!

Berita Terkini Lainnya