TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rawan Diselewengkan, Millennial Diminta Laporkan Korupsi di 3 Sektor Ini

Mahasiswa harus berani laporkan dugaan korupsi

Ilustrasi gedung Merah Putih KPK (www.instagram.com/@official.kpk)

Semarang, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendorong para Millennial untuk terlibat aktif melakukan pencegahan tindak pidana korupsi yang berkembang di tengah masyarakat.

Deputi Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan mengungkapkan keberanian generasi Millennial saat ini sangat diperlukan supaya dapat mengedukasi masyarakat luas mengenai pentingnya mengantisipasi korupsi di berbagai sektor publik.

"Anak-anak muda yang sekarang menjadi mahasiswa sebisa mungkin ikut andil mencegah korupsi. Dengan melibatkan anak muda, maka gerakan pemberantasan korupsi menjadi lebih efektif dan jadi efek jera bagi para pelakunya," kata Pahala, tatkala menggelar diskusi daring memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia yang digelar oleh Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Kamis (3/12/2020).

Baca Juga: COVID-19 Jateng Tinggi, Luhut ke Ganjar: Perbanyak Fasilitas Isolasi

1. Para Millennial harus berani laporkan dugaan korupsi di pasar dan proyek irigasi

ilustrasi pasar tradisional. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Ia menyatakan peran serta para Millennial bisa ditunjukan dengan mengamati proyek-proyek pembangunan yang rentan disalahgunakan. Pahala menyebut kerawanan korupsi saat ini muncul di proyek pembangunan pasar tradisional, pembuatan saluran irigasi atau gorong-gorong serta kegiatan penyaluran dana BOS.

Di sektor pasar tradisional, lanjutnya mahasiswa bisa mengamati bestek dan setiap sudut pembangunan pasar yang dianggap kurang tepat. 

"Mahasiswa harus mulai mengasah instingnya, mesti kritis menyoroti pembangunan di daerahnya. Kalau menemukan pembangunan pasar, ya bisa dilihat kenapa lapaknya dibuat kecil-kecil, apakah sesuai dengan kondisi para pedagang," ujarnya.

"Misalnya kalau lihat selokan yang baru dibikin, bisa dicermati apa lebarnya lebih sempit. Atau kondisinya lebih pendek dari jalan raya. Dana BOS juga bisa. Untuk dana desa juga bisa dilihat perkembangannya kayak apa, yang sudah bagus bisa diapresiasi," tambahnya.

2. KPK sediakan platform khusus untuk akomodir temuan dari para Millennial

Ilustrasi gedung KPK (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Pihaknya menyampaikan setiap temuan dari mahasiswa nantinya bisa dikumpulkan dalam sebuah data untuk selanjutnya dilaporkan kepada KPK. Pihaknya kini menyediakan website resmi bernama Jaga.id sebagai platform resmi untuk menyampaikan laporan kepada KPK.

"Anak-anak muda mesti mulai belajar apa yang mereka temukan bisa disampaikan melalui jalur yang resmi. Ini cara kita mengedukasi publik supaya berani melawan sekaligus mencegah tindak pidana korupsi," ujar Pahala.

3. Rektor Udinus sebut teknologi bisa dipakai untuk cegah korupsi

Sesi webinar Hari Anti Korupsi yang digelar Udinus. Dok Humas Udinus

Sementara itu, Rektor Udinus, Prof Edi Noersasongko menyatakan pemanfaatan teknologi menjadi satu cara untuk mencegahan korupsi di Indonesia. 

Menurutnya jejak digital juga menjadi alat untuk penindakan-penindakan kasus korupsi di negara ini. Ia bilang upaya mengurangi tindakan korupsi bisa dikerjakan dari hal-hal kecil, seperti tidak mencontek saat ujian berlangsung.

"Jadi jangan melakukan korupsi, karena tindakan itu sangat merugikan banyak orang, dan tentunya akan membuat malu diri sendiri dan keluarga. Di era teknologi ini, kita tak terlepas oleh jejak digital," tuturnya dalam keterangan yang didapat IDN Times.

Baca Juga: Penambahan COVID-19 Jateng Tertinggi di Indonesia, Ini Komentar Ganjar

Berita Terkini Lainnya