TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bikin Kuliner Kaki Lima Semarang Jadi Viral, Kreator Banjir Cuan

Belum terlambat buat millennial untuk jadi kreator konten

Kreator konten kuliner dan pemilik akun Instagram @kakilimasemarang, Eko Deskurniawan sedang mengulas makanan. (Instagram/@kakilimasemarang)

‘’Gokil makan disini murah banget, guys! Murahnya ngalahin warteg lho. Kali ini aku mau ajak kalian mampir ke resto baru namanya Gepak Family Resto. Bayangin aja kalian bisa cobain semua menu buffet yang ini cuma 20 ribuan doang, lho!’’

Kalimat pembuka itu dituturkan Eko Deskurniawan di sebuah video berdurasi 60 detik. Kreator konten kuliner itu sedang mengulas tempat makan baru di Kota Semarang.

Baca Juga: Solo Murup, Gerakan Millennial Bantu Pasien COVID-19 Isoman, Keren!

1. Berawal dari pengalaman menjadi mahasiswa yang butuh makan murah dan enak

Halaman akun Instagram @kakilimasemarang. (Instagram/@kakilimasemarang)

Aktivitas mengulas makanan dan tempat makan yang sedang hits itu sudah dijalani lima tahun belakangan oleh lelaki berusia 28 tahun itu. Semua berawal dari pengalamannya menjadi anak kos yang ingin mencari makanan yang enak dan murah. Kemudian, dibagikan ke netizen melalui akun Instagram @kakilimasemarang. Ternyata, jalan tersebut malah mengantarnya menjadi kreator konten dan meraup cuan.‘

’Kisah awal merintis nggak sengaja karena pada tahun 2011 pindah dari Kudus dan tinggal di Semarang untuk kuliah. Saat itu sedang ramai-ramainya orang bikin konten di Instagram. Saya pun ikut-ikut membuat konten di media sosial itu. Saya memilih konten kuliner dengan mengunggah foto-foto makanan beserta informasi,’’ tuturnya kepada IDN Times, Jumat (26/11/2021).

Alasan menjadi anak kos, Eko pun berburu mencari kuliner yang murah dengan porsi banyak di area Semarang sebagai konten yang diunggah ke media sosial. Hingga akhirnya ia serius membuat konten di akun @kakilimasemarang sejak tahun 2016.

‘’Ya, walaupun yang lain sudah mulai sejak tahun 2014, tidak ada kata terlambat kok kalau kita bisa punya konten yang berbeda,’’ ujarnya.

2. Terus berinovasi meski dengan alat seadanya

Kreator konten kuliner dan pemilik akun Instagram @kakilimasemarang, Eko Deskurniawan sedang mengulas makanan. (Instagram/@kakilimasemarang)

Eko pun memilih kuliner yang menurut dia selalu up to date sehingga bisa menjadi bahan konten. Konten makanan kaki lima yang unik, menarik, nikmat dengan harga yang terjangkau dijadikannya sebagai pembeda dengan akun kuliner lain. Lambat laun konten berisi informasi makanan yang merakyat itu berhasil mencuri perhatian netizen dan mendulang jumlah pengikut. Kini follower akun @kakilimasemarang itu sudah mencapai 210 ribu.

‘’Tapi untuk meraih 210 ribu pengikut itu juga tidak mudah. Saya harus terus berkreasi dan berinovasi, selain mengunggah foto saya juga mulai membuat video. Ternyata dengan membuat video mengulas makanan followers jadi cepet banget bertambah. Mungkin karena visualisasinya dapat dan lebih komunikatif juga dalam menyampaikan informasi, sehingga bisa menarik perhatian netizen,’’ jelas kreator konten yang juga berprofesi sebagai dokter umum itu.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Penggunaan alat dari yang semula seadanya kini pun berkembang dengan memanfaatkan kamera dan peralatan yang lebih mumpuni. Namun kata Eko, jika milenial ingin memulai menjadi kreator konten justru peralatan pembuat konten ini tidak menjadi nomor satu.

‘’Dulu waktu awal memulai buat konten karena masih kuliah dan belum punya penghasilan saya juga pakai alat seadanya, cuma handphone biasa dan bukan smartphone. Dulu saya menganggap kualitas gambar tidak begitu penting, karena yang tidak kalah penting adalah informasinya. Namun, sekarang karena sudah mulai cuan saya juga meningkatkan kualitas konten dengan menggunakan kamera pro hingga pakai mic biar kalau ngomong nggak banyak noise,’’ jelas lelaki kelahiran Lhokseumawe, 3 Desember 1993 itu.

3. Meraup cuan dari Instagram

Halaman akun Instagram @kakilimasemarang. (Instagram/@kakilimasemarang)

Dalam proses kreasi itu Eko hanya memakai saluran media sosial Instagram. Sehingga cuan yang mengalir tidak dari adsense melainkan dari sponsor, iklan, endorsement. Bagi pelaku usaha kuliner yang berminat dipromosikan di Kaki Lima Semarang ada tarif tertentu. Kini pendapatan Eko bisa mencapai belasan sampai puluhan juta rupiah per bulan.

Seiring berjalannya waktu, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung Semarang itu pun tidak menggarap akun kuliner Kaki Lima Semarang sendiri. Ia sudah memiliki tim terdiri atas empat orang mulai dari yang bertugas sebagai videografer dan fotografer hingga editor dan admin.

‘’Kami sudah punya tim dari dua tahun lalu. Setiap hari kami bisa menghasilkan 2--3 konten kuliner untuk diposting di Instagram. Namun, jika tidak ada endorsement atau iklan kami juga inisiatif membuat konten pribadi tanpa sponsor dengan mendatangi pedagang kuliner kaki lima atau ke UMKM untuk dijadikan konten,’’ katanya.

Baca Juga: Kiprah Kesemat, Para Milenial Perawat Mangrove di Pesisir Pantura Jawa

Berita Terkini Lainnya