TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tata Cara Puasa Syawal Sesuai Sunah Lengkap dengan Bacaan Niatnya 

Puasa 6 hari setara dengan puasa 1 tahun

Freepick/rawpixel.com

Ketika bulan Ramadan sudah usai, ada 1 bulan setelahnya yaitu bulan Syawal. Di bulan syawal ini biasanya banyak pertanyaan mengenai amalan ibadah sunah yang ditanyakan umat islam, dan yang paling banyak ditanyakan adalah mengenai puasa syawal.

Puasa syawal ini hukumnya sunah, artinya Anda akan mendapatkan pahala besar jika menjalankannya. Namun Anda tidak akan berdosa jika tidak mengerjakannya.

Puasa ini dikerjakan selama enam hari di bulan Syawal. Pengerjaannya bisa dilakukan secara acak atau tidak berurutan selama 6 hari penuh.

Dari Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang melakukan puasa Ramadan lantas ia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa setahun.” (HR. Muslim, no. 1164)

Imam Ibrahim Al-Baijuri rahimahullah memberikan alasan kenapa sampai puasa enam hari Syawal mendapatkan pahala puasa setahun, “Karena puasa satu bulan Ramadan sama dengan berpuasa selama sepuluh bulan. Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal, itu sama dengan puasa selama dua bulan. Sehingga totalnya adalah berpuasa selama setahun seperti puasa fardhu. Jika tidak, maka tidak ada kekhususan untuk hal itu. Karena ingat satu kebaikan diberi ganjaran dengan sepuluh kebaikan yang semisal.”

Lantas, seperti apa tata cara pelaksanaan puasa syawal yang sesuai sunnah?

Baca Juga: Yuk Kenali 9 Makna Isian Gunungan Grebeg Syawal Keraton Solo

1. Puasa Syawal dilakukan selama enam hari

Freepick/rawpixel.com

Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa puasa Syawal itu dilakukan selama enam hari.

Lafazh hadits di atas adalah: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).

Dari hadits tersebut, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, “Yang disunnahkan adalah berpuasa enam hari di bulan Syawal.” (Syarhul Mumti’, 6: 464).

2. Lebih utama dilaksanakan sehari setelah Idul Fitri

Freepick/rawpixel.com

Namun tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal. Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata.

“Para fuqoha berkata bahwa yang lebih utama, enam hari di atas dilakukan setelah Idul Fithri (1 Syawal) secara langsung. Ini menunjukkan bersegera dalam melakukan kebaikan.” (Syarhul Mumti’, 6: 465).

3. Lebih utama dilakukan secara berurutan

Freepick/rawpixel.com

Tetapi tidak mengapa jika dilakukan tidak berurutan. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga berkata, “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan.”

4. Usahakan untuk menunaikan Qadha puasa terlebih dahulu

Freepick/jcomp

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).

Baca Juga: Puasa Syawal dan Puasa Senin Kamis Digabung, Apakah Boleh?

Writer

Arif Rahmanto

Berkarya melalui tulisan adalah salah satu cara mengabadikan moment untuk membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya