Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Sering gak, sih, kucingmu menyisakan makanannya? Padahal tinggal satu suapan, tiba-tiba ia berhenti makan. Lalu, kira-kira dua jam kemudian ia datang lagi untuk memakan kembali makanan sisa itu. Kadang dimakan, kadang meminta makanan yang baru. Terdengar sangat familiar, ya?
Perilaku kucing yang sering menyisakan makanannya ternyata tidak selalu berarti ia picky eater, Iho. Ternyata perilaku ini berhubungan dengan insting alaminya. Ingin tahu apa saja alasan dibalik perilaku itu? Yuk, simak artikel berikut.
1. Insting alami menyimpan stok makanan
Saat kucing sudah mulai merasa kenyang, ia akan menyisakan makanannya. Naluri bertahan hidupnya mengatakan untuk menyimpan sisa makanannya itu untuk nanti. la berpikir untuk memakannya kembali lagi saat ia lapar. Namun, permasalahannya adalah ketika ia kembali lagi untuk makan, ia sudah tidak menyukai lagi makanan sisa itu. Kok bisa? Sebab, berbeda dengan hewan liar, kucing rumahan menyukaï makanan yang lebih fresh dibanding yang sudah terpapar udara cukup lama. Jadi sisanya terbuang, deh!
2. Porsinya terlalu banyak
Tahukah kamu? Kucing lebih menyukai makan dengan porsi kecil dan sering, ketimbang porsi banyak namun hanya 3 kali sehari. Rata-rata seekor kucing makan 15 kali dalam sehari termasuk makanan utama dan cemilan. Fakta ini mengacu pada nenek moyang kucing, yaitu kucing liar Afrika. Kucing liar Afrika biasanya memakan hewan hasil buruannya sebanyak 7-20 kali sehari.
Jadi, lebih baik kamu siapkan porsi makan yang kecil atau pas saja untuk anabul, jangan berlebihan. Kamu bisa mengombinasikan makanan basah dengan makanan kering sesuai dengan diet anabul kesayanganmu. Setiap kucing dengan peranakan, ukuran, dan berat badan yang berbeda memiliki standar porsinya masing-masing. Kalau masih bingung, kamu bisa memakai kalkulator porsi makan kucing di internet.
Baca Juga: Studi Buktikan Beberapa Orang Bisa Baca Pikiran Kucing! Ini 5 Faktanya
3. Tidak suka jika kumisnya menyentuh mangkuk
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Kumis kucing kaya akan saraf dan sel sensorik. Karenanya, kumis dan area sekitarnya sangat sensitif. Bahkan saking sensitifnya, kucing dapat merasakan pergerakan udara melalui kumisnya. Kucing juga menggunakan kumis sebagai indikator apakah ia muat dalam suatu tempat atau tidak. Jika kumisnya tidak tertekan, maka ia akan berkesimpulan ia muat di tempat tersebut.
Ketika makanan di dalam mangkuk kucing hampir habis, ia terpaksa mengorek sisa makanan di dalam mangkuk termasuk yang berada di tepiannya. Bayangkan, dengan sensitifitas pada kumisnya itu, anabul pasti merasa sangat tidak nyaman. Akan sangat menyakitkan jika kumisnya terus menerus bergesekan dengan dinding mangkuk. Akhirnya ia tidak betah untuk terus menerus mengorek tepian mangkuk dan berhenti makan. Oleh karena itu, pilihlah mangkuk makan yang lebar dan dangkal yang lebih disukai anabul.
4. Bosan dengan makanan yang itu-itu saja
Kucing rumahan dengan keistimewaan tersendiri tentu memiliki mental yang berbeda dengan kucing liar. Kucing liar terbiasa makan apa yang ada. Namun, tidak demikian dengan kucing rumahan. la merasa memiliki opsi untuk mendapatkan makanan yang lain jika ia tidak menyukai makanan yang disajikan. Yah, tidak bisa disalahkan juga, sih. Biar bagaimanapun mereka memang hidup untuk dimanjakan. Salah satu cara untuk meminimalisir sisa dan penolakan makanan adalah dengan memberikan variasi makanan yang bebeda-beda.